Ada Profesor Mengundurkan Diri Karena Diintervensi Pimpinan

“Ada tujuh profesor mengundurkan diri mengajar pada program doktoral salah satu program studi. Mereka menyatakan tidak mau lagi mengajar pada prodi tersebut, salah satu alasannya karena mereka diintervensi oleh pimpinan fakultas dalam memberikan nilai kelulusan kepada mahasiswa,” tutur Daeng Nappa’. (int)




-----

PEDOMAN KARYA

Jumat, 04 November 2022

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Ada Profesor Mengundurkan Diri Karena Diintervensi Pimpinan

 

 

“Heboh,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di warkop terminal.

“Apa yang heboh?” tanya Daeng Tompo’.

“Ada profesor mengundurkan diri karena diintervensi pimpinan,” jawab Daeng Nappa’.

“Mengundurkan diri bagaimana? Mengundurkan diri sebagai profesor?” tanya Daeng Tompo’.

“Ada tujuh profesor mengundurkan diri mengajar pada program doktoral salah satu program studi. Mereka menyatakan tidak mau lagi mengajar pada prodi tersebut, salah satu alasannya karena mereka diintervensi oleh pimpinan fakultas dalam memberikan nilai kelulusan kepada mahasiswa,” tutur Daeng Nappa’.

“Maksudnya ada mahasiswa tidak lulus untuk mata kuliah tertentu, lalu diminta oleh pimpinan untuk diluluskan oleh dosen pengampu mata kuliah?” tanya Daeng Tompo’.

“Menurut pengakuan salah seorang dosen, ada mahasiswa yang tidak pernah satu kali pun ikut kuliah sehingga tidak diberi nilai alias tidak lulus, tapi oleh pimpinan fakultas ia diminta memberikan nilai kelulusan kepada mahasiswa tersebut,” papar Daeng Nappa’.

“Sudah benar tawwa itu, tidak mungkin diberi nilai kelulusan kalau memang tidak pernah ikut kuliah,” kata Daeng Tompo’.

“Makanya dosennya mengundurkan diri,” kata Daeng Nappa’.

“Jadi bagaimanami kelanjutan kasusna?” tanya Daeng Tompo’.

“Rektor akhirnya turun tangan dan kemudian dilakukan perdamaian antara tujuh profesor yang mengundurkan diri dengan pimpinan fakultas,” jawab Daeng Nappa’.

“Terus bagaimana dengan mahasiswa yang tidak pernah ikut kuliah tapi diminta oleh pimpinan fakultas untuk diberi nilai kelulusan?” tanya Daeng Tompo’.

“Rektor bilang mahasiswa tersebut sudah mengundurkan diri,” jawab Daeng Nappa’.

“Barangkali banyak kasus serupa itu, tapi tidak terungkap di media,” kata Daeng Tompo’.

“Barangkali itu gabungan dua kata. Barang dan kali. Kali itu sungai. Dan barang di kali itu gampang hanyut,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

Daeng Tompo’ hanya geleng-geleng kepala seraya menyeruput kopinya. (asnawin)

 

Jumat, 04 November 2022


-----

Obrolan sebelumnya:

Presiden Berjalan Tengah Malam untuk Bertobat

Dua Periodemi Jadi Kepala Desa, Barumi Dipersoalkan Ijazahna


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama