PEDOMAN KARYA
Jumat, 31 Oktober
2025
Muballigh Tidak
Menunggu Undangan
Oleh:
Asnawin Aminuddin
(Wakil
Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel)
Dakwah
adalah napas kehidupan bagi seorang muballigh. Ia bukan hanya tugas, melainkan
panggilan suci yang tumbuh dari dalam hati. Misi dakwah mengajarkan bahwa
menyebarkan kebaikan tidak harus menunggu undangan atau panggilan resmi.
Kadang, langkah kecil yang tulus justru menjadi cahaya bagi banyak hati yang
mulai meredup.
Allah
SWT berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik...” (QS. An-Nahl [16]: 125)
Namun,
di banyak tempat, masih ada masjid yang hanya ramai pada hari Jumat.
Selebihnya, sunyi. Tidak ada pengajian, tidak ada ceramah, tidak ada siraman
rohani. Padahal iman manusia, seperti bunga di taman, memerlukan siraman agar
tidak layu dan kering. Bila bunga butuh air untuk hidup, maka hati butuh
nasihat untuk tetap lembut dan bercahaya.
Rasulullah
ï·º bersabda: “Sampaikanlah dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari)
Betapa
indah bila para muballigh senantiasa hadir dengan keikhlasan, menghidupkan
suasana masjid dengan ilmu dan hikmah. Tak perlu menunggu panggilan, karena
dakwah sejatinya adalah panggilan dari Allah. Setiap kata yang disampaikan
dengan niat tulus, setiap langkah menuju masjid, dan setiap senyum kepada
jamaah, semuanya menjadi bagian dari ibadah yang penuh berkah.
Sesungguhnya,
cahaya dakwah tidak selalu bersinar di atas mimbar besar, tetapi kadang
berpendar lembut di antara jamaah yang haus akan pengingat, dalam suasana
sederhana yang penuh keikhlasan.***
