Memuliakan Hari Puisi Indonesia ala KoPi Makassar dan Satupena Sulsel

HARI PUISI INDONESIA. Handayani Hasan (dosen STIE Nusantara Makassar) tampil membaca puisi sambil diiringi petikan gitar Romy, pada Peringatan Hari Puisi Indonesia Tahun 2022 pada kegiatan rutin “Sastra Sabtu Sore”, di Roemah Lamdoek, Jalan Lamadukelleng, Makassar, Sabtu, 30 Juli 2022. (ist)

 





-----

Selasa, 02 Agustus 2022

 

 

Memuliakan Hari Puisi Indonesia ala KoPi Makassar dan Satupena Sulsel

 


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ada banyak cara dalam merayakan sebuah peristiwa besar atau peristiwa penting, misalnya mengadakan berbagai lomba atau karnaval dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Para seniman, sastrawan, budayawan, dan penulis di Kota Makassar yang tergabung dalam Komunitas Puisi (KoPi) Makassar, dan Perkumpulan Penulis Satupena Sulawesi Selatan, juga punya acara tersendiri dalam merayakan Hari Puisi Indonesia Tahun 2022.

Mereka merayakan atau memuliakan Hari Puisi Indonesia dengan cara membaca puisi sambil diiringi petikan gitar Romy, seorang guru musik yang biasa memberi les privat, dan sengaja hadir untuk berkolaborasi dengan para pembaca puisi.

Para seniman, sastrawan, budayawan, dan penulis yang membaca puisi antara lain Rusdin Tompo (Koordinator Satupena Sulawesi Selatan), Yudhistira Sukatanya (penulis naskah, sutradara) dan istrinya Dewi Ritayana, Rosita Desriani, Handayani Hasan, Maysir Yulanwar, Seniman Romo (Rahmat Soni), dan Agus K Saputra.

Juga tampil Rahmat Soni, Wawan (dari Kelompok Penyanyi Jalanan / KPJ), Putri Kumalasari (Duta GenRe Sulawesi Selatan), Indah (novelis), Lisana, dan Mutmainnah (mahasiswa).

KoPi Makassar dan Satupena Sulsel memuliakan Hari Puisi Indonesia Tahun 2022 pada kegiatan rutin “Sastra Sabtu Sore”, di Roemah Lamdoek, Jalan Lamadukelleng, Makassar, Sabtu, 30 Juli 2022.

“Hari ini kita merayakan Hari Puisi Indonesia, sembari membaca puisi-puisi bertema cinta. Tema yang universal, yang bisa diterima lintas generasi, dan tetap actual,” kata Rusdin Tompo.

Bagi penulis dan editor yang sudah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi itu, kegiatan rutin “Sastra Sabtu Sore” memang diharapkan tak hanya diadakan di satu tempat, namun dilakukan berpindah agar mendekatkan sastra ke masyarakat sebagai ikhtiar gerakan literasi.

“Selama ini, Sastra Sabtu Sore pernah diadakan di taman, perpustakaan, warung kopi, dan juga di kafe,” kata Rusdin.

Dia mengaku memimpikan pembacaan karya sastra, khususnya puisi, seperti laiknya live musik yang biasa ada di kafe atau tempat-tempat umum lainnya. Tujuannya sebagai sarana edukasi agar karya sastra semakin dekat dan tak berjarak dengan masyarakat pembacanya.

Setelah ide itu dikomunikasikan dengan pemilik dan pengelola Roemah Lamdoek, yang berada di Jalan Lamadukelleng, Makassar, rupanya gayung bersambut. Sastra Sabtu Sore pun digelar, memanfaatkan momen Hari Puisi Indonesia (HPI), yang diperingati setiap tanggal 26 Juli.

Rusdin menjelaskan, Hari Puisi Indonesia merujuk pada hari kelahiran penyair Chairil Anwar. Pada tahun 2022 ini, pelaksanaan Hari Puisi Indonesia bertepatan dengan peringatan 100 tahun pelopor Angkatan '45 tersebut.

 

Nuansa Berbeda

 

Sastrawan Yudhistira Sukatanya mengakui ada nuansa berbeda dari gelaran acara “Sastra Sabtu Sore” kali ini. Itu karena pembacaan puisi mengambil tempat di area terbuka Roemah Lamdoek.

“Suasananya seperti kita membaca puisi di halaman belakang rumah, sambil nyanyi bersama dengan riang,” kata Yudhistira.

Sore hingga menjelang malam itu, para pembaca puisi memang tidak tampil sendiri. Mereka diiringi oleh Romy dengan petikan gitarnya yang mengalun sepanjang acara. Romy merupakan guru musik yang biasa memberi les privat. Dia sengaja hadir untuk berkolaborasi dengan para pembaca puisi.

Para pembaca puisi pun tak semua merupakan anggota KoPi Makassar dan pengurus Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Sulawesi Selatan. Mereka datang dari berbagai latar belakang hanya untuk membaca puisi. Kebanyakan puisi yang dibacakan merupakan karya sendiri.

Para pembaca puisi antara lain Putri Kumalasari, yang merupakan Duta GenRe Sulawesi Selatan, Indah, novelis, Lisana, mahasiswa, dan Mutmainnah yang datang membaca puisi ditemani anak kecilnya.

Putri Kumalasari, yang masih merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, diberi hadiah buku puisi oleh Maysir Yulanwar, begitu selesai tampil membaca puisi. Para pembaca lain di luar KoPi diberi hadiah buku yang sama berjudul “Sembunyi.”

Para pembaca puisi seolah tampil tanpa beban. Mereka tak ragu naik panggung secara bergantian. Kalaupun tidak membaca puisi, pilihannya bernyanyi dengan lagu-lagu yang akrab di telinga, sehingga penonton pun ikut berdendang. Rerata para pembaca puisi membacakan puisi lebih dari satu bahkan tampil berulang, saking semangatnya.

Sebelumnya, Satupena Sulawesi Selatan juga memperingati Hari Puisi Indonesia 2022, berkolaborasi dengan KPJ, yang tengah merayakan ulang tahun ke-16.

“Acara Sastra Sabtu Sore berikutnya, dijadwalkan akan kembali diadakan di Roemah Lamdoek, pada minggu keempat bulan Agustus 2022,” kata Rusdin. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama