Pengajian Bulanan FK Unismuh “Terpaksa” Dirangkaikan Buka Puasa Bersama


DIRANGKAIKAN. Wakil Dekan IV Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, dr Ihsan Jaya, memberikan laporan tentang pelaksanaan Pengajian dan Buka Puasa Bersama yang diadakan Fakultas Kedokteran Unismuh, di Makassar, Selasa, 05 Juni 2018. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)






--------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 06 Juni 2018


Pengajian Bulanan FK Unismuh “Terpaksa” Dirangkaikan Buka Puasa Bersama


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar sebenarnya mempunyai program pengajian bulanan, namun karena pengajian bulanan bulan Juni 2018 bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka pengajian bulanan tersebut “terpaksa” dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama.
“Sebenarnya kami di Fakultas Kedokteran memiliki program pengajian bulanan bagi dosen, karyawan, dan mahasiswa Fakultas Kedokteran, tapi karena bulan ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka pengajian bulanannya kami rangkaikan dengan acara buka puasa bersama, makanya acaranya kami namakan Pengajian dan Buka Puasa Bersama,” kata Wakil Dekan IV FK Unismuh, dr Ihsan Jaya.
Hal itu ia kemukakan saat memberikan laporan selaku penanggungjawab acara Pengajian dan Buka Puasa Bersama, di Aula Fakultas Kedokteran Kampus Unismuh Makassar, Selasa, 05 Juni 2018.
Acara tersebut dihadiri Rektor Unismuh Dr Abdul Rahman Rahim, Dekan FK Unismuh dr H Mahmud Ghaznawie Sp.PA(K) PhD, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr Abdullah Renre, Wakil Dekan I dr Andi Weri Sompa MKes SpS, Wakil Dekan II Asri Jaya SE MM, Wakil Dekan III dr Irwan Ashari ME, serta seratusan undangan lainnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr H Abdullah Renre yang membawakan pengajian, menyarankan agar umat Islam memperbanyak membaca Al-qur’an dan memperbanyak doa pada bulan Ramadhan.
“Kalau selesai shalat, janganlah langsung berdiri. Berdoalah dulu sebelum berdiri,” kata Abdullah Renre.
Mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa mengemukakan bahwa banyak orang yang menilai orang Muhammadiyah kurang doanya.
“Mereka mengatakan, orang Muhammadiyah itu kurang doanya. Bukan kurang. Sebenarnya banyak, banyak sekali malah, cuma berdoa itu kan tidak harus teriak-teriak,” kata Abdullah Renre. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama