-----
Rabu, 23 Juli 2025
Seperti Cerita
Rakyat, Tulisan Ilmiah pun Harus Mampu Ajak Pembaca Pahami Temuan Kita
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kemampuan
menulis sangat penting sebagai fondasi utama dalam karier akademik. Menulis bukan
sekadar laporan melainkan proses berpikir dan alat komunikasi ilmiah.
“Menulis untuk publikasi bukan sekadar
laporan tapi menyampaikan cerita yang meyakinkan. Seperti halnya cerita rakyat
yang melekat di ingatan, tulisan ilmiah pun harus mampu mengajak pembaca
memahami temuan kita. Karena itu, menulis adalah keterampilan berkomunikasi dan
inti dari komunikasi adalah bercerita,” kata Wakil Menteri Pendidikan Tinggi,
Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Prof Stella Christie.
Hal itu ia kemukakan saat tampil sebagai pembicara pada “Workshop Kamp Inklusif Penulisan Artikel Ilmiah dan Publikasi” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, di Balai Sidang Muktamar Muhammadiyah ke-47 Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 23 Juli 2025.
Stella Christie juga menyebutkan tiga hal
penting dalam penulisan ilmiah yaitu bahwa menulis adalah bentuk komunikasi
ilmiah, menulis membutuhkan kemampuan berpikir yang terstruktur, dan
keterampilan menulis hanya bisa dicapai melalui latihan yang konsisten.
“Tidak ada jalan pintas. Semua orang bisa
menjadi penulis akademik yang baik jika terus berlatih dan menulis. Practice,
practice, practice,” kata Stella.
Ia mengatakan, menulis adalah
berkomunikasi, menulis adalah berpikir, dan kita harus memikirkan strukturnya.
Menulis juga dipelajari melalui praktik. Kita harus banyak menulis agar bisa
menjadi penulis yang baik. Dan evolusi karier, di mana pun, di ekosistem mana
pun, di Indonesia juga begitu.
“Biasanya memang seperti age index, lalu
jumlah sitasi, dan jumlah tahun sejak publikasi, itu biasanya terus naik, naik,
dan naik. Nah, jadi yang saya ingin tekankan itu apa? Begitu satu atau dua itu
sudah masuk, bahkan akan lebih gampang, lebih gampang, lebih gampang lagi. Yang
biasanya paling susah itu yang pertama nembus Q1. Itu yang paling susah. Begitu
nembus, nah, udah biasanya lebih gampang. Jadi harus sering-sering,” kata
Stella.
Kenapa publikasi, tanya Wamen, lalu
menjawab sendiri pertanyaannya bahwa alasan pertama mengapa kita ingin
menerbitkan (publikasi) tentu saja adalah untuk mendapatkan dana penelitian, untuk
mendapatkan uang dana riset, karena pasti yang dilihat adalah track record dari
publikasinya.
“Alasan kedua, berdampak pada pengabdian
kepada masyarakat, yaitu untuk memengaruhi kebijakan dan praktik. Kebijakan
bisa berarti kebijakan pemerintah, tetapi juga bisa berupa kebijakan yang
dijalankan oleh industri, atau oleh orang-orang di sekitar kita. Adapun praktik,
itu bisa mencakup segala jenis praktik yang dilakukan oleh umat manusia,” kata
Stella, seraya melanjutkan bahwa alasan ketiga yaitu pengakuan dan kemajuan
karier.
Unismuh Kolaborasi 40 Riset Internasional
Rektor Unismuh Makassar Dr Abdul Rakhim
Nanda dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang
diberikan kepada Unismuh Makassar sebagai tuan rumah Workshop Kamp Inklusif
Penulisan Artikel Ilmiah dan Publikasi.
“Ini merupakan kehormatan dan kebahagiaan
besar bagi kami, khususnya sebagai perguruan tinggi swasta di kawasan timur
Indonesia,” kata Rakhim Nanda.
Pada kesempatan itu, ia memaparkan sekilas
tentang Unismuh Makassar, bahwa Unismuh Makassar memiliki 8 fakultas, ditambah
Program Pascasarjana, dengan total 57 program studi yang terdiri dari D-3, S-1,
S-2, S-3, serta program profesi.
“Alhamdulillah, pada tahun 2024,
Universitas Muhammadiyah Makassar telah meraih status akreditasi Unggul. Seluruh
lembaga di lingkungan kampus kami juga telah bersertifikasi ISO, sebagai wujud
dari komitmen terhadap manajemen pendidikan yang profesional dan terstandar,”
kata Rakhim.
Dalam hal reputasi internasional, Unismuh
Makassar tahun 2025 ini berhasil masuk dalam pemeringkatan Times Higher
Education pada posisi 1100–1500 dunia.
“Hal ini menjadi perhatian media nasional,
karena dari 16 perguruan tinggi swasta besar di Indonesia yang masuk
pemeringkatan ini, hanya satu dari luar Pulau Jawa, yaitu Universitas
Muhammadiyah Makassar,” tutur Rakhim.
Untuk SDM, Unismuh Makassar memiliki
sekitar 800 dosen, dengan 287 di antaranya berpendidikan S-3, dan 523 bergelar
magister. Sebanyak 50–60% dosen telah tersertifikasi, dan saat ini terdapat 88
dosen yang sedang melanjutkan studi S-3. Jika semua rampung, maka 65% dosen
kami akan berpendidikan doktor.
“Di bidang riset dan pengabdian, tahun ini
kami menjalankan 40 kegiatan kolaborasi riset internasional dan 26 kegiatan
pengabdian kepada masyarakat,” papar Rakhim.
Sertifikasi Berbasis Kinerja
Berbeda dengan workshop konvensional,
kegiatan Workshop Kamp Inklusif Penulisan Artikel dan Publikasi Internasional
Tahun 2025 di Unismuh Makassar menerapkan sistem sertifikasi berbasis kinerja.
Peserta hanya akan mendapatkan sertifikat
digital apabila mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan menunjukkan bukti
telah melakukan submit artikel ke jurnal yang dituju. Sertifikat akan
ditandatangani oleh pimpinan perguruan tinggi asal peserta dan Direktur Bina
Talenta Penelitian dan Pengembangan Kemdiktisaintek.
Selain materi dan sesi bedah artikel,
peserta juga difasilitasi dengan akomodasi penuh, termasuk konsumsi dan
fasilitas kerja selama kegiatan berlangsung. Format ruang kelas juga dirancang
fleksibel, mulai dari model classroom untuk pemaparan materi hingga sistem meja
kelompok untuk sesi pendampingan penulisan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi model baru
dalam pengembangan kapasitas publikasi ilmiah nasional, khususnya untuk membuka
akses inklusif bagi peneliti dari berbagai latar institusi dan wilayah.
Selain 40 peserta terpilih, kegiatan ini
juga dihadiri oleh sekitar 500 dosen dan 100 mahasiswa dari berbagai kampus di
Sulawesi Selatan.
Turut hadir pada kegiatan ini Direktur
Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, Direktur Bina Talenta Riset
dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Heri Kuswanto, Kepala Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi Wilayah IX Kemdiktisaintek, Dr Andi Lukman, Ketua Badan
Pembina Harian Unismuh Makassar, Prof Gagaring Pagalung, Wakil Rektor I Prof
Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor II Dr Ihyani Malik, dan para pimpinan Unismuh
Makassar. (zak)
