Pesona Kebun Raya Massenrempulu Enrekang


KEBUN RAYA. Kebun Raya Massenrempulu Enrekang (KRME), memiliki koleksi tanaman sebanyak kurang lebih 3.000 jenis yang merupakan jenis tanaman Wallacea atau spesies lokal Sulawesi. Ada 3 (tiga) misi utama dari kebun raya ini yaitu sebagai kawasan konservasi, kawasan penelitian tanaman, dan kawasan ekowisata. (Foto-foto: Ismail Rasulong)







---------
PEDOMAN KARYA
Ahad, 14 Februari 2016


Pariwisata:

Pesona Kebun Raya Massenrempulu Enrekang


Oleh: Ismail Rasulong
(Dosen FEB Unismuh Makassar)

Selasa, 9 Februari 2016 saya mendampingi mahasiswa untuk studi lapang perencanaan pembangunan di Kabupaten Enrekang. Tempat yang kami kunjungi adalah Kebun Raya Massenrempulu Enrekang (KRME), suatu kawasan dengan luas kurang lebih 300 hektar di wilayah Kecamatan Maiwa, sekitar 25 km sebelum Kota Enrekang.
Jujur, kami baru tahu jika di Enrekang ada juga kebun raya yang ternyata pengelolaannya banyak belajar dari Kebun Raya Bogor. Walaupun rencana awalnya kami akan berkunjung ke pusat pengembangan sutra alam di Enrekang, tapi begitu makassar mengetahui ada kebun raya, kami lalu putuskan untuk ke tempat itu.
Lalu apa yang menarik di Kebun Raya Massenrempulu?.
Kebun Raya Massenrempulu Enrekang dibangun atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Enrekang bersama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dalam hal ini Kebun Raya Bogor, yang Memorandum of Understanding (MoU)-nya ditandatangani pada 3 Desember 2005, antara LIPI dan Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang.
Menurut keterangan Kepala UPTD KRME, Zainal, Penanaman Perdana Koleksi Kebun Raya Massenrenmpulu Enrekang dilakukan pada 14 Maret 2007 oleh Bapak Bupati Kabupaten Enrekang, Latinro Latunrung, bersama dengan unsur Muspida Kabupaten Enrekang.
Saat ini, KRME telah memiliki koleksi tanaman sebanyak kurang lebih 3.000 jenis yang merupakan jenis tanaman Wallacea atau spesies lokal Sulawesi. Ada 3 (tiga) misi utama dari kebun raya ini yaitu sebagai kawasan konservasi, kawasan penelitian tanaman, dan kawasan ekowisata.
Sebagai kawasan konserasi, saat ini telah berjalan dengan baik karena di dalam kawasan ini sudah ditanami berbagai jenis tanaman khas Sulawesi yang dibagi ke dalam beberapa kawasan kecil yang spesifik untuk tanaman tertentu.
Begitu rombongan kami memasuki pintu gerbang, akan terlihat kawasan yang tertata rapi, pertama-tama akan disambut oleh rindangnya pepohonan jenis Kigelia Africana dengan buah yang terurai. Melalui jalur utama ke Kantor UPTD, di sisi kiri dan kanan kita akan melihat taman-taman dari tanaman jenis angrek dan tanaman hias, termasuk tanaman anggrek di sisi kiri jalan utama.
Walaupun kami tiba di tengah cuaca yang panas karena terik matahari sekira pukul 14.00 wita, tapi kami tetap bersemangat karena kebun yang tertata dengan rapi disertai informasi tentang tanaman yang ada.
Karcis masuk terbilang sangat ekonomis yaitu Rp5.000/orang, tidak sebanding dengan suasana yang ditawarkan di dalamnya.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, diketahui bahwa kontribusi KRME terhadap PAD Kabupaten Enrekang khususnya dari Karcis masuk masih sangat kecil sekira Rp40 juta per tahun, tetapi untuk ukuran Kawasan Wisata yang baru berbenah, ini sudah terbilang cukup bagus.
Beberapa hal yang patut menjadi catatan, khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Enrekang, bahwa Keberadaan Kebun Raya Massenrempulu Enrekang, sangat strategis dan berpotensi nilai ekonomi yang menjanjikan khususnya untuk menunjang peningkatan pendapatan daerah.
Minimnya pemasukan khususnya oleh karena jumlah kunjungan ke tempat ini masih terbilang rendah, penyebabnya adalah kurangnya promosi yang dilakukan. Padahal jika pemerintah Kabupaten Enrekang bisa membranding kawasan ini dengan apik, dipastikan jumlah kunjungan akan meningkat. Alasan rasionalnya karena kawasaan ini terletak di pinggir jalan utama menuju Destinasi Wisata andalan Sulawesi Selatan yaitu Tana Toraja. Asumsinya, sebelum wisatawan sampai ke Toraja, maka destinasi pertama yang “wajib” dinikmati adalah Kebun Raya ini.
Kawasan ini bisa dikemas terutama dengan menyiapkan banyak gasebo di dalam lokasi, penataan tanaman, khususnya taman untuk tanaman hias yang lebih variatif dan menarik, pengoptimalan danau pancing, jogging track, dan kawasan tanaman angrek serta tanaman langka Wallacea secara lebih menarik.
Selain itu, fasilitas seperti kantin/cafe dalam kawasan, pemandu wisata, serta fasilitas lain yang bisa membuat pengunjung lebih nyaman berada dalam kawasan. Saya yakin jika kawasan ini ditata dan dikelola lebih menjual, maka akan memberi kontribusi yang besar bagi penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Enrekang.
Memang harus diakui bahwa hal ini tidak bisa instan, apalagi tanaman yang dikembangkan termasuk tanaman yang tidak bisa langsung tumbuh besar, tetapi jika kegiatan promosi lebih diintensifkan, khususnya dengan menggandeng media-media lokal dan nasional termasuk menambahkan even-even kesenian daerah ataupun kegiatan-kegiatan yang bernuansa budaya lokal, maka semakin banyak orang yang tertarik untuk berkunjung.

Saya berharap, semoga Pemerintah Kabupaten Enrekang tidak menyia-nyiakan peluang ini, niat baik yang disertai strategi pemasaran yang jitu ditambah kepedulian melalui penganggaran yang cukup akan merupakan solusi yang semakin menambah pesona Kebun Raya Massenrempulu Enrekang.


1 Komentar

Lebih baru Lebih lama