------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 04 Oktober 2025
Dampak Ekonomi
MotoGP Mandalika: Analisis Transformasi dan Proyeksi 2025
Catatan Agus K Saputra
Penyelenggaraan MotoGP Mandalika sejak
pertama kali digelar telah menjadi salah satu titik balik penting dalam
pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di Nusa Tenggara Barat (NTB). Event
olahraga kelas dunia ini tidak hanya menghadirkan sensasi adrenalin bagi para
pecinta balap motor, tetapi juga memicu perputaran ekonomi yang sangat
signifikan.
Tahun 2025 diproyeksikan memberikan dampak
ekonomi hingga Rp4,8 triliun. Angka ini tidak hanya mencerminkan nilai
transaksi selama berlangsungnya event, tetapi juga akumulasi dari berbagai
dampak langsung dan tidak langsung yang meluas ke seluruh lapisan masyarakat.
Deputi Bidang Pengembangan Industri
Olahraga, Raden Isnanta, menegaskan bahwa MotoGP Mandalika telah menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar, meningkatkan kinerja UMKM hingga 30–50 persen
per tahun, serta mendongkrak kunjungan wisatawan nasional hingga 51 persen.
“Bahkan, keterlibatan masyarakat lokal
dalam penyelenggaraan event mencapai 70 persen, yang menunjukkan betapa eratnya
hubungan antara masyarakat dengan keberlangsungan acara ini,” ujarnya.
Dengan berbekal pengalaman penyelenggaraan
MotoGP periode 2022–2024, NTB kini berada pada fase akselerasi menuju
transformasi ekonomi yang lebih mendalam. Analisis yang disampaikan oleh Ir.
Giri Arnawa MM, Anggota Tim Percepatan Gubernur NTB, menunjukkan bahwa event
ini bukan lagi sekadar pesta olahraga tahunan, melainkan sebuah katalis
pembangunan jangka panjang.
Transformasi Ekonomi 2022–2024: Dari
Economic Shock ke Economic Foundation
Fase awal penyelenggaraan MotoGP di
Mandalika pada 2022 membawa “economic shock” yang luar biasa. Lonjakan
wisatawan, kebutuhan akomodasi, dan tingginya permintaan terhadap produk serta
jasa lokal membuat roda ekonomi berputar dengan cepat.
Namun, dampak awal tersebut tidak berhenti
hanya pada keuntungan sesaat. Dalam periode 2022–2024, NTB berhasil meletakkan
fondasi penting dalam empat bidang transformasi.
(1).
Transformasi Digital UMKM. Lonjakan adopsi QRIS pada tahun 2023 menjadi tonggak
penting bagi UMKM di NTB. Para pelaku usaha yang sebelumnya bergantung pada
transaksi tunai kini masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital. Proses ini tidak
hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga memperluas akses pasar dan
meningkatkan kepercayaan konsumen.
UMKM yang sudah masuk ke ekosistem digital
lebih mudah terhubung dengan jaringan perbankan, memperoleh akses permodalan,
serta berpeluang melakukan ekspansi ke pasar nasional dan internasional.
(2). Transformasi Infrastruktur dan
Konektivitas. Bandara Internasional Lombok (BIL) dan jaringan transportasi
darat sempat menghadapi tekanan besar akibat lonjakan pengunjung. Namun,
kondisi tersebut mendorong adanya peningkatan kapasitas secara permanen.
Perbaikan fasilitas bandara, pembangunan
jalan baru, serta penguatan konektivitas antarwilayah kini menjadi warisan
nyata yang tidak hanya bermanfaat bagi event MotoGP, tetapi juga mendukung
mobilitas masyarakat lokal dan sektor pariwisata pada umumnya.
(3). Transformasi SDM Lokal. Pada awalnya,
tenaga kerja lokal sempat mengalami kesulitan dalam menghadapi standar layanan
internasional. Namun, seiring waktu, mereka berkembang menjadi tenaga
profesional yang terampil.
Peningkatan kapasitas ini tidak hanya
bermanfaat bagi penyelenggaraan MotoGP, tetapi juga berdampak pada industri
pariwisata dan perhotelan secara menyeluruh. SDM lokal yang terlatih kini lebih
percaya diri bersaing di tingkat global.
(4). Transformasi Pasar dan Branding. Nama
Mandalika dan Lombok kini telah tercatat dalam peta olahraga internasional.
Brand awareness ini menjadi aset intangible yang sangat berharga. Posisi
Mandalika sebagai destinasi olahraga dunia mendorong peningkatan investasi
jangka panjang, baik dalam bidang pariwisata, perhotelan, maupun sektor
pendukung lainnya.
Dengan demikian, periode 2022–2024 bukan
hanya sekadar fase penyelenggaraan event, melainkan proses pembentukan fondasi
ekonomi yang kokoh bagi NTB.
Proyeksi 2025: Akselerasi dan Kedalaman
Dampak
Memasuki 2025, tantangan utama
penyelenggaraan MotoGP di Mandalika bukan lagi pada bagaimana menjalankan
event, melainkan bagaimana memaksimalkan dampak ekonominya agar lebih
berkelanjutan. Berdasarkan analisis Giri Arnawa, terdapat beberapa proyeksi penting
yang patut dicermati.
(1). Kuantitas Dampak Ekonomi. Nilai total
dampak ekonomi diperkirakan akan stabil atau tumbuh moderat. Hal ini disebabkan
oleh basis perhitungan yang sudah lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Artinya, walaupun pertumbuhan nominal tidak melonjak drastis, kualitas
dampaknya akan semakin dalam, terutama dalam bentuk investasi jangka panjang.
(2). Retensi Investasi. Hotel-hotel baru
yang mulai dibangun setelah tahun 2022 diproyeksikan beroperasi penuh pada
2025. Kehadiran fasilitas akomodasi baru ini bukan hanya memenuhi kebutuhan
wisatawan saat event berlangsung, tetapi juga menciptakan lapangan kerja
permanen bagi masyarakat lokal. Retensi investasi menjadi indikator bahwa
MotoGP berhasil mendorong iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan.
(3). Kematangan UMKM. UMKM di NTB
diperkirakan akan mencapai tingkat kematangan yang lebih tinggi. Jika
sebelumnya mereka hanya mengandalkan momentum event, kini UMKM mulai membangun
brand yang kuat, memiliki strategi pemasaran jangka panjang, bahkan berpotensi
melakukan ekspor. MotoGP menjadi batu loncatan bagi UMKM untuk menembus pasar
global.
(4). Pariwisata Berkelanjutan. Tantangan
terbesar adalah memastikan efek MotoGP tidak hanya berdampak pada hari-hari
penyelenggaraan event, tetapi juga pada periode shoulder season atau di luar
puncak musim kunjungan. Keberhasilan dalam meningkatkan jumlah wisatawan pada
bulan-bulan biasa akan menjadi ukuran sejati dari transformasi pariwisata NTB.
(5). Legacy SDM. SDM terampil yang lahir
dari penyelenggaraan MotoGP tidak hanya bermanfaat untuk event olahraga semata.
Mereka kini bisa terserap dalam industri pariwisata, perhotelan, hingga
event-event internasional lain di berbagai daerah. Dengan demikian, investasi dalam
pengembangan SDM memberikan efek berganda yang lebih luas.
“Penyelenggaraan MotoGP Mandalika sejak
2022 telah menjadi tonggak sejarah dalam pembangunan ekonomi NTB. Dari sekadar
event olahraga, ia telah bertransformasi menjadi katalis pembangunan yang
meliputi digitalisasi UMKM, peningkatan kapasitas infrastruktur, pengembangan
SDM, hingga pembentukan brand global Mandalika dan Lombok,“ simpul Giri Arnawa
dalam tulisannnya yang diunggah melalui laman Facebook pada 4 Oktober 2025.
Tahun 2025 menjadi fase akselerasi yang
menuntut perhatian lebih pada kedalaman dampak, bukan hanya nilai transaksi
sesaat. Retensi investasi, kematangan UMKM, keberlanjutan pariwisata, serta
legacy SDM merupakan pilar penting dalam memastikan efek MotoGP tidak berhenti
di sirkuit, tetapi terus mengalir ke seluruh sektor ekonomi NTB sepanjang
tahun.
MotoGP Mandalika adalah bukti bahwa
olahraga bisa menjadi pintu masuk bagi pembangunan ekonomi daerah. Tantangan ke
depan adalah menjaga agar warisan ini tetap hidup, memberikan manfaat
berkelanjutan, dan membawa NTB semakin kokoh di panggung ekonomi nasional
maupun internasional.
#Akuair-Ampenan, 04-10-2025
