Singapore Polytechnic – FKIP Unismuh Lanjutkan Program Learning Express


Dekan FKIP Unismuh Makassar, Erwin Akib (keempat dari kiri), foto bersama dosen Singapore Polytechnic dan dosen FKIP Unismuh, di Kampus Unismuh Makassar, Kamis, 14 Juni 2019. (ist)





----

Jumat, 14 Juni 2019


Singapore Polytechnic – FKIP Unismuh Lanjutkan Program Learning Express




MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Singapore Polytechnic kembali menggandeng Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar guna melanjutkan program Learning Express (LeX).

“Program kerjasama ini sudah berjalan tiga tahun berturut-turut, sejak 2017 sampai sekarang. Learning Express adalah kegiatan pengabdian mahasiswa Singapore Polytechnic yang berfokus pada social innovation project,” kata Dekan FKIP Unismuh Makassar, Erwin Akib SPd MPd PhD, kepada wartawan di Makassar, Jumat, 14 Juni 2019.

Sebelum pelaksanaan LeX tahun 2019 ini, pihak Singapore Polytechnic mengirimkan dosennya yaitu Mr Khalid Ahyar, Jeffrey Gomez, dan Lee Kok Leong ke Unismuh Makassar untuk melaksanakan “familirisation trip”, sebuah bentuk kunjungan survei lokasi proyek dalam rangka LeX.

Erwin mengatakan, familirisation trip dilaksanakan pada 16-27 September 2019. Ketiga dosen Singapore Polytechnic bekerjasama dengan tiga dosen FKIP Unismuh Makassar sebagai fasilitator. 

Program Learning Express ini melibatkan 28 mahasiswa Singapore Polytechnic dan 28 mahasiswa dari Unismuh Makassar. 

“Para dosen dan mahasiswa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu akan berkolaborasi untuk berbagi ilmu kepada para komunitas yang ada di Desa Tompo Bulo, Kabupaten Gowa,” jelas Erwin.

Kegiatan tersebut, katanya, diorganisir oleh Unit Kerjasama dan Publikasi Internasional FKIP Unismuh Makassar.

“Kegiatan Learning Express menjadi kegiatan pengabdian internasional mahasiswa Unismuh, dimana para mahasiswa belajar dan berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam menghasilkan solusi yang inovatif bagi masyarakat,” jelas Erwin.

Kegiatan ini, lanjutnya, menggunakan konsep Design Thinking, sehingga para fasilitator dan mahasiswa lebih terarah dalam menggali data dan memechakan masalah.

“Konsep design yang mereka akan hasilkan berupa prototype,” kata Erwin. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama