![]() |
Ironi terbesar Negeri Walanda adalah pesawat Hercules yang bekerja dalam diam tak pernah mendapat tepuk tangan, sementara manusia Hercules yang berisik justru diberi panggung. |
------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 07 Mei 2025
Hercules yang Tangguh dan Tak Bisa Ditiru
Oleh: Datuk Gogo Putih
Di langit Negeri Walanda, ada satu nama yang selalu dihormati dalam dunia militer udara: Hercules. Bukan manusia, tapi pesawat.
C-130 Hercules adalah burung besi legendaris yang dimiliki Angkatan Udara Walanda. Ia tak sekadar alat transportasi, tapi simbol ketangguhan, konsistensi, dan keandalan dalam berbagai situasi—dari membawa bantuan kemanusiaan di tengah bencana hingga menyuplai logistik di wilayah paling terisolasi.
Pesawat Hercules punya karakter: kuat, senyap, setia menjalankan tugas, dan mampu mendarat di tempat-tempat yang bahkan helikopter pun berpikir dua kali. Ia tidak memerlukan sorotan kamera untuk bekerja. Ia tidak menuntut pujian. Ia hanya terbang, dan menolong.
Tapi di Negeri Walanda, muncul juga sosok lain yang kebetulan bernama sama: Hercules. Bedanya, yang ini bukan pesawat. Ia dulunya dikenal sebagai pemimpin kelompok jalanan yang menguasai sudut-sudut kota dengan gaya khas preman terminal. Tapi entah bagaimana ceritanya, ia kini jadi tokoh terhormat, sering tampil berdampingan dengan pemimpin tertinggi negeri.
Orang-orang bilang dia sudah berubah. Sudah jadi nasionalis. Sudah jadi negarawan. Sudah tidak seperti dulu. Tapi, seperti kata pepatah orang Walanda lama: "Jubah kebesaran tak bisa menyembunyikan gerak kaki yang masih suka menendang." Dan betul saja. Di balik jas dan pin resmi, tatapan mata dan cara bicara “Hercules” ini masih penuh aura lorong gelap.
Jika pesawat Hercules dikenal karena membantu rakyat, maka manusia Hercules ini justru bikin rakyat gelisah. Ia muncul di layar kaca dengan senyum lebar, tapi menyisakan pertanyaan: apakah perubahan benar-benar terjadi, atau hanya sekadar rebranding ala politik Negeri Walanda?
Rakyat mulai resah. Apalagi ketika Hercules manusia ini mulai bicara seolah ia pemilik kebenaran, merasa paling tahu soal keamanan dan keadilan. Padahal rekam jejaknya tak pernah lepas dari dunia yang dulu sering membuat rakyat takut berjalan malam-malam.
Ironi terbesar Negeri Walanda adalah pesawat Hercules yang bekerja dalam diam tak pernah mendapat tepuk tangan, sementara manusia Hercules yang berisik justru diberi panggung.
Bedanya jelas. Pesawat Hercules tetap konsisten menjalankan tugas negara. Sementara Hercules yang satunya, entah menjalankan tugas siapa.