Societeit de Harmonie


Societeit de harmonie
Aku mengenangmu pada seribu wajah
Betapa gelegarnya Rahman Arge
bura'ne kassaka ri tonasa batang jambua
Husni Djamaluddin begitu pekat
mengapak sajak
melipat langit
Aspar Paturusi yang tak pernah jenuh
mengayuh perahu Nuh
mengejar pulau yang jauh






----------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 19 Desember 2017


Societeit de Harmonie


Puisi Mahrus Andis

Melintasi jari-jari zaman
aroma masasilammu menebar rindu
geliat risau dan gelisah menyengat
ingin berlabuh dalam dekap alam
seperti dahulu
ketika Adam dan Hawa bertemu
gunung menghamilkan kasih sayang
hutan belantara memeluk hening
dan sungai-sungai mengalirkan cinta;

Sekian lembaran syair yang getir
terlahir jadi syiar
dari rahim penyair
Lukisan kepedihan di kanvas nasib
berlepotan warna-warna yang sembab
Suara-suara petualang tak pernah letih
teriakkan luka kemanusiaan yang perih
Semua tercatat di sini
dalam sepi diammu
di ceruk sunyi rintihku

Societeit de harmonie
Aku mengenangmu pada seribu wajah
Betapa gelegarnya Rahman Arge
bura'ne kassaka ri tonasa batang jambua
Husni Djamaluddin begitu pekat
mengapak sajak
melipat langit
Bisik lembut DaEng Mangemba
melambaikan daun lontar dari sombaya
Aspar Paturusi yang tak pernah jenuh
mengayuh perahu Nuh
mengejar pulau yang jauh

Aku pun mengenangmu
lewat wajah-wajah yang sejuk;

Arsal Al Habsyi
Wartawan koboi yang suaranya berderai
Lelaki yang tak henti mengetuk pintu kekasih mencari neneknya I Palaguna

Kening Ishak Ngeljaratan
yang selalu berkerut menggugat tuhan
lalu bertanya; " tuhan, mengapa bukan aku
yang melahirkan ibuku ? "

Aku rindu Sinansari Ecip
yang tak kudengar lagi lagunya
meniupkan seruling Indonesiaku

Aku risau Ramto Ottoluwa
yang terkikis dari lembaran buku-buku tua
dan kritiknya tercecer di kolong pentas

Aku tak ingin kehilangan Fahmy Syariff
yang gigih mau mati dalam konsep teater
di saat banyak orang menggempurnya
dengan caci maki atas nama kreativitas

Ke mana senyum tipis Nunding Ram
ketika rindu terpendam
tergerus pupus
balada cinta di langit kampus ?

Di sini aku pernah kehilangan kekasih;

Ichsan Saleh Andi Rio DaEng Riolo
penyair absurd
yang pemilik kredo hidup adalah gerak
walaupun tanpa bunga-bunga

Eman Anwar Ibrahim
senyum miring yang sering bengis
namun manis bernyali Bugis

Sejuta tekstur Ali Walangadi
dan Sakka Ali Yatimayu
menggoreskan luka pengembaraan
telah mematangkan
perburuan hidup
bagi jiwa-jiwa yang dahaga

Terbayang Udhin Palisuri
yang wajahnya tegar di atas mimbar
mengaumkan dengan perkasa
sajak-sajak adindaku tersayang

Andi Mochtar Mariowawo
kukenang engkau dalam cinta yang tulus
kudebat engkau pada imaji puitis
dan kita berpelukan di uleng lolo labuEde

Andi Tajuddin Manda
seniman glamour kaya assesori
keakraban kata-katanya membuai
mengail rasa kerinduan manusiawi

Ke siapa lagi akan kutemukan
wajah sinis Ridwan Effendy
wartawan dari Karuwisi
yang penuh canda
jika bicara tentang puisi ?

Ah, Asdar Muis
Engkau begitu cepat
bergegas hening di jalan perdamaian
ketika para musafir masih berontak
berebut telaga penciptaan

Societeit de harmonie
hari ini aku kembali mengenangmu
hanya dengan kerinduan
hanya dengan kata-kata
hanya dengan puisi
hanya dengan ini ;
dengan Noni
di degup jantung
Yudhistira.

Desember 2017

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama