Syaiful Saleh: Saya Tidak Mau Ikut Lelang Jabatan


“Saya tidak mau mengikuti lelang jabatan, karena kalau saya ikut berarti saya berambisi menjadi pejabat, padahal jabatan itu amanah. Pertimbangan lain, saya ini kan pamong senior. Artinya, seharusnya pimpinan sudah tahu kapasitas saya, jadi sebenarnya tidak perlu lelang jabatan,” kata Syaiful Saleh.




------


PEDOMAN KARYA
Rabu, 02 Januari 2019


Muhammad Syaiful Saleh: 
Saya Tidak Mau Ikut Lelang Jabatan


Nama Muhammad Syaiful Saleh sudah cukup dikenal di Sulawesi Selatan. Pria kelahiran Parepare, 05 Maret 1960, pernah menjadi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Makassar, bahkan pernah maju sebagai Calon Wakil Walikota Makassar berpasangan dengan Muhyina Muin sebagai calon walikota.

Selain sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Syaiful Saleh juga seorang akademisi, bahkan pernah menjabat Dekan Fakultas Pertanian dan juga pernah menjabat Wakil Rektor III di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Di Muhammadiyah Sulsel, Syaiful Saleh mengawali kekaderannya dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) hingga menjadi pengurus harian Muhammadiyah Sulsel sejak tahun 1990 sampai sekarang.

Setelah menamatkan kuliahnya pada tahun 1985 di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Syaiful Saleh terangkat menjadi pegawai negeri sipil pada 1985, dengan tugas pertama menjadi Penyuluh Pertanian Spesialis Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dan ditempatkan pada Sekretariat Pelaksana Harian Bimas Kabupaten Takalar. Ia menjalankan amanah itu selama tujuh tahun, yakni tahun 1985 hingga 1992.

Setelah beberapa kali berpindah tugas, Syaiful Saleh kemudian mendapat amanah sebagai Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan Kota Makassar, sejak 2004 hingga 2013.Pada 2014-2015, Syaiful Saleh menjabat Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Setda Kota Makassar.

Setelah itu, ia non-job alias tidak memiliki jabatan lagi di struktural pemerintahan. Ia sebenarnya masih berpeluang menjadi pejabat seandainya ingin mengikuti lelang jabatan, tapi itu tidak dilakukannya dengan berbagai pertimbangan.

“Saya tidak mau mengikuti lelang jabatan, karena kalau saya ikut berarti saya berambisi menjadi pejabat, padahal jabatan itu amanah. Pertimbangan lain, saya ini kan pamong senior. Artinya, seharusnya pimpinan sudah tahu kapasitas saya, jadi sebenarnya tidak perlu lelang jabatan,” kata Syaiful Saleh.

Jabatan di Kampus

Selain aktif menjalankan amanah sebagai pegawai negeri sipil, Syaiful Saleh juga mampu meluangkan mengajar di Unismuh Makassar. Bukan hanya mengajar, ia bahkan juga sempat mendapat amanah jabatan Wakil Rektor III pada 1996-2001, Dekan Fakultas Pertanian pada 2001-2008, dan kemudian Ketua Badan Pembina Harian (BPH) sejak 2008 hingga sekarang.

Calon Wakil Walikota

Panggilan pengabdian kepada bangsa dan negara juga mengusik diri Syaiful Saleh, karena itulah sempat menjadi Calon Wakil Walikota Makassar periode 2013-2018, berpasangan dengan Muhyina Muin. Namun ketika itu, ia bersama Muhyina kalah bersaing dengan pasangan Mohammad Ramdhan “Dhany” Pomanto - Samsu “Daeng Ical’ Rizal.

Calon Anggota DPD RI

Kini, Muhammad Syaiful Saleh mendapat dukungan luas dari masyarakat Sulsel untuk maju sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024. Dukungan itu datang langsung dari persyarikatan Muhammadiyah dalam bentuk rekomendasi dukungan, serta berbagai elemen masyarakat lainnya.

Dalam daftar Calon Anggota DPD RI yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, Muhammad Syaiful Saleh terdaftar sebagai calon nomor urut 33.

“Kalau saya pribadi tidak ada masalah terpilih atau tidak, tapi ini ada rekomendasi dari Muhammadiyah, maka pengurus, kader, dan simpatisan Muhammadiyah perlu mempertimbangkan makna rekomendasi dari Muhammadiyah itu,” kata Syaiful Saleh. (asnawin)

------
Keterangan:
- Artikel ini dimuat di halaman 3, Majalah PEDOMAN KARYA, edisi Desember 2018

-----
Baca Juga:

Syaiful Saleh Penuhi Syarat Calon Anggota DPD RI 

Haedar Nashir: Saya Mau Foto Bersama Pak Syaiful Saleh

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama