Wamen Dikdasmen Hadiri Milad ke-55 Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar

MILAD KE-55. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Atip Latipulhayat, menghadiri Peringatan Milad ke-55 Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar, Sabtu, 19 April 2025. (ist)


------

Senin, 21 April 2025

 

Wamen Dikdasmen Hadiri Milad ke-55 Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Atip Latipulhayat, menghadiri Peringatan Milad ke-55 Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar, Sabtu, 19 April 2025.

Juga hadir Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Iqbal Najamuddin, mewakili Gubernur Sulsel, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Ambo Asse, Konsorsium Mudir Pesantren KH Lukman Abdul Shamad, serta seribuan santri, alumni, tokoh Muhammadiyah, dan pejabat pemerintah daerah.

Wamen Dikdasmen Atip Latipulhayat yang didapuk memberikan sambutan mengatakan, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi keagamaan, melainkan kekuatan peradaban dan mitra strategis negara dalam membangun pendidikan nasional yang unggul dan inklusif.

“Dalam konteks pendidikan, negara belajar banyak dari Muhammadiyah. Bukan hanya karena skala lembaganya, tetapi karena keteladanan nilai dan keberlanjutan kaderisasinya,” ujar Atip.

Wamen juga menyoroti pentingnya relasi spiritual antara guru dan murid—istilah yang kini mulai digunakan kembali menggantikan “peserta didik”—seraya menyebut bahwa pendekatan Muhammadiyah dalam pendidikan menghidupkan kembali makna thalabul ‘ilmi yang berakar pada tradisi ruhani dan keikhlasan.

Ia menekankan bahwa pemerintah tengah mendorong revitalisasi sarana pendidikan, perbaikan mutu guru, dan perluasan akses bantuan untuk lembaga swasta, termasuk pesantren Muhammadiyah.

“Karena realitanya, 96 persen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan sebagian besar sekolah menengah dikelola swasta. Negara tidak mungkin berjalan sendiri,” tegas Atip.

Ia pun memuji Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar sebagai model kaderisasi ulama dan pemimpin yang layak dijadikan teladan nasional.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Ambo Asse, mengajak seluruh elemen persyarikatan Muhammadiyah untuk menempatkan pesantren sebagai bagian dari medan jihad fi sabilillah.

Dalam sambutannya yang penuh haru, Prof Ambo menyatakan bahwa Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar bukan sekadar Amal Usaha, melainkan juga laboratorium kaderisasi, pusat dakwah, dan medan amal ikhlas.

“Kita tidak boleh melupakan ruh perjuangan para pendiri. Hari ini, kita harus melanjutkan amanah mereka dengan sistem yang lebih kokoh, adaptif, dan berorientasi masa depan,” kata Prof Ambo.

 

Sejarah dan Kiprah Gombara

 

Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara Makassar yang lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Gombara Makassar, bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan tapal batas historis dari keberanian kader-kader awal Muhammadiyah membangun sistem kaderisasi ulama yang terintegrasi antara ilmu, amal, dan akhlak.

Pendirian pesantren pada tahun 1971 adalah respons atas kebutuhan mendesak untuk menghadirkan sistem pendidikan kader Muhammadiyah yang mandiri di kawasan timur Indonesia.

“Taipa Le’leng yang hari ini kita kenal sebagai Gombara adalah saksi atas wakaf perjuangan dari para tokoh seperti KH Abdul Jabbar Asiri hingga Doktor S Majidi,” kata Konsorsium Mudir Pesantren Muhammadiyah Sulawesi Selatan KH Lukman Abdul Shamad Lc MPd.

Lukman juga menyebut bahwa pesantren ini telah melahirkan tokoh-tokoh nasional dan internasional, seperti Imam Shamsi Ali di New York dan Anis Matta, Wakil Menteri Luar Negeri RI. Ia menegaskan bahwa masa depan Ponpes Darul Arqam Gombara Makassar diarahkan pada penguatan kelembagaan dan tata kelola modern tanpa meninggalkan ruh kaderisasi ulama.

Berbagai pertunjukan seni, dan budaya mewarnai pelaksanaan milad. Semua atraksi dirsembahkan oleh para santri. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama