Pintarta’ Kita’ Bikin Cerita Di’?


“Mengenang masa lalu sambil bercanda. Saya juga bikin cerita tentang masa lalu dan dia merasa cerita yang bikin itu menarik,” tutur Daeng Nappa’.
“Jadi apa nabilang?” tanya Daeng Tompo’.
“Dia bilang, kakak itu memang pintar menulis cerita menarik. Bisa dibikin novel itu,” ungkap Daeng Nappa’.
“Jadi apa kita bilang?” tanya Daeng Tompo’. (int)





--------
PEDOMAN KARYA
Senin, 10 Agustus 2020


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:



Pintarta’ Kita’ Bikin Cerita Di’?



“Ketemuka’ teman lamaku tadi,” ungkap Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi sore di warkop terminal.

“Dimanaki’ ketemu? Siapa itu teman lamata’?” tanya Daeng Tompo’.

“Ketemu di dunia maya,” jawab Daeng Nappa’ sambil tertawa.

“Ah, kita’ itu. Terus siapa itu teman lamata’? Laki-laki atau perempuan?” tanya Daeng Tompo’ lagi.

“Perempuan. Teman lama waktu sekolah,” jelas Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Pasti bekas pacarta’ to?” goda Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Sayaji barangkali dulu yang merasa dia pacarku’, tidak tau’mi kalau dia juga merasa begitu,” ungkap Daeng Nappa’.

“Terus apa yang kita bicarakan sama dia waktu ketemuki lagi di dunia maya?” tanya Daeng Tompo’ masih sambil tersenyum.

“Mengenang masa lalu sambil bercanda. Saya juga bikin cerita tentang masa lalu dan dia merasa cerita yang bikin itu menarik,” tutur Daeng Nappa’.

“Jadi apa nabilang?” tanya Daeng Tompo’.

“Dia bilang, kakak itu memang pintar menulis cerita menarik. Bisa dibikin novel itu,” ungkap Daeng Nappa’.

“Jadi apa kita bilang?” tanya Daeng Tompo’.

“Saya bilang, novelnya sudah jadi, tapi hanya untuk konsumsi pribadi, karena novelnya memang hanya ada di dalam hati,” ungkap Daeng Nappa’.

“Uhhuy,” Daeng Tompo’ bersiul lalu tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

Senin, 10 Agustus 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama