Mengenang Mantan Rektor UNM


Universitas Negeri Makassar (UNM) akan melaksanakan pemilihan rektor pada Maret 2016. Tantangan yang dihadapi Rektor UNM ke depan pasti berbeda dengan yang dihadapi Rektor UNM saat ini dan para rektor sebelumnya. Tapi sebagai alumni UNM (dulu IKIP Ujungpandang), saya cukup terkesan dengan kepemimpinan almarhum Prof Idris Arief. Dengan kepemimpinannya yang tenang, Idris Arief mampu melewati berbagai tantangan, rintangan, dan badai yang cukup berat.






-------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 13 Februari 2016


Mengenang Mantan Rektor UNM


Universitas Negeri Makassar (UNM) akan melaksanakan pemilihan rektor pada Maret 2016. Prof Arismunandar tidak bisa lagi mencalonkan diri, karena sudah dua periode menjabat rektor. Dengan demikian, UNM dalam empat tahun ke depan, akan dipimpin rektor baru.
Ada tiga calon yang bersaing menggantikan Arismunandar, yaitu Prof Husain Syam (Dekan Fakultas Teknik), Prof Hery Tahir (Wakil Rektor III), dan Prof Wasir Thalib (mantan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan / LPMP Sulsel).
Siapa pun yang terpilih nanti, kita berharap dialah yang terbaik saat ini untuk memimpin UNM.
Tantangan yang dihadapi Rektor UNM ke depan pasti berbeda dengan yang dihadapi Rektor UNM saat ini dan para rektor sebelumnya.
Tapi sebagai alumni UNM (dulu IKIP Ujungpandang), saya cukup terkesan dengan kepemimpinan almarhum Prof Idris Arief.
Dengan kepemimpinannya yang tenang, Idris Arief mampu melewati berbagai tantangan, rintangan, dan badai yang cukup berat.
Idris Arief menjabat Rektor UNM saat terjadi perubahan besar-besar di negeri kita, yakni peralihan dari Era Orde Baru ke Era Reformasi, serta di saat terjadi krisis moneter global yang mengakibatkan terjadinya pengurangan jatah alokasi anggaran dari pemerintah untuk kampus-kampus.
Terjadinya perubahan nama dan status dari IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan ) Ujungpandang menjadi Universitas Negeri Makassar (UNM), juga di saat Idris Arief masih menjabat rektor.
Euforia era reformasi yang berimbas ke kampus-kampus juga dirasakan oleh Idris Arief, antara lain dengan seringnya terjadi aksi protes dari mahasiswa, baik melalui unjukrasa biasa, maupun melalui pembakaran kampus. Imbas lain yaitu seringnya terjadi perkelahian atau tawuran mahasiswa antar-fakultas.
 Di tengah banyaknya tantangan, rintangan, dan badai tersebut, Idris Arief juga tetap mampu melakukan banyak terobosan untuk memajukan UNM.
Semoga jasa-jasanya dalam memimpin dan membesarkan UNM menjadi amal jariyah baginya. Semoga beliau tenang di alam barzakh. 
Salam takzim buat Ibu Prof Rabihatun, isteri almarhum Idris Arief. (Penulis adalah alumni UNM. Nama dan alamat penulis, ada pada redaksi)

-----
@copyright Majalah PEDOMAN KARYA, Edisi 2, Vol. II, Februari 2016
-------------

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama