Mas Joko Kasi Gula kepada Semut

“Dua bulan kemudian, Mas Joko mendatangi semut itu dan membuka kardusnya. Betapa terkejutnya Mas Joko, karena dalam dua bulan itu si semut hanya menghabiskan satu butir gula,” lanjut Daeng Tompo’. (int)









--------

PEDOMAN KARYA

Jumat, 18 Juni 2021

 

Obrolan Daeng Tompo' dan Daeng Nappa':

 

 

Mas Joko Kasi Gula kepada Semut

 

 

“Ada ceritaku’,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi sore di warkop terminal.

“Cerita apa?” tanya Daeng Nappa’.

“Suatu hari, Mas Joko lewat di rumah semut. Mas Joko kemudian bertanya ke salah satu semut,” Daeng Tompo’ memulai ceritanya.

“Apa pertanyaanna?” tanya Daeng Nappa’.

“Mas Joko bertanya kepada semut itu, kamu akan saya kasi gula. Berapa butir gula kebutuhanmu dalam satu bulan?” kata Daeng Tompo’ melanjutkan ceritanya.

“Terus apa jawabanna itu semutka?” tanya Daeng Nappa’.

“Semut menjawab, satu bulan saya butuh satu butir gula. Baiklah, kata Mas Joko, kalau begitu saya akan kasi kamu dua butir gula untuk kebutuhan dua bulan,” lanjut Daeng Tompo’.

“Terus apa nabilang itu semutka?” tanya Daeng Nappa’.

“Semut bilang, terima kasih. Mas Joko kemudian memasukkan dua butir gula ke sebuah kardus kecil dan memasukkan semut itu ke dalam kardus,” lanjut Daeng Tompo’.

“Dua bulan kemudian?” potong Daeng Nappa’ dengan nada tanya.

“Dua bulan kemudian, Mas Joko mendatangi semut itu dan membuka kardusnya. Betapa terkejutnya Mas Joko, karena dalam dua bulan itu si semut hanya menghabiskan satu butir gula,” lanjut Daeng Tompo’.

“Jadi?” potong Daeng Nappa’ penasaran.

“Jadi Mas Joko bertanya. Kamu bilang kebutuhanmu satu butir gula dalam satu bulan. Kenapa cuma satu butir gula yang kau habiskan dalam dua bulan?” lanjut Daeng Tompo’.

“Jadi apa nabilang itu semutka?” tanya Daeng Nappa’ penasaran.

“Si semut menjawab, saya tidak percaya kepada manusia. Manusia itu suka janji-janji, apalagi pejabat dan politisi. Jangan sampai kamu janji akan datang lagi dua bulan kemudian, tapi kamu tidak datang. Makanya, saya hanya menghabiskan satu butir gula,” lanjut Daeng Tompo’.

“Ka menyinggungki’ itu kaue,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Saya tidak menyinggung, ini kan hanya cerita karena kebetulan juga hujanji, jadi sekalian kita isi waktu,” jawab Daeng Tompo’ balas tersenyum. (asnawin)

 

Selamat sore, Jumat, 18 Juni 2021

@TettaTompo

--------

Obrolan sebelumnya:


Liarna Ini Pembicaraan Mengenai Dana Haji

Dia Sudah Gadaikan Hidupnya kepada Pengutang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama