Profil Kader Muhammadiyah ala Iskandar Tompo


PEMATERI. KH Iskandar Tompo (kiri) didampingi HM Husni Yunus sebagai moderator, tampil membawakan materi “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”, pada Darul Arqam dan Pelatihan Instruktur Wilayah (Dapiwil) Muhammadiyah Sulsel, di Aula Fakultas Kedokteran Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 28 Desember 2016. (Foto: Asnawin)




------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 28 Desember 2016


Profil Kader Muhammadiyah ala Iskandar Tompo


            Di kalangan Muhammadiyah Sulawesi Selatan, nama KH Iskandar Tompo cukup dikenal, karena sejak masih sekolah hingga di usianya yang kini sudah memasuki 68 tahun, ia tetap ber-Muhammadiyah.
            Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra, 1986-1990) yang pernah menduduki Kursi Anggota DPRD Sulsel, kini masih mendapat amanah sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan.
            Meskipun tidak dikenal sebagai seniman atau sastrawan, Iskandar Tompo yang juga pernah menjabat Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah Wilayah Sulselra (1975-1978), kerap membuat semacam puisi dengan cara mengurai huruf awal sebuah kalimat satu per satu.
Salah satu kreasinya dalam mengurai huruf demi huruf dari sebuah kalimat, dibagikan saat membawakan materi “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah”, pada Darul Arqam dan Pelatihan Instruktur Wilayah (Dapiwil) Muhammadiyah Sulsel, di Aula Fakultas Kedokteran Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 28 Desember 2016.
Kalimat yang diurai menjadi semacam puisi, yaitu: Profil Kader Muhammadiyah. Berikut urainnya:

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH

Oleh: Iskandar Tompo

Persyarikatan Muhammadiyah diurusi dengan ikhlas
Ruhul ta’aruf dan ruhul jihad hidup dalam dirinya
Organisasi dan rohanisasi diperkuat
Fokus kegiatannya untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
Ia senantiasa bersifat air, suci, dan mensucikan, bukan kotor dan mengotori
Langkah sebagai kader Muhammadiyah tidak luntur di manapun dia berada

Kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa menyatu dalam dirinya
Akhlaknya bagaikan pohon kurma dan lebah, bukan belah bambu, tetapi beah durian, bukan berhati kedondong, tetapi berhati anggur
Dua belas langkah, MKCH, kepribadian Muhammadiyah, khittah  perjuangan, muqaddimah Anggaran Dasar, paham agama dalam ber-Muhammadiyah, serta berbagai keputusan persyarikatan dipelajari dan dilaksanakan
Edar keanggotaannya melalui training berjenjang
Raga dan jiwanya menyatu dalam ucapan dan tindakan

Matahari 12 dijadikan snar induk untuk menyinari seluruh kegiatannya
Umat dijaga, dipelihara, dan dibina untuk diantar ke pintu sorga Jannatun Naim
Hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia dijaga agar tidak menjadi sumber ketakaburan
Apapun pekerjaannya, Muhammadiya organisasinya
Masyarakat Islam tetap menjadi tujuannya di manapun dia berada
Menjaga kemurnian Islam dalam kehidupannya dalam situasi apapun
Amanahnya tidak dirusak oleh jabatan dan kedudukan
Istiqamahnya tidak oleng oleh badai ketenaran
Yakin dan keyakinan tidak sirna oleh lautan kesenangan
Aqidahnya tidak rusak oleh arogansi kekuasaan
Hadir dalam hatinya selalu: Aku bersyukur jadi kader Muhammadiyah. (asnawin)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama