Kongres Ilmuwan Muda Indonesia di Makassar Keluarkan Rekomendasi Aksi

Kongres Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) IV di Unhas Hotel and Convention, Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Tamalanrea, Makassar, Senin, 08 Desember 2025, mengeluarkan 8 butir Rekomendasi Aksi Ilmiah dan 8 butir Rekomendasi Aksi Kebijakan. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)

 

------

Senin, 08 Desember 2025

 

Kongres Ilmuwan Muda Indonesia di Makassar Keluarkan Rekomendasi Aksi 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kongres Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) IV di Unhas Hotel and Convention, Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Tamalanrea, Makassar, Senin, 08 Desember 2025, mengeluarkan 8 butir Rekomendasi Aksi Ilmiah dan 8 butir Rekomendasi Aksi Kebijakan.

Rekomendasi tersebut dibacakan oleh Sekjen Akademi Ilmuan Muda Indonesia (AIMI) Dr. Grandprix T. Kadja, di hadapan seratusan ilmuwan muda, peneliti, dan perwakilan lembaga riset dari Indonesia dan Australia, serta Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa.

Ke-8 butir “Rekomendasi Aksi Ilmiah” diawali dengan pengantar bahwa “Untuk mendorong ekosistem sains yang inklusif dan adil, serta memastikan bahwa ilmu pengetahuan dapat bekerja efektif dalam pencegahan bencana, kami menyampaikan rekomendasi berikut.”

(1) Meningkatkan kesadaran diri ilmuwan terhadap bias, posisi sosial, dan relasi kuasa yang mempengaruhi proses ilmiah, (2) Mengembangkan praktik kolaborasi yang setara, termasuk mekanisme pembagian kredit dan tanggung jawab yang adil dalam penelitian.

(3) Menguatkan komunikasi ilmiah yang empatik, partisipatif, dan dapat diakses, untuk memastikan suara komunitas riset dan masyarakat tersampaikan, (4) Memastikan perlindungan dan penghormatan terhadap pengetahuan lokal, termasuk hak komunitas, informed consent, dan keadilan epistemik.

(5) Meningkatkan kapasitas ilmuwan muda melalui mentoring inklusif yang mencegah reproduksi ketidaksetaraan dalam ruang akademik, (6) Mengintegrasikan prinsip ISL dalam kegiatan pelatihan dan workshop, termasuk bias mapping, negotiation simulation, dan policy challenge untuk membentuk budaya riset yang reflektif dan etis.

(7) Membangun paradigma sains yang tidak hanya berdampak bagi sekelompok pemangku kepentingan namun juga inklusif dan berkeadilan, serta (8) Memperkuat riset lintas disiplin mengenai risiko bencana agar sains dapat memberi respons lebih efektif terhadap krisis seperti banjir Sumatera.

Sedangkan 8 butir “Rekomendasi Aksi Kebijakan” juga diawali dengan pengantar, “Agar Inclusive Science Leadership tertanam dalam sistem ilmu pengetahuan nasional dan menjadi dasar kebijakan publik yang melindungi masyarakat, kami merekomendasikan hal berikut.”

(1) Mengintegrasikan nilai ISL dalam kebijakan riset nasional agar pemerintah menjadikan bukti ilmiah sebagai dasar utama pengambilan keputusan, (2) Memperkuat pendanaan untuk riset kolaboratif multipihak yang melibatkan peneliti daerah, komunitas lokal, dan kelompok yang selama ini kurang terwakili.

(3) Menyusun pedoman nasional untuk kolaborasi riset yang etis dan inklusif dengan fokus pada manfaat bagi masyarakat dan peningkatan keselamatan publik, (4) Mendorong lembaga pendidikan dan lembaga riset menerapkan sistem mentoring, promosi, dan rekrutmen berbasis keadilan dan bukan semata performativitas individual.

(5) Meningkatkan transparansi dalam pendanaan riset, akses data, dan pengakuan akademik untuk mencegah konsentrasi kekuasaan ilmiah di kelompok tertentu, (6) Mengintegrasikan pendidikan tentang sains iklim, komunikasi risiko, dan keadilan sosial ilmiah dalam kurikulum perguruan tinggi untuk membentuk generasi ilmuwan yang bertanggung jawab.

(7) Memperkuat evaluasi etika riset yang mencakup hak komunitas dan dampak sosial serta memastikan bahwa temuan akademik tentang risiko bencana digunakan pemerintah dalam setiap tahap mitigasi dan perencanaan kebijakan.

(8) Memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam ekosistem riset yang memberi ruang pada praktik kepemimpinan inklusif dalam pengembangan sains di Indonesia.

 

Wujud Komitmen ALMI

 

Kongres Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) IV yang digelar oleh Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), terintegrasi dengan Indonesia–Australia Young Scientists Forum (IAYSF) 2025.

Ketua ALMI, Dr. Lilis Mulyani, mengatakan, KIMI merupakan wujud komitmen ALMI dalam memperkuat koalisi dan jejaring ilmuwan muda Indonesia. Ia menyampaikan bahwa bangsa membutuhkan kehadiran generasi ilmuwan yang mampu menawarkan solusi kritis atas berbagai permasalahan nasional.

“Kita ingin ilmuwan muda hadir membawa dampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Ikatan melalui forum ini juga diharapkan dapat menginspirasi ilmuwan muda lainnya untuk turut berkontribusi,” ujar Lilis.

Dirjen Saintek Kemdiktisaintek Prof Ahmad Najib Burhani, mengatakan, forum ilmuwan muda ini menjadi ruang penting untuk memperluas kolaborasi sains lintas negara.

“Hari ini kita menyambut para peserta untuk berbagi dan memperluas scientific excellence. Kolaborasi antarilmuwan merupakan fondasi untuk membangun budaya riset yang kuat bagi generasi muda,” kata Najib Burhani.

Berbagai isu strategis di daerah, katanya, membutuhkan pendekatan multidisiplin agar mampu melahirkan rekomendasi tepat guna bagi pemerintah daerah dan industri. Karena itu, model kolaborasi ilmiah seperti KIMI dan IAYSF sangat diperlukan untuk mendorong integrasi keilmuan.

Mr. Todd Dias, Australian Consul-General in Makassar, menegaskan pentingnya hubungan diplomatik Indonesia–Australia dalam mendukung kolaborasi riset dan kebijakan.

“Australia terus mendorong keterlibatan peneliti dan pemangku kebijakan dari kedua negara. Forum ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kerja sama ilmiah yang bersifat multidisipliner,” ujarnya.

 

Tradisi ALMI

 

Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, Mturut menyampaikan harapannya agar forum ini menjadi bagian dari tradisi ALMI dalam memandang sains sebagai dimensi strategis pembangunan.

“Kami berharap forum ini memperkuat cita-cita bersama dan menjadi ruang penting untuk merumuskan visi sains yang lebih inklusif dan berdampak,” kata Prof Jamaluddin Jompa yang juga salah satu pendiri dan mantan Ketua ALMI. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama