Mahasiswa Unismuh Diajar Diplomasi Internasional


KULIAH UMUM. Dekan Fisipol Unismuh Makassar, Muhlis Madani (paling kanan), memandu acara kuliah umum yang dibawakan Kepala P2KOI Kemenlu RI, Fikri Cassidy (kedua dari kiri), di Aula Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Jumat, 09 Desember 2016. Kuliah umum dibuka secara resmi Wakil Rektor IV Unismuh Abdul Rakhim Nanda (paling kiri). (ist)




-------
Senin, 12 Desember 2016


Mahasiswa Unismuh Diajar Diplomasi Internasional


            MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mengikuti kuliah umum yang dibawakan Kepala Pusat Pengkajian Pengembangan Kebijakan Organisasi Internasional (P2KOI) Kementerian Luar Negeri, Fikri Cassidy, di Aula Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Jumat, 09 Desember 2016.
            Tema materi yang dibawakan pada kuliah umum yang dibuka Wakil Rektor IV Abdul Rakhim Nanda, dan dipandu Dekan Fisipol Unismuh Dr H Muhlis Madani, yaitu: “Peran Diplomas dalam Formulasi & Implementasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan.”
            Fikri Cassidy dalam kuliah umum tersebut antara lain menjelaskan tentang program Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia, yang disepakati oleh 193 negara pada Agustus 2015.
“Konsep SDGs melanjutkan konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) di mana konsep itu sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi, kerangka pembangunan yang berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MGDs, sekarang diganti SDGs,” papar Fikri.
Ada 17 tujuan dalam konsep SDGs, katanya, namun yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
“Perbedaan sekaligus perubahan yang terjadi setelah melakukan diplomasi, dari MDGs ke SDGs, yaitu negara-negara maju tetap sebagai negara pendonor bantuan, sedangkan negara-negara berkembang bukan hanya sebagai negara penerima donor, melainkan juga memberi bantuan dan bersama-sama dengan negara-negara maju membuat program, sehingga sekarang sudah terjadi kesetaraan atau kemitraan antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang,” tutur Fikri.
Dalam kunjungannya ke Unismuh Makassar, Fikri Cassidy didampingi Widya Persaroan Gultom, Ardhya Erlangga, dan Robertus Aji Prasetyo. (zak)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama