Mendatangi Tokoh Masyarakat Setelah Terangkat Jadi Kepala Sekolah


KEPALA SEKOLAH. Aminuddin menjabat Kepala Sekolah di SD Inpres 182 Seppang, Desa Dannuang, Kecamatan Ujungloe (dulu masih masuk dalam wilayah Kecamatan Ujungbulu) sejak 1978 sampai 1988. SK Pengangkatan Kepala Sekolah di SD Inpres 182 Seppang, sebenarnya tertanggal 1 April 1977, tetapi SK tersebut baru sampai di tangannya pada 1978. 

 



----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 15 Maret 2022

 

In Memoriam Aminuddin Gudang (3):

 

 

Mendatangi Tokoh Masyarakat Setelah Terangkat Jadi Kepala Sekolah

 


Oleh: Asnawin Aminuddin

(Wartawan)


Ketika masih sekolah di Sekolah Guru Bawah (SGB) Bulukumba, Aminuddin memiliki banyak sahabat. Dua di antara banyak sahabatnya itu bernama Aminuddin Tjinro (akrab disapa Pak Minu’) dan Hasyim.

Laju karier kedua sahabatnya itu lebih cepat dibanding Aminuddin, karena mereka masing-masing telah lebih dahulu terangkat menjadi Pengawas Sekolah (dulu disebut Penilik) dan Kepala Sekolah.

Melihat Aminuddin masih berada pada posisi guru biasa selama hampir 20 tahun (tiga tahun di SD Negeri Kassi Buta Kecamatan Kajang, dan 17 tahun di SD Negeri 10 Ela-ela, Kecamatan Ujungbulu), keduanya lalu berupaya dan memperjuangkan Aminuddin agar dapat diangkat menjadi kepala sekolah.

“Saya tidak tahu apa-apa. Mereka berdualah yang mengurus berkas saya, karena kami memang bersahabat sejak masih sekolah dulu,” ungkap Aminuddin.

Atas perjuangan Pak Minu’ dan Pak Hasyim yang juga masih ada hubungan keluarga sebagai sesama orang Bontotiro, Aminuddin kemudian mendapat Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Kepala Sekolah dan ditempatkan di SD Inpres 182 Seppang, Desa Dannuang, Kecamatan Ujungloe (dulu masih masuk dalam wilayah Kecamatan Ujungbulu).

SK Pengangkatan Kepala Sekolah di SD Inpres 182 Seppang, sebenarnya tertanggal 1 April 1977, tetapi SK tersebut baru sampai di tangannya pada 1978.

“SK-nya baru saya terima satu tahun kemudian, tetapi Pemerintah Daerah hanya membayar tiga bulan tunjangan kepala sekolah, padahal seharusnya dirapel satu tahun. Jadi sampai sekarang Pemerintah Daerah Bulukumba berutang sembilan bulan tunjangan kepala sekolah saya,” ujar Aminuddin sambil tertawa.

 

Mendatangi Tokoh Masyarakat

 

Setelah menerima SK Kepala Sekolah, Aminuddin kemudian berangkat ke Seppang, bertemu dengan para guru dan murid-murid, kemudian mendatangi beberapa tokoh masyarakat setempat.

Dengan diantar sepupu perempuannya yang menikah dengan pemuda setempat, Aminuddin mendatangi satu per satu tokoh masyarakat setempat dan singgah di rumah-rumah penduduk sekitar sekolah untuk “melapor”, memohon petunjuk, serta memohon agar dirinya bisa diterima dengan baik untuk melaksanakan tugas.

“Sebelum melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah baru, saya menemui tokoh masyarakat dan warga yang bermukim di sekitar sekolah. Saya meminta petunjuk kepada mereka dan saya meminta mereka bersedia menerima kehadiran saya untuk membina anak-anak mereka yang bersekolah di SD Inpres 182 Seppang. Alhamdulillah, mereka menerima dengan hangat kehadiran saya,” tuturnya.

Meskipun pindah tugas, Aminuddin tetap tinggal di ibukota Kabupaten Bulukumba. Jarak dari rumah ke sekolahnya kurang lebih 10 kilometer dan harus menempuh jalanan yang berkelok-kelok dan berbukit-bukit.

Dari jalur jalan poros Kampung Batu Karopa yang merupakan jalan provinsi, Aminuddin juga masih harus menempuh jalan berbatu-batu sekitar satu kilometer untuk sampai ke SD Inpres 182 Seppang.

Perjalanan dari rumah ke sekolah ditempuh sekitar satu jam dengan mengendarai sepeda motor yamaha bebek, tetapi sama dengan ketika masih bertugas sebagai guru biasa selama belasan tahun di SD Negeri 10 Ela-ela, Aminuddin juga tidak pernah terlambat.

“Saya selalu berupaya datang paling pagi dibanding guru-guru bantu saya dan selalu pulang belakangan,” ujarnya.

Selama memimpin sekolah itu, Aminuddin cukup rajin meluangkan waktu mendatangi dan bertemu dengan orangtua murid dan masyarakat setempat, baik karena ada masalah atau undangan, maupun sekadar bersilaturrahim. (bersambung)


-----

Artikel sebelumnya:

Gedung Sekolah Roboh, Murid-murid Belajar di Kolong Rumah Penduduk

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama