Daeng Limpo, Pejuang Kemerdekaan Asal Takalar Meninggal Dunia


Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia asal Kabupaten TakalarAlmarhum Daeng Limpo adalah pejuang kemerdekaan Republik Indonesia bersama-sama dengan Ranggong Daeng Romo, Robert Wolter Mongisndi, dan sejumlah pejuang lainnya yang tergabung dalam Laskar Pemberontak Rakyat Sulawesi (Lapris) pada tahun 1940-an., Daeng Limpo (93), meninggal dunia di Desa Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Senin petang, 25 April 2016.






------
PEDOMAN KARYA
Senin, 25 April 2016


Daeng Limpo, Pejuang Kemerdekaan Asal Takalar Meninggal Dunia


Inna lillahi wainna ilaihi rajiun. Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia asal Kabupaten Takalar, Daeng Limpo (93), meninggal dunia di Desa Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Senin petang, 25 April 2016.
Almarhum sempat dirawat selama beberapa hari di RSUD Padjonga Daeng Ngalle, Takalar, tetapi pada Senin siang, 25 April 2016, atas saran pihak rumah sakit, pihak keluarga membawa pulang Daeng Limpo dan beberapa jam kemudian beliau meninggal dunia di rumahnya.

“Bapak kami dirawat di rumah sakit sejak Rabu pekan lalu, tetapi tadi siang kami pulangkan ke rumah karena kondisi kesehatannya semakin menurun,” kata Hasdar Sikki, salah seorang anak kandung almarhum, kepada “Pedoman Karya”, Senin malam, 25 April 2016.
Almarhum Daeng Limpo adalah pejuang kemerdekaan Republik Indonesia bersama-sama dengan Ranggong Daeng Romo, Robert Wolter Mongisndi, dan sejumlah pejuang lainnya yang tergabung dalam Laskar Pemberontak Rakyat Sulawesi (Lapris) pada tahun 1940-an.
Dalam beberapa kali kesempatan berbincang-bincang dengan almarhum ketika masih hidup, beliau mengungkapkan berbagai pengalamannya saat berjuang merebut kemerdekaan dan saat memertahankan kemerdekaan.
“Daerah Bontonompo (sekarang Polongbangkeng Selatan) ini pernah dibumi-hanguskan oleh penjajah Belanda. Kalau di Jawa ada Bandung Lautan Api, maka di sini juga seharusnya diceritakan dalam buku sejarah tentang Bontonompo Lautan Api. Itu terjadi ketika Belanda datang kembali setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,” ungkap Daeng Limpo.
Ketika itu, katanya, rumah-rumah penduduk, termasuk rumah orangtuanya dan rumah adat Balla Lompoa (kediaman Raja Polongbangkeng) dibakar oleh penjajah Belanda dan banyak orang yang ditembak, karena para penjajah tersebut putus asa dalam memburu para pejuang.
Dia mengatakan, Bontonompo yang sekarang bagian dari Kecamatan Polongbangkeng Selatan, merupakan basis perjuangan pasukan Lapris yang dipimpin Ranggong Daeng Romo dengan Panglima Perangnya, Robert Wolter Monginsidi.

“Itulah sebabnya di Bontonompo (Polongbangkeng Selatan) dibangun Monumen Lapris untuk mengenang perjuangan para pejuang kemerdekaan Sulawesi Selatan yang dipimpin Ranggong Daeng Romo,” tutur Daeng Limpo. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama