Habibie-Ainun Menikah Adat Jawa, Pesta Adat Gorontalo


AKAD NIKAH. Rudi atau Bacharuddin Juruf Habibie (kiri) dan Hasri Ainun Besari menikah 12 Mei 1962, di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.(Foto-foto diambil dari wikipedia.com)





-------

PEDOMAN KARYA
Kamis, 12 September 2019


BJ Habibie dalam Kenangan (3):


Habibie-Ainun Menikah Adat Jawa, Pesta Adat Gorontalo


Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan Majalah PEDOMAN KARYA)
Meskipun ayah dan kakeknya berasal dari Gorontalo, Bacharuddin Jusuf Habibie tersenyata tidak pernah menetap di Gorontalo. Rudi, sapaan akrab Bacharuddin Juruf Habibie, lahir (25 Juni 1936) dan menghabiskan masa kecilnya di Parepare, Sulawesi Selatan.


Rudi menempuh pendidikan dasar di sebuah Sekolah Rakyat, yang saat ini bernama SD Negeri 4 Parepare, Sulawesi Selatan.

Rudi adalah anak ke-4 dari sembilan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.

Ke-8 saudaranya yang lain yaitu Junus Effendi Habibie, Alwini Karsum Habibie, Satoto Mohammad Duhri Habibie, Sri Sulaksmi Habibie, Sri Rahayu Fatima Habibie, Sri Rejeki Habibie, Ali Buntarman, dan Suyatim Abdurrahman Habibie.

Rudi bersama ibu dan saudara-saudaranya hijrah ke Bandung setelah ayahnya meninggal dunia. Saat itu, Rudi berusia 13 tahun dan ibunya sedang hamil anak ke-9.

Ayahnya terjatuh dan meninggal seketika saat sedang memimpin atau menjadi imam shalat isya, dan Rudi tepat berdiri di belakangnya, yang konon langsung menggantikannya sebagai imam untuk melanjutkan shalat.

“Saat itu ibu saya bersumpah, akan menjadikan saya dan anaknya yang lain, termasuk yang sedang di dalam kandungan ibu menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama,” tutur Rudi dalam sebuah wawancara.

Hijrah ke Bandung

Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya, setelah itu ia memboyong anak-anaknya pindah ke Bandung. Di kota ini, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya, terutama Rudi, yang memang memiliki semangat belajar tinggi.

Di Bandung, Rudi dimasukkan ke SMP 5 Bandung, dan kemudian melanjutkan jenjang SMA di SMA Kristen Dago Bandung. Di Bandung inilah, Rudi berkenalan dan akrab dengan perempuan bernama Hasri Ainun Besari, karena kebetulan mereka bertetangga, dan kakak laki-laki Ainun sering bermain kelereng dengan Rudi.

Keduanya berkenalan sejak di bangku SMP, tapi baru saling memperhatikan ketika mereka sama bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Rudi satu kelas di atas Ainun.

“Dia (BJ Habibie) selalu jadi siswa paling kecil dan paling muda di kelas. Begitu juga saya,” tulis Ainun dalam sebuah buku yang dibuat suaminya, dan Ainun mengaku mereka pun kerap dijodoh-jodohkan ketika masih sekolah.

Komunikasi mereka akhirnya terputus setelah Rudi melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia, dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah menjadi dokter, Ainun bekerja di RS Cipto Mangunkusomo (RSCM), Jakarta.

Melamar Ainun

Suatu hari, Rudi berlibur ke Indonesia dan bertemu kembali dengan Ainun. Saat itu, Habibie yang mendapat beasiswa Pemerintah Indonesia, kuliah di Universitas Technische, Jerman.

Pertemuan keduanya akhirnya menumbuhkan kembali cinta lama antara keduanya. Rudi kemudian mengajak Ainun jalan-jalan dan terjadilah obrolan di antara keduanya.

“Kamu di Jerman ngapain?” tanya Ainun.

“Saya lagi persiapkan membuat pesawat terbang, karena saya punya cita-cita membuat pesawat terbang yang memungkinkan tiap manusia Indonesia dari mana saja, bisa saling bepergian,” jawab Rudi.

“Kalau kamu sudah selesai, kamu mau ke mana?” tanya Ainun.

Rudi lalu bertanya balik kepada Ainun.

“Kalau kamu, kamu mau ngapain?” tanya Rudi.

“Saya akan berusaha menjadi seorang dokter. Saya akan membantu agar manusia Indonesia, anak-anak yang lahir dan dibesarkan itu, bisa berkembang lewat gizi-gizi yang cukup dan berkembang menjadi manusia yang sehat,” jawab Ainun.

Di momen itulah, Rudi melamar Ainun, dan ia menginginkan Ainun mau mendampinginya dan mewujudkan mimpinya di Jerman.

Rudi atau Bacharuddin Juruf Habibie dan Hasri Ainun Besari kemudian menikah 12 Mei 1962, di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.

Setelah menikah, keduanya memilih berbulan-madu ke Bali, dan ke Makassar. Setelah itu, Ainun terpaksa meninggalkan pekerjaannya di RSCM Jakarta demi mendampingi sang suami meneruskan pendidikan doktornya di Jerman. (bersambung)

Keterangan:
-          Artikel ini diramu dari berbagai sumber, antara lain wikipedia.com, nova.grid.id, dan kompas.com.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama