Ketua Parpol Kalah dari Nenek-nenek


“Bisana itu ada nenek-nenek paling banyak perolehan suarana dan lolos jadi anggota dewan, padahal dia bersaing dengan ketua parpol-na di Dapil yang sama dan ketua parpol-na itu petahana anggota dewan, bahkan dia juga Ketua DPRD,” papar Daeng Nappa’. (int)





 -----

PEDOMAN KARYA
Jumat, 10 Mei 2019


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Ketua Parpol Kalah dari Nenek-nenek


 “Tidak percayaku’ kurasa,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat duduk-duduk di masjid seusai shalat Jumat.

“Apaseng yang tidak kipercaya?” tanya Daeng Tompo’.

“Mungkin kita’ tidak percayaki’ juga,” kata Daeng Nappa’.

“Iye’, apakah itu yang kita’ bicarakan?” ujar Daeng Tompo’.

“Ada ketua parpol yang kalah dari nenek-nenek,” kata Daeng Nappa’.

“Kalah dalam hal apa dulu? Kalau lomba bikin kue, mungkin nenek-nenek lebih berpengalaman,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Bukan. Ini soal Pileg (Pemilihan Calon Anggota Legislatif). Ini soal pertarungan memperebutkan kursi di DPRD,” kata Daeng Nappa’.

“Oh, soal Pileg, kenapa tidak bilangki’ dari tadi,” kata Daeng Tompo’ lagi-lagi sambil tersenyum.

“Bisana itu ada nenek-nenek paling banyak perolehan suarana dan lolos jadi anggota dewan, padahal dia bersaing dengan ketua parpol-na di Dapil yang sama dan ketua parpol-na itu petahana anggota dewan, bahkan dia juga Ketua DPRD,” papar Daeng Nappa’.

“Hebatna itu nenek-neneka di’, pasti dia nenek-nenek gaul,” ujar Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Bukan hanya gaul, tapi dia juga neli,” kata Daeng Nappa’.

“Apa itu neli?” tanya Daeng Tompo’.

“Nenek-nenek lincah,” jawab Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

Jumat, 10 Mei 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama