Rusdin Tompo Serahkan Buku Puisi kepada Kadis Perpustakaan Sulsel

KUMPULAN PUISI. Rusdin Tompo (kanan) yang dikenal sebagai penulis dan aktivis, menyerahkan buku kumpulan puisi terbarunya berjudul “Kata Sebagai Senjata” kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Mohammad Hasan, di Hotel Mercure, Makassar, Rabu, 23 September 2020. (ist)

 


 

 

 

 

 

------

Kamis, 24 September 2020

 

 

Rusdin Tompo Serahkan Buku Puisi kepada Kadis Perpustakaan Sulsel

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Rusdin Tompo yang dikenal sebagai penulis dan aktivis, menyerahkan buku kumpulan puisi terbarunya berjudul “Kata Sebagai Senjata” kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Mohammad Hasan, di Hotel Mercure, Makassar, Rabu, 23 September 2020.

Buku terbitan Rayhan Intermedia itu merupakan antologi puisi tunggal kelima dari penulis yang juga dikenal sebagai pemerhati anak tersebut.

“Ini wujud kewajiban saya sebagai penulis untuk menyetor setiap buku yang merupakan karya cetak kepada perpustakaan,” kata Rusdin Tompo.

Penyerahan buku dilakukan sebelum acara Seminar dan Bedah Buku Terbitan Daerah Sulawesi Selatan berjudul “Kelong Pannyaleori” karya Dr Hj Kembong Daeng.

Undang-Undang tentang Karya Cetak dan Karya Rekam, kata Rusdin, memang memerintahkan penyerahan buku kepada Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Umum Provinsi.

Rusdin Tompo mengaku memang rutin menyerahkan bukunya setiap kali bukunya diterbitkan. Untuk penyerahan buku ke Perpustakaan Nasional RI, katanya, biasanya dilakukan melalui penerbit, sedangkan ke Perpustakaan Umum Provinsi, biasanya langsung diserahkan oleh dirinya.

Buku “Kata Sebagai Senjata” diterbitkan bulan September 2020, dan diikutkan dalam kegiatan Sayembara Buku Antologi Puisi dalam rangka Anugerah Hari Puisi Indonesia 2020.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Mohammad Hasan, mengapresiasi penyerahan buku yang dilakukan setiap penulis. Karena, menurutnya, akan menambah koleksi perpustakaan dan memperkaya ragam bacaan sastra, khususnya puisi.

Mohammad Hasan mengatakan, instansinya sangat terbuka berkolaborasi dengan para penulis untuk memperkuat gerakan literasi di Sulsel. Dia juga bertekad menjadikan perpustakaan sebagai rumah baca rakyat yang ramah dan setiap saat dapat diakses masyarakat Sulawesi Selatan.

“Perpustakaan kini tidak lagi dibatasi dinding dan rak buku saja, tapi telah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial, menjadi pusat informasi, pusat belajar dan berkegiatan masyarakat,” kata Muhammad Hasan. (met)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama