Unismuh Makassar Terima Rekomendasi Pembukaan Prodi Kedokteran Gigi dari Kemenkes RI

Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, Anna Kurniati, memberikan sambutan pada acara Visitasi Usulan Pembukaan Prodi Sarjana Kedokteran Gigi & Profesi Dokter Gigi, di Aula FKIK Unismuh Makassar, Rabu, 16 Juli 2025. (Foto: Humas Unismuh Makassar)

 

-----

Rabu, 16 Juli 2025

 

Unismuh Makassar Terima Rekomendasi Pembukaan Prodi Kedokteran Gigi dari Kemenkes RI

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menerima rekomendasi pembukaan Program Studi Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi dari Kementerian Kesehatan RI.

Rekomendasi diserahkan oleh Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kemenkes, Anna Kurniati SKM MA PhD, kepada Rektor Unismuh Dr Abdul Rakhim Nanda, pada acara Visitasi Usulan Pembukaan Prodi Sarjana Kedokteran Gigi & Profesi Dokter Gigi, di Aula FKIK Unismuh Makassar, Rabu, 16 Juli 2025.

Penyerahan rekomendasi disaksikan Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Makassar Prof Gagaring Pagalung, Wakil Rektor I Prof Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor II Dr Ihyani Malik, Wakil Rektor III Dr Mawardi Pewangi, Wakil Rektor IV Dr Burhanuddin, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Prof Suryani As’ad.

Juga Ketua Senat dan Ketua Tim Kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sri Oktawati, Direktur RSUD SyekhYusuf Gowa, Direktur RS PKU Muhammadiyah Unismuh Makassar.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Universitas Muhammadiyah Makassar membuka Fakultas Kedokteran Gigi dan berkolaborasi dengan FKG Unhas sebagai institusi pengampu. Kami berharap proses ini berjalan lancar dan cepat, dengan tetap memperhatikan seluruh persyaratan dan standar mutu,” kata Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kemenkes, Anna Kurniati.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan kolegium dalam proses pendampingan penyusunan kurikulum, agar kurikulum yang disusun sesuai dengan standar kompetensi nasional.

Hal ini menjadi penting karena pendidikan tenaga medis harus berujung pada kelulusan uji kompetensi. Tanpa sertifikat kompetensi dari kolegium, lulusan tidak bisa memperoleh STR dari KKI, yang berarti tidak bisa menjalankan praktik profesi.

“Jadi, penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan tidak berhenti pada penyerahan ijazah dan gelar, tetapi juga harus menghasilkan lulusan yang benar-benar kompeten dan memenuhi seluruh persyaratan praktik. Kami harapkan Universitas Muhammadiyah Makassar dan FKG yang akan dibentuk mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya memenuhi, tetapi juga melampaui standar kelulusan uji kompetensi. Ini adalah tanggung jawab besar, dan karena itu kami mendorong adanya sinergi erat antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Diktisaintek dalam seluruh proses ini,” tutur Anna.

 

Hasil Kerja Kolektif

 

Rektor Unismuh Makasar Dr Abdul Rakhim Nanda, dalam sambutannya menyampaikan bahwa awalnya Unismuh Makassar kesulitan mendapatkan fakultas pembina, karena sebagian besar Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia sudah memiliki tiga Prodi binaan.

“Namun, alhamdulillah, karena adanya restrukturisasi pembinaan, kami diberi kesempatan untuk dibina oleh Unhas. Ini adalah pelajaran bagi kita semua: jangan sampai stagnan dalam proses, karena peluang bisa saja berpindah,” ungkap Rakhim.

Ia percaya bahwa pembukaan Prodi baru seperti Prodi Kedokteran Gigi hanya dapat terwujud jika kita bertemu dengan orang-orang yang memiliki semangat dan visi yang sama.

“Awalnya, banyak yang ragu, karena memang biayanya lebih tinggi dibanding pendidikan dokter umum, tetapi kami kemudian bertemu dengan orang-orang yang justru memotivasi, yang berkata, ‘kalau sudah ada rumah sakit dan pendidikan dokter, kedokteran gigi tinggal disinergikan’. Kata-kata itu membesarkan hati kami. Maka, kami pun melangkah, bismillah. Dan alhamdulillah, sampai pada tahap ini, berkas dan kesiapan kita sudah berjalan sejauh ini,” kata Rakhim.

Ia sangat mengapresiasi kerja keras seluruh tim, baik yang terlihat maupun yang bekerja di balik layar.

“Saya sadar, sebagai rektor, saya hanya memberikan dukungan, tetaapi keberhasilan ini adalah hasil dari kerja kolektif yang luar biasa dari semua pihak,” kata Rakhim.

 

Benchmarking ke Malaysia

 

Dekan FKIK Unismuh Makassar Prof Suryani As’ad, dalam sambutannya mengatakan, perjalanan pembukaan Prodi Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unismuh Makassar telah melalui proses panjang dari bulan ke bulan, dengan berbagai persiapan dan pendampingan.

“Kami sangat berterima kasih atas bimbingan dari FKG Universitas Hasanuddin, serta pendampingan intensif dari institusi-institusi lain di Indonesia seperti UGM dan UI. Juga dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah. Bahkan kami juga telah melakukan benchmarking ke beberapa institusi di Malaysia, serta beberapa FKG di Indonesia, seperti Universitas Trisakti, Rumah Sakit Unhas, dan fakultas kedokteran gigi di wilayah Jawa,” papar Suryani.

Semua proses, katanya, dilakukan sebagai bentuk kesungguhan dalam mempersiapkan Prodi Kedokteran Gigi sebaik-baiknya, mulai dari aspek SDM, sarana prasarana, hingga pengembangan kurikulum yang mengacu pada standar-standar terbaru dari Kementerian.

“Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh tim yang telah bekerja keras, khususnya Tim Task Force yang dipimpin oleh Dr. Maisara. Setiap komponen kami siapkan secara maksimal dengan harapan memenuhi standar ideal dan objektif, mengingat pentingnya keberadaan FKG di wilayah Indonesia Timur,” kata Suryani.

 

Gedung 11 Lantai

 

Ketua BPH Unismuh Makasar Prof Gagaring Pagalung dalam sambutannya mengatakan, BPH Unismuh Makassar telah mempersiapkan sebuah kawasan seluas kurang lebih tiga hektar yang disebut sebagai Center for Health and Medical Development.

“Di kawasan ini, telah berdiri gedung Rumah Sakit Unismuh Makassar yang memiliki tujuh lantai dan telah beroperasi. Selain itu, kami juga tengah menyelesaikan pembangunan gedung Fakultas Kedokteran yang terdiri atas sebelas lantai. Insya Allah, dalam waktu dekat, sebagian besar aktivitas Fakultas Kedokteran akan dipindahkan ke gedung baru tersebut, dan pada saat yang sama, kami akan mengintegrasikan pengembangan Program Studi Kedokteran Gigi di dalamnya,” papar Gagaring.

Program Profesi Kedokteran Gigi, tambahnya, merupakan bagian dari pengembangan profesi kesehatan yang diakui oleh pemerintah, sama halnya dengan profesi apoteker, arsitek, akuntan, dan lainnya.

“Fungsi BPH adalah memastikan kesiapan sarana dan prasarana, baik hardware maupun software, agar sesuai dengan persyaratan pembukaan program studi. Alhamdulillah, seluruh kebutuhan dasar untuk pembukaan Prodi Kedokteran Gigi ini telah kami siapkan. Kami berharap para asesor dari Kemenkes dapat melihat langsung kesiapan tersebut, baik dari sisi infrastruktur maupun kesiapan implementasi akademik ke depan,” kata Gagaring. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama