Kau Pemain dari Australia kah?


“Hei, kau pemain dari Australia kah?” tanya Patompo dengan nada tinggi.
“Bukan, Puang. Saya orang di sini,” jawab Rasyid.
“Magi nualai onrokku? (Kenapa kau ambil tempatku?)” begitulah Patompo “mengadili” Rasyid yang kebetulan saja lebih dahulu menempati kursinya di dekat lapangan tenis itu. 



-------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 20 Juni 2020


Mati Ketawa ala Patompo (7):


Kau Pemain dari Australia kah?


Oleh: HM Dahlan Abubakar
(Wartawan Senior)


Selain memiliki rumah pribadi di Jl Dr Ratulangi, Makassar, Patompo juga memiliki sebuah rumah di belakang Kantor PU (kini Kimpraswil) Jl Andi Pangerang Pettarani. Di situ ada juga lapangan tenis, tempat dia dapat menyalurkan hobinya.

Setiap sekitar pukul 17.00 wita, dan saat hari latihan karyawan Pemda Tingkat I Provinsi Sulsel, Patompo selalu bergabung.

Kalau dia berjalan memakai celana pendek dan membawa raket, pasti tujuannya satu, ke  lapangan tenis. Itu juga isyarat bagi mereka yang sudah berada di lapangan tenis untuk “berjaga-jaga”. Menyiapkan satu kursi khusus buat beliau. Itu sudah kewajiban.

Patompo biasanya menyeberang melewati pagar, lalu masuk ke dekat lapangan. Suatu sore, dia muncul di bawah pagar batu. Seseorang keluar menyambut kedatangannya. Ternyata, tempat kosong yang ditinggalkan penyambutnya, diisi oleh orang lain. “Kursi”  itu sebenarnya selalu jadi tempat Patompo menunggu permainan yang lainnya selesai atau untuk istirahat setelah dia bermain.

“Nigatosi ro (Siapa pula itu)?” tanya Patompo.

“Pegawai, Pak. Pole Tingkat I (dari Tingkat I, Provinsi Sulsel maksudnya),” jawab salah seorang di antara yang berada di lapangan.

“Magi na alai onrokku’? Magi na alai onrokku? (Kenapa dia ambil tempatku! Kenapa dia ambil tempatku?),” Patompo bertanya lagi perihal pria yang kemudian diketahui bernama Rasyid itu.

Begitu mau main, Patompo memanggil orang yang bernama Rasyid tersebut. Rasyid berpikir, pasti “dimakan” (dimarahi), karena telah membuat “daftar dosa.”

“Hei, kau pemain dari Australia kah?” tanya Patompo dengan nada tinggi.

“Bukan, Puang. Saya orang di sini,” jawab Rasyid.

“Magi nualai onrokku? (Kenapa kau ambil tempatku?)” begitulah Patompo “mengadili” Rasyid yang kebetulan saja lebih dahulu menempati kursinya di dekat lapangan tenis itu.

Sejak itu, orang pun tahu, jangan pernah mencoba duduk di kursi yang jadi tempat duduk Patompo. (Bersambung)

@Penulis, HM Dahlan Abubakar adalah mantan Kepala Humas Universitas Hasanuddin / Unhas Makassar, dan mantan Pemimpin Redaksi Harian Pedoman Rakyat)


-------
Artikel sebelumnya:


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama