![]() |
| Andi Hamsiah, menerima hadiah door prize paket umroh pada Dies Natalis ke-39 Universitas Bosowa , di Pelataran Kampus Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Ahad, 05 Oktober 2025. (ist) |
----
Senin, 06 Oktober 2025
Cerita Andi
Hamsiah Penerima Hadiah Umroh Dies Natalis Unibos Makassar
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Suasana penuh sukacita menyelimuti perayaan Dies Natalis ke-39 Universitas
Bosowa (Unibos), di Pelataran Kampus Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Ahad, 05
Oktober 2025. Sorak bahagia, tawa kebersamaan, dan lantunan doa syukur berpadu
di udara.
Di tengah keriuhan itu, nama Dr. Dra. Andi Hamsiah, S.Pd, disebut sebagai salah satu penerima door prize, yakni hadiah paket umroh. Beliau tersenyum haru, memeluk rasa syukur yang mengalir lembut di hati. Namun, siapa sangka, di balik hadiah sederhana itu, tersimpan kisah reflektif tentang kekuatan memberi dan misteri doa yang menembus langit.
“Alhamdulillah,” ujarnya lirih, “kita tidak pernah tahu, sumbangsih mana yang kita berikan kepada sesama makhluk, yang akhirnya tembus dan diijabah oleh Allah.”
Dengan suara lembut, Andi Hamsiah kemudian
berbagi sekelumit pengalaman yang baru saja dialaminya. Beberapa malam
sebelumnya, sepulang dari pertemuan dengan pengurus, ia melihat seorang
pemulung duduk sendiri di pinggir jalan, dalam temaram lampu malam yang redup.
“Saya sudah berjalan jauh,” tuturnya,
“tapi ada bisikan halus di dalam hati yang menyuruh saya untuk berbalik. Saya
putar arah, mendekatinya, lalu memberikan sedikit rezeki. Saya tidak sempat
melihat jelas wajahnya karena gelap, tapi hati saya terasa lapang.”
Ia berhenti sejenak, menarik napas, seolah
sedang memutar ulang momen itu dalam benaknya.
“Mungkin,” lanjutnya, “doa dari pemulung
itu yang menembus langit.”
Namun, kisahnya tidak berhenti di sana. Ia
juga mengenang pengalaman lain—tentang doa para orang tua mahasiswa yang
anaknya terancam drop out (DO) karena kendala ekonomi.
“Beberapa di antara mereka sempat saya
kunjungi langsung ke rumahnya,” ucapnya pelan. “Saya tahu mereka berjuang. Saya
tahu mereka berdoa. Dan mungkin, di antara doa-doa itu, ada yang menjadi sebab
datangnya keberkahan hari ini.”
Ia tersenyum, matanya sedikit
berkaca-kaca. “Bisa jadi juga,” lanjutnya sambil tertawa kecil, “doa dari
seekor kucing hamil yang mengikuti saya malam itu di Almas. Saat saya makan
malam, kucing itu duduk di dekat kaki saya. Burger yang seharusnya saya bawa
pulang, saya bagi dua: separuh untuknya, separuh lagi saya makan. Mungkin Allah
melihat niat kecil itu.”
Cerita itu disampaikan dengan keikhlasan
yang meneduhkan. Tidak ada kesombongan, hanya kesadaran mendalam bahwa setiap
kebaikan, sekecil apa pun, bisa menjadi jalan datangnya rahmat Allah.
“Semua itu tarik-menarik dalam takdir
Allah,” ucapnya menutup kisah, “dan hari ini saya merasa, salah satu dari
doa-doa itu akhirnya diijabah.”
Suasana seketika hening, lalu disambut
tepuk tangan hangat dari para hadirin. Dari pengalaman sederhana itu, mengalir
pelajaran berharga—bahwa keberuntungan sejati bukan hanya tentang apa yang kita
terima, melainkan tentang keikhlasan memberi tanpa pamrih.
Dan pada momen Dies Natalis ke-39 Unibos,
kisah kecil dari Dr. Andi Hamsiah menjadi pengingat lembut bagi semua yang
hadir, bahwa kebaikan tidak pernah sia-sia, karena setiap amal, setiap niat
tulus, dan setiap doa dari hati yang bersih—selalu punya jalan untuk kembali
dalam bentuk yang tak disangka-sangka. (asnawin)
