-------
Sabtu, 10 Mei 2025
Mahasiswa Dokter Spesialis Gigi Unhas Meninggal di
Kontrakannya
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Seorang
mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Fakultas Kedokteran
Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas), drg. Ismawan Hajwan, ditemukan
meninggal dunia di rumah kontrakannya, di Kompleks Nusa Harapan Permai,
Tamalanrea, Makassar, Kamis pagi, 08 Mei 2025, sekitar pukul 10.00 Wita.
Ismawan
Hajwan ini berasal dari Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dan saat ini
terdaftar sebagai mahasiswa semester tiga, dan mengambil Spesialis Konservasi
Gigi.
Pada
pagi hari sekitar pukul 08.00 Wita, teman seangkatan almarhum merasa heran,
karena almarhum yang sedang menjadi dokter residen di RSGM Kandea belum hadir,
padahal Ismawan tidak pernah terlambat. Karena pasien-pasien almarhum sudah
menunggu, maka beberapa temannya berinisiatif menghubungi melalui telepon, namun
tidak ada respons.
Pada
pukul 10.00 WITA, dua rekan almarhum berinisiatif datang ke tempat tinggal
almarhum. Setelah pintu rumah diketuk-ketuk dan tidak ada respons, rekan
almarhum kemudian menghubungi telepon selularnya. Terdengar suara dering
telepon dari dalam rumah. Kedua rekan ini mengintip ke dalam, dan melihat lampu
serta kipas angin menyala. Mereka khawatir ada sesuatu yang terjadi dengan
almarhum.
Maka,
kedua rekan ini mendobrak pintu rumah almarhum. Mereka menemukan almarhum dalam
keadaan terlentang di kursi, dengan badan yang membiru dan kaku. Saat diperiksa
tanda-tanda vital, dipastikan almarhum telah meninggal dunia.
Di
atas meja samping almarhum ditemukan terdapat beberapa obat yang biasa
dikonsumsi oleh penderita jantung, hipertensi, dan kolesterol. Saat diperiksa,
obat jantung tersebut telah dikonsumsi sebanyak dua butir.
Peristiwa
ini sangat mengejutkan bagi rekan-rekan almarhum, dosen-dosen, dan jajaran
pimpinan FKG Unhas. Dekan FKG Unhas segera bergerak menuju lokasi kediaman
almarhum. Rekan-rekan almarhum bercerita bahwa sehari sebelumnya (Rabu, 07 Mei
2025), almarhum tetap melakukan aktivitas pelayanan sebagai mahasiswa
PPDGS/dokter residen di RSGMP Unhas tanpa ada keluhan sakit. Sekitar pukul
19.15 Wita almarhum bahkan masih menelepon dan berdiskusi dengan seorang
rekannya.
Almarhum
saat ini belum beristri. Pihak keluarga terdekat di Makassar kemudian dihubungi
dan segera berkomunikasi dengan keluarga di Belopa. Akhirnya pihak keluarga
memutuskan agar jenazah almarhum diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui
penyebab kematian.
Dekan
FKG Unhas, drg. Irfan Sugianto, M.Med.Ed., Ph.D, menegaskan akan memberi
dukungan sepenuhnya kepada keluarga korban dalam proses pemeriksaan tersebut.
Dirinya berharap, tidak ada spekulasi atau dugaan-dugaan terkait penyebab
kematian almarhum.
“Kami
atas seluruh jajaran FKG Unhas, menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa
ini. Rasa simpati kami sampaikan kepada keluarga korban. Kami akan mendukung
sepenuhnya seluruh upaya keluarga sebagai wujud komitmen kami terhadap
mahasiswa,” kata Irfan.
Di
tengah maraknya perbincangan publik tentang kekerasan yang terjadi di program
pendidikan spesialis, Irfan Sugianto meyakinkan bahwa pihaknya tidak pernah
memberi toleransi terhadap praktik kekerasan dan perundungan di FKG Unhas. Di
Unhas ada kebijakan yang sangat ketat terkait kode etik program pendidikan
spesialis.
“Kami
ingin memberi ketenangan kepada keluarga korban. Untuk itulah kami akan
memberikan dukungan sepenuhnya terhadap proses pemeriksaan jenazah yang akan
dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Tidak ada yang perlu kami tutup-tutupi,
karena kami yakin praktik pendidikan di PPDGS Unhas berlangsung sesuai prosedur
dan mekanisme yang mengutamakan humanisme,” kata Irfan.
Dekan
FKG Unhas ini berharap pihak keluarga diberi kesabaran dan ketabahan dalam
menerima cobaan yang tentu saja sangat menyedihkan. Semoga arwah almarhum
memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT. (kia)