Muhammadiyah Sulsel: Upaya Menangkal Radikalisme Jangan Sampai Merusak Nilai-nilai Islam


PENGAJIAN BULANAN. Wakil Ketua Muhammadiyah Kota Makassar, ustadz HM Said Shamad Lc (paling kiri) dan Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel, Dr KH Alwi Uddin (kedua dari kiri), tampil sebagai pembicara pada Pengajian Bulanan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, di Masjid Subulussalam Al-Khoory Kampus Unismuh Makassar, Sabtu, 04 Januari 2020. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)





-------
Sabtu, 04 Januari 2020


Muhammadiyah Sulsel: Upaya Menangkal Radikalisme Jangan Sampai Merusak Nilai-nilai Islam


-          Said Samad: Waspadai Paham yang Menyesatkan


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Umat Islam perlu mewaspadai jangan sampai upaya menangkal dan mewaspadai ekstrimisme, radikalisme, terorisme, justru merusak nilai-nilai Islam yang menimbulkan Islam fobia, sehingga menimbulkan pandangan negatif terhadap nama Islam, celana cingkrang, cadar, khilafah, jihad, penerapan syariat Islam, dan mengorbankan aqidah Islam demi toleransi, seperti ucapan Selamat Natal, salam lintas agama, dan sebagainya.

Pandangan tersebut diungkapkan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar, ustadz HM Said Shamad Lc, saat tampil sebagai pembicara pada Pengajian Bulanan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dengan tema “Antara Radikalisme dan Deislamisasi”, di Masjid Subulussalam Al-Khoory Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sabtu, 04 Januari 2020.

Said Samad mengatakan, umat Islam mentauhidkan Allah, tunduk sepenuhnya kepada segala petunjuk-Nya dan bercita-cita menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran-Nya dalam bermasyarakat.

Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, lanjutnya, umat Islam Indonesia tidak menganut paham ekstrimisme, bahkan sebaliknya patuh pada aturan dan kesepakatan bersama berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan juga berdasarkan kepribadian Muhammadiyah bagi kalangan internal Muhammadiyah.

“Karena itu, umat Islam mewaspadai, menolak, dan menangkal cara-cara yang ekstrim dan mendahulukan dakwah bil-hikmah amar ma’ruf nahi munkar,” tegas Said Samad.

Pada kesempatan tersebut, Said Samad juga mengajak umat Islam mewaspadai paham yang menyesatkan. Dia mengatakan, paham yang benar dalam Islam yaitu paham yang berdasarkan Al-Qur’an, sunnah, ijma’, qiyas.

Said Samad kemudian menyebutkan bahwa paham yang menyesatkan berdasarkan fatwa MUI dan juga berdasarkan putusan tarjih Muhammadiyah, antara lain paham Ahmadiyah dan paham Syi’ah, karena Ahmadiyah tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, sedangkan Syi’ah  pada  umumnya  tidak  mengakui  kekhalifahan Abu  Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempatnya sebagai Khulafa’ Rasyidin.

Selain Said Samad, Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel juga menghadirkan Dr KH Alwi Uddin sebagai pembicara.

Pengajian bulanan yang dibuka Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Prof Ambo Asse, dihadiri ratusan Anggota PWM Sulsel, pimpinan majelis dan lembaga PWM Sulsel, pimpinan Ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah tingkat wilayah Sulsel, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sulsel, Pimpinan Daerah Aisyiyah se-Sulsel. , Pimpinan BPH PTM se-Sulsel, pimpinan PTM se-Sulsel, serta Mudir Pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sulsel. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama