![]() |
| Zohran Mamdani dan Shamsi Ali. |
----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 09 November
2025
Zohran Mamdani,
Syiah kah?
Oleh: Shamsi Ali Al-Nuyorki
Ini
sekedar sebuah respons singkat terhadap kicauan sebagian teman-teman di
Indonesia tentang agama dan keyakinan Zohran Mamdani. Salah satunya yang paling
banyak dipertanyakan adalah apakah benar jika Zohran itu adalah seorang
penganut syiah? Pertanyaan atau pernyataan, bahkan sebagian telah sampai pada
kesimpulan sekaligus penghakiman pada umumnya tanpa klarifikasi.
Sebagian
mengambil kesimpulan karena “qiila wa qaala” atau gossip yang sedang viral di
mana-mana. Ada juga karena membaca dari beberapa catatan di media online, salah
satunya adalah Wikipedia. Jangankan Zohran, saya saja begitu banyak yang
menuliskan profile saya di dunia online, termasuk Wikipedia tanpa pernah
mengklarifikasi benar tidaknya sumber yang mereka kutip.
Karenanya
saya ingin menegaskan beberapa hal. Satu, Zohran Mamdani adalah seorang Muslim,
mengikuti agama dan keyakinan ayahnya Mahmoud Mamdani, seorang professor ilmu
politik dan Hubungan internasional di Columbia University. Dari pihak ayahnya
Zohran Mamdani tumbuh menjadi Muslim dan banyak belajar Islam khususnya dari
kakek dan neneknya.
Dua,
sebagaimana pada umumnya masyarakat Muslim di Amerika mereka tidak lagi
memberikan label partisan sempit dalam berislam seperti Sunni-Syiah,
Salafi-Sufi, dan seterusnya. Ketika seseorang telah meyakini “laa ilaaha
illallah-Muhammad Rasulullah” maka selebihnya adalah tanggung jawab
masing-masing di hadapan Tuhannya.
Tiga,
generasi muda khususnya generasi kedua, ketiga dan seterusnya, tidak lagi
terkooptasi dengan dikotomi pemahaman dan penafsiran Islam. Pada umumnya mereka
lebih peduli dengan kesatuan dalam ikatan iman (innamal mukminuna ikhwah).
Justeru generasi muda menjadi terganggu dengan kecenderungan sektarian di
kalangan umat Islam. Zohran adalah nagian dari generasi muda Muslim Amerika.
Empat,
masyarakat Muslim Amerika dalam membangun relasi dan kebersamaan mengedepankan
nilai-nilai universal seperti perdamaian, kemanusiaan dan keadilan untuk semua.
Label syiah atau Sunni bukan pertimbangan ketika sampai kepada pembelaan
kemanusian dan keadilan. Ketika Sunni tidak peduli kemanusiaan di Gaza
misalnya, maka kebersamaan dengan sunni menjadi tidak bernilai. Tapi ketika
Syiah membela kemanusiaan dan keadilan, maka relasi dengan mereka menjadi
bernilai (valuable).
Lima,
yang pasti dan saya saksikan sendiri ketika sholat di masjid kami, Zohran
sholat sebagaimana kami melakuan sholat. Pastinya kalau dia seorang syiah, dia
akan Sholat sesuai madzhab syiah. Saya tentunya tidak bisa memberikan kesaksian
ketika dia sholat di masjid syiah. Yang pasti beberapa kali sholat di masjid
kami, dia sholat sebagaimana kami sholat.
Enam,
Zohran tidak pernah melabel ke-Islaman-nya dengan label-label yang populer di
kalangan umat Islam. Saya menantang kalau ada video atau tulisan dia sendiri
yang mengatakan “saya syiah” minta disampaikan ke saya. Kalau yang di
Wikipedia, itu adalah tulisan orang lain yang biasanya diambil dari sumber yang
tidak selalu kredibel.
Tujuh,
kalaupun sekiranya Zohran syiah, dengan keberanian dan posisi politiknya yang
tegas membela Palestina khususnya Gaza, saya akan dukung. Sebaliknya ketika
seorang Sunni berkolaborasi dengan zionis Yahudi, langsung atau tidak,
membantai Saudara-saudara kita di Gaza saya akan menjadi lawannya.
Semoga
jelas!
Jamaica
Hills, 8 November 2025
