Memaksa Pembaca Berpikir Keras









BERPIKIR KERAS. Wartawan yang menulis berita, kadang-kadang tidak sadar bahwa berita yang ditulisnya akan memaksa pembaca berpikir keras. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)



-----

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 17 Oktober 2020


Memaksa Pembaca Berpikir Keras


Wartawan yang menulis berita, kadang-kadang tidak sadar bahwa berita yang ditulisnya akan memaksa pembaca berpikir keras.

Itu terjadi karena judul berita yang dibuatnya terkesan ambigu atau tidak jelas maknanya. Pembaca butuh waktu untuk berpikir, apa yang dimaksudkan dengan judul berita yang dibacanya.

Jika pembaca memang punya kepentingan atau tertarik dengan berita itu, maka ia kemungkinan akan membaca dan mencerna isi beritanya untuk dapat mengerti apa yang dimaksudkan dengan judul yang ambigu atau tidak jelas maknanya.

Namun bagi pembaca yang tidak punya kepentingan (dan jumlahnya pasti lebih banyak), maka kemungkinan besar ia akan mengabaikan berita itu.

Judul berita ini misalnya, "Pendatang Dominasi Pemilih Pemula". Saya sempat kaget dan tertegun membacanya, karena tidak mengerti apa maksudnya.

Saya berpikir, mungkin maksudnya, "Pemilih Pemula Didominasi Pendatang", tapi siapakah itu pemilih pemula? Bukankah pemilih pemula itu artinya orang yang baru pertama kali memilih?

Apakah mungkin pemilih pemula itu lebih banyak pendatang dibandingkan orang-orang yang memang lahir dan besar di daerah itu?

Ah, otak saya sudah mulai terasa sakit. Mohon maaf saya tidak bisa melanjutkan ulasannya. Aduh... (Asnawin Aminuddin)


Sabtu, 17 Oktober 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama