Masyarakat Gowa Masih Pegang Teguh Tradisi dan Budaya Leluhur

“Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Sampai saat ini, Gowa masih dianggap sebagai suatu wilayah dengan masyarakat yang memegang kuat terhadap tradisi dan budaya leluhur,” tutur Kamsina.
 





-----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 08 Juni 2022

 

Catatan dari Festival Balla Lompoa 2022 (2):

 

 

Masyarakat Gowa Masih Pegang Teguh Tradisi dan Budaya Leluhur

 

 

Oleh: Asnawin Aminuddin

(Wartawan)

 

Sekda Gowa, Kamsina, dalam sambutannya pada acara pembukaan mengatakan, seni dan budaya merupakan produk kreativitas manusia dan menjadi salah satu cara manusia untuk mengekspresikan keinginan, pemikiran dan pemahaman terhadap alam dan Iingkungan sekitar, termasuk di dalamnya sebagai penanda majunya suatu daerah, bangsa, dan negara.

Karena itulah, katanya, pemerintah perlu mendorong para pelaku kesenian utamanya yang ada di Kabupaten Gowa untuk terus berkarya dan melakukan kolaborasi dengan pemerintah guna memajukan daerah berjuluk Butta Bersejarah ini.

“Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Sampai saat ini, Gowa masih dianggap sebagai suatu wilayah dengan masyarakat yang memegang kuat terhadap tradisi dan budaya leluhur,” tutur Kamsina.

Pada acara pembukaan tersebut, Sekda Gowa juga menerima kunjungan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Tahun 2022 di Museum Istana Balla Lompoa.

Perkembangan seni budaya cukup pesat di Kabupaten Gowa. Selain sekolah-sekolah kejuruan di bidang seni, juga terdapat Museum Istana Balla Lompoa, puluhan sanggar seni, dan ribuan penggiat kesenian yang ada di Kabupaten Gowa.

Saat ini komunitas seni budaya semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan masuknya era disrupsi yang berujung pada semakin banyaknya media untuk berkarya seni budaya. Apalagi dengan adanya Dewan Kesenian Gowa (DKG) sebagai rumah besar bagi seluruh pelaku seni budaya yang ada di Kabupaten Gowa.

Dibutuhkan regenerasi dalam bidang seni budaya, utamanya pada kesenian lokal tradisional agar dapat tetap terjaga otentisitas dan kelestariannya di masa yang akan datang.

“Kami juga mengapresiasi dan berterimakasih pada Kemendikbud Ristek yang telah memilih Kabupaten Gowa sebagai salah satu titik kunjungan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022. Ini merupakan kehormatan bagi kami, dan semoga ke depannya ada kolaborasi lain yang dapat dilakukan,” kata Kamsina.

 

Muhibah Budaya Jalur Rempah

 

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan, menyampaikan bahwa ekspedisi Muhibah Budaya Jalur Rempah ini akan menyusuri titik-titik pelabuhan yang menjadi jalur perdagangan rempah-rempah di Indonesia pada masa lalu

“Peserta dalam menyusuri titik-titik pelabuhan itu menggunakan menggunakan kapal legendaris KRI Dewa Ruci dan akan menjadi duta-duta rempah Indonesia yang akan mempelajari sejarah rempah-rempah pada masa lalu. Tidak hanya itu, mereka juga akan mengkampanyekan kepentingan rempah-rempah pada masa kini dan masa depan dengan sejarah sebagai landasannya,” tutur Restu.

Hal ini menurutnya akan berujung pada bagaimana rempah-rempah dengan sejarah dan riwayat perjalanannya di Indonesia dapat menjadi warisan kebudayaan yang dikenal oleh dunia di masa yang akan datang.

“Kami berterimakasih pada Kabupaten Gowa sudah support kegiatan ini. Mudah-mudahan kita bisa kerja bareng-bareng untuk mewujudkan rempah-rempah menjadi warisan budaya dunia,” kata Restu, pada acara pembukaan yang turut dihadiri Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, Laode Muhammad Aksa. (bersambung)


------

Artikel sebelumnya:

Festival Balla Lompoa di Gowa Memantik Semangat Menjaga Adat dan Budaya Sulawesi Selatan


Artikel berikutnya:


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama