Alumni Unismuh Makassar Jangan Jadi Malin Kundang

MALIN KUNDANG. Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Prof Irwan Akib, memberikan amanah dalam Wisuda ke-75 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar hari kedua, di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makasssar, Kamis, 24 Februari 2022. (ist)





----- 

Jumat, 25 Februari 2022

 

 

Alumni Unismuh Makassar Jangan Jadi Malin Kundang

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Prof Irwan Akib, memberikan amanah dalam Wisuda ke-75 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar hari kedua, di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makasssar, Kamis, 24 Februari 2022

Dalam amanahnya, ia berpesan agar wisudawan tidak menjadi Malin Kundang. Cerita Malin Kundang berasal dari Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang sendiri menceritakan tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya dan dikutuk menjadi batu.

Irwan Akib yang juga mantan Rektor Unismuh Makassar meminta agar para wisudawan tidak melupakan jasa orang tua, dan orang-orang yang telah memberikan kontribusi sehingga mereka bisa meraih gelar sarjana.

“Jangan lagi lahir Malin Kundang baru dari Universitas Muhammadiyah Makassar. Orang tua anda, saudara anda, dan Universitas Muhammadiyah yang telah membesarkan anda, jangan sampai Anda menghianati semua itu. Mungkin di luar sana anda melihat sesuatu yang lebih bagus, kemudian Anda menghianati orang atau lembaga yang telah menopang perjalanan Anda,” pesan Irwan Akib

Ia juga memberikan pesan khusus kepada wisudawan terbaik Unismuh, Nur Muliasari, agar melanjutkan pendidikan S2 ke luar negeri, apalagi sebagai wisudawan terbaik, Nur Muliasari akan mendapatkan dukungan pembiayaan dari Unismuh untuk melanjutkan Pendidikan S2.

“Lulusan terbaik kita kali ini menempuh pendidikan selama 3 tahun 6 bulan. Saya pesankan supaya lanjut S2 ke luar negeri, apalagi kemarin lulus dari Program Internasional di Prodi Ilmu Pemerintahan Fisip Unismuh,” kata Irwan.

 

Kutipan Inspiratif

 

Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam (Kopertais) Wilayah VIII Prof Hamdan Juhannis memotivasi mahasiswa dengan menyampaikan dua kutipan inspiratif (quotes) yang dibuatnya pekan ini.  Rektor UIN Alauddin ini kerap membuat quotes untuk media sosial.

Kutipan yang pertama dari Hamdan, “Ada yang mengatakan hidup ini sebagai roller coaster. Ada juga yang mengatakan bahwa hidup ini seperti air mengalir. Ada yang menerjemahkan bahwa hidup ini sebagai kesempatan. Artinya hidup ini bergerak.”

Pertanyaannya, lanjut Hamdan, sejauhmana kehidupan bergerak ke arah yang bermanfaat. “Sesudah wisuda ini, jangan langsung pulang tidur. Tapi bangunlah mimpi. Bagaimana kalian bisa memberi manfaat dengan ilmu yang dimiliki. Mimpi itu seharusnya saat kita bangun,” ungkap Alumni Program Doktor dari Australian National University (ANU) ini.

Hamdan juga melanjutkan kutipan kedua, “Satu hal yang mengalahkan kecerdasan, adalah kecanduan. Orang cerdas sering tidak bisa memfungsikan kecerdasan karena terpengaruh candu perilaku-perilaku negatif.”

Ia mencontohkan, ada orang cerdas, tapi suka bohong. Saat berbohong, orang tersebut kehilangan kecerdasannya. “Ada mahasiswa yang hebat, tapi tidak bisa lepas dari candu tidur sesudah salat subuh. Itu juga untung kalau salat Subuh,” ungkap Hamdan, disambut tawa wisudawan.

 

Antisipasi Revolusi Industri

 

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar Prof Gagaring Pagalung dalam sambutannya menyampaikan agar para alumni menguasai keterampilan digital dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

“Kepada para alumni diharapkan pengembangan digitalisasi dan keterampilan lainnya berkaitan dengan antisipasi perkembangan teknologi ke depan. Alumni diharapkan menjadi bagian penting dari sumber daya muslim ke depan,” kata Gagaring.

Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, menyampaikan bahwa Muhamamdiyah pada abad kedua ini, perlu mengantisipasi revolusi industry 4.0, dengan melakukan adaptasi dan penyesuaian.

“Salah satunya dengan mengimplementasikan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka atau MBKM), tapi tetap berpijak pada nilai tauhid, akhlak, dan tajdid,” kata Gagaring. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama