Anggapmi Presiden Itu Gajah

“Anggapmi presiden itu gajah. Pendukungna berupaya menjelaskan bahwa gajah itu lebar dan tipis seperti kipas, padahal yang najelaskan itu hanya telinga gajah. Ada juga yang menjelaskan bahwa gajah itu seperti tanduk tapi ukurannya agak panjang dan melengkung, padahal yang najelaskan itu gading gajah. Jadi bukan gajah secara keseluruhan,” kata Daeng Tompo’. (int)




------

PEDOMAN KARYA

Jumat, 16 Oktober 2020

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Anggapmi Presiden Itu Gajah

 

 

“Kasihanna kodong presidenta’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal seusai shalat Jumat.

“Kasihan kenapai?” tanya Daeng Tompo’.

“Selalumami disoroti kodong. Dibilangimi pembohong, dibilangimi presiden boneka, dibilangimi komunis, dan lain-lain” sebut Daeng Nappa’.

“Kan bolehji orang berpendapat to?” kata Daeng Tompo’.

“Bolehji memang, tapi jangantosseng terlalu tawwa,” kata Daeng Nappa’.

“Kan tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api,” kata Daeng Tompo’.

“Cocokmi itu, tapi biar bagaimana, adatongji itu kebaikanna presidenta’,” kata Daeng Nappa’.

“Itumi yang nalakukan sekarang pendukungna,” kata Daeng Tompo’.

“Apa itu?” tanya Daeng Nappa’.

“Pendukungna selalu mengungkapkan keberhasilan-keberhasilan dan terobosan-terobosan presiden, dan berupaya menutupi kekurangan-kekuranganna,” kata Daeng Tompo’.

”Supaya berimbangi tawwa,” kata Daeng Nappa’.

“Anggapmi presiden itu gajah. Pendukungna berupaya menjelaskan bahwa gajah itu lebar dan tipis seperti kipas, padahal yang najelaskan itu hanya telinga gajah. Ada juga yang menjelaskan bahwa gajah itu seperti tanduk tapi ukurannya agak panjang dan melengkung, padahal yang najelaskan itu gading gajah. Jadi bukan gajah secara keseluruhan,” kata Daeng Tompo’.

“Oh mengertima’,” kata Daeng Nappa’.

“Apa yang kita’ mengerti?” tanya Daeng Tompo’.

“Berarti pengetahuan sebagian pendukungna tentang presiden ternyata sangat sedikit dan hanya yang baik-baik, padahal masih banyak sisi lain dari diri sang presiden,” ujar Daeng Nappa’.

“Nah, berarti mulaitongmaki’ kita’ pintar,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

Jumat, 16 Oktober 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama