-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 21 Mei 2025
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Kalau Ceramah
Jangan Melulu Neraka
“Tadi siang saya ngopi di warkop dengan
beberapa teman. Satu orang teman dosen bertanya kepada teman yang seorang
ustadz. Teman dosen bertanya, bisakah itu para ustadz, kalau ceramah jangan
melulu neraka, karena takut-takutki’ dengarki belah,” ungkap Daeng Tompo’
kepada Daeng Nappa’ saat jalan bareng keluar dari masjid seusai shalat isya.
“Jadi apa jawabannya teman ta’ yang
ustadz?” tanya Daeng Nappa’.
“Teman ustadz balik bertanya, dia bilang kenapa
ki’ bertanya begitu?” jawab Daeng Tompo’.
“Teman dosen bilang, soalnya,
kadang-kadang ada ustadz, kalau ceramah, selalu bicara neraka. Selalu bicara
ancaman api neraka. Akhirnya jamaah jadi takut. Kenapa tidak bicara surga,
supaya jamaah senang?” tutur Daeng Tompo’.
“Jadi apami nabilang ustadz ka?” tanya
Daeng Nappa’.
“Teman ustadz bilang, mungkin saat teman
dosen ke masjid, ustadz yang ceramah kebetulan membahas masalah neraka. Teman
ustadz bilang, biasanya kalau ustadz membahas neraka pasti juga membahas surga.
Tidak mungkin ustadz hanya bicara neraka terus tanpa bicara surga, karena cukup
banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menganjurkan menyampaikan kabar gembira,” tutur
Daeng Tompo’.
“Terus apami nabilang itu teman ta’ yang
dosen?” tanya Daeng Nappa’.
“Teman yang ustadz kemudian menambahkan
dengan menyebutkan salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang terjemahannya, ‘Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat
kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai’,” papar Daeng Tompo’.
“Jadi apami nabilang itu teman ta’ yang dosen,”
tanya Daeng Nappa’.
“Teman dosen akhirnya mengakui bahwa
dirinya memang jarang mengikuti pengajian. Yang rutin hanya sekali seminggu
yaitu khutbah Jumat,” kata Daeng Tompo’.
“Jadi sadar ji?” sahut Daeng Nappa’ sambil
tersenyum.
“Sadarji barangkali,” kata Daeng Tompo’ balas
tersenyum. (asnawin)
Rabu, 21 Mei 2025
.....
Keterangan:
Takut-takutki’ dengarki belah = Kita jadi takut
mendengarnya
Teman ta’ = Teman Anda
Kenapa ki’ bertanya begitu? = Kenapa Anda
bertanya begitu?
Jadi apami nabilang ustadz ka? = Jadi
ustadz bilang apa?
Terus apami nabilang itu teman ta’ = Lalu
apa yang teman Anda katakan
Jadi sadar ji? = Jadi dia sadar juga?
Sadarji barangkali = Barangkali dia sadar
