Andi Ritamariani: Tahun 2024 Seluruh Desa di Sulsel Sudah Terbentuk Kampung KB

KAMPUNG KB. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Dra Hj Andi Ritamariani MPd, pada kegiatan Penguatan Kemitraan dan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting, di Kabupaten Takalar, Selasa, 19 April 2022.


 



-----

Rabu, 27 April 2022

 

 

 

Andi Ritamariani: Tahun 2024 Seluruh Desa di Sulsel Sudah Terbentuk Kampung KB

 

 

TAKALAR, (PEDOMAN KARYA).  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Selatan menargetkan seluruh desa dan kelurahan di Sulsel telah membentuk Kampung Keluarga Berkualitas (KB) pada tahun 2024.

“Target kita, seluruh desa dan kelurahan di Sulsel sudah terbentuk Kampung KB pada tahun 2024,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Dra Hj Andi Ritamariani MPd.

Pembentukan Kampung KB di setiap desa dan kelurahan, katanya, merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat yang ada di Kampung KB, serta upaya percepatan penurunan stunting melalui kolaborasi kegiatan lintas sektor.

“Kampung KB pertama kali dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2016, di Dusun Jenawi, Jawa Barat. Pembentukan Kampung KB ada kriteria khusus yang harus dipenuhi agar suatu wilayah dapat dibentuk menjadi Kampung KB, yaitu daerah tertinggal, daerah jumlah peserta KB di bawah rata-rata, dan merupakan lokus-lokus stunting, namun saat ini kita menunggu Inpres terkait perubahan kriteria Kampung KB,” kata Andi Rita, sapaan akrab Andi Ritamariani.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan pada kegiatan Penguatan Kemitraan dan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting, di Kabupaten Takalar, Selasa, 19 April 2022.

Andi Rita mengatakan, Kampung KB adalah milik semua orang, bukan milik BKKBN, sehingga dalam membangun Kampung KB dibutuhkan peran serta dan keterlibatan bersama pemerintah daerah, mitra kerja, dan masyarakat.

“Kampung KB bukan milik BKKBN, tetapi milik masyarakat dan seluruh pihak, dimana Kampung KB atau Kampung Keluarga Berkualitas dibentuk agar menjadi wadah kegiatan dan program lintas sektor utamanya dalam menurunkan angka stunting,” ujar Andi Rita

Ia menjelaskan bahwa Kampung KB telah berubah nama dari Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas, harapannya agar ada keterpaduan kegiatan lintas sektor di dalam Kampung KB dan menepis anggapan bahwa Kampung KB merupakan tanggung jawab BKKBN.

“Dengan adanya Kampung KB, masyarakat dapat menjadi pusat perhatian dan intervensi kegiatan lintas sector, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya dalam penurunan angka stunting yang menjadi program prioritas nasional,” tutur Andi Rita.

Dia menambahkan, Kampung KB juga diarahkan dalam rangka menurunkan angka stunting, dimana Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menyebutkan, angka kasus stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen. Artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting.

“Angka prevalensi stunting di Sulawesi Selatan masih cukup tinggi yaitu berada pada angka 27,4 persen, sedangkan di Kabupaten Takalar pada angka 34, 7 persen, jauh dari target nasional 14 persen pada tahun 2024, sehingga dibutuhkan intervensi kegiatan spesifik dengan melibatkan seluruh pihak lintas sektor,” ungkap Andi Rita.

Kegiatan Penguatan Kemitraan Kampung KB dan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung KB Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting, dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Takalar, H Muhammad Hasbi.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas PPKBP3A Takalar, dr Hj Nilal Fauziah MKes, para camat, Penyuluh KB, dan mitra kerja lainnya. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama