-----
PEDOMAN KARYA
Ahad, 07 September 2025
Kisah Nabi Muhammad SAW (20):
Khadijah Binti
Khuwailid Saudagar Kaya Membenci Berhala
Penulis: Abu Hasan Ali An-Nadwi
Namanya Khadijah binti Khuwailid. Sosoknya
cantik dan anggun. Setelah ayah dan ibunya meninggal, saudara-saudara Khadijah
saling membagi harta kekayaan peninggalan orangtuanya. Namun, Khadijah sadar
bahwa kekayaan dapat membuat orang hidup menganggur dan berfoya-foya.
Dia dikaruniai kecerdasan yang luar biasa
dan kekuatan sikap untuk mengatasi godaan harta. Maka dari itu, Khadijah pun
memutuskan untuk membangun kekayaannya sendiri berbekal warisan orangtuanya.
Tidak lama kemudian, Khadijah telah
membuktikan bahwa kalau pun tidak mendapat harta warisan, dia mampu mendapatkan
kekayaan itu dari hasil jerih payahnya sendiri.
Dengan harta yang diperolehnya, Khadijah
membantu orang-orang miskin, janda, anak-anak yatim, dan orang-orang cacat.
Jika ada seorang gadis yang tidak mampu, Khadijah menikahkan dan memberi mas
kawinnya.
Khadijah lembut dan ramah. Walau menjadi
pemimpin tertinggi dalam menjalankan bisnis keluarga sepeninggal ayahnya, dia
juga mau menerima saran-saran orang lain. Khadijah tidak menyukai adanya jarak
hubungan antara atasan dan bawahan. Dia menganggap bawahan sebagai rekan kerja
yang pantas dihormati.
Khadijah sendiri selalu tinggal di rumah.
Karena itu, biasanya dia minta bantuan seorang agen, jika sebuah kafilah sedang
dipersiapkan untuk pergi ke luar negeri. Orang yang dimintai bantuan itu
bertanggungjawab membawa barang-barang dagangannya untuk dijual ke pasar-pasar
asing.
Khadijah sangat teliti memilih seorang
agen. Dia juga sangat lihai merencanakan waktu keberangkatan kafilah dan tempat
tujuannya sebab barang akan terjual dengan cepat pada waktu dan tempat yang
tepat.
Begitu suksesnya Khadijah sebagai seorang
saudagar, sampai-sampai jika sebuah kafilah Quraisy berangkat dari Mekah, bisa
dipastikan lebih dari separuhnya adalah harta perdagangan milik Khadijah.
Dia seperti mempunyai sentuhan emas.
Diibaratkan jika dia menyentuh debu, debu ini akan berubah menjadi “emas”.
Karena itu, penduduk Mekah menjulukinya “Ratu Quraisy” atau “Ratu Mekah.”
Kalau hanya kekayaan yang menjadi ukuran,
tentu Allah tidak akan menjadikan Khadijah (kelak) sebagai istri seorang rasul.
Pasti ada sifat lain yang lebih utama yang membuatnya sepadan dengan Muhammad
(Catatan: Sebuah kafilah dagang pada masa
itu ibarat kampung bergerak. Hewan beban berjumlah 1000 sampai 2500 ekor dan
diiringi seratus sampai tiga ratus orang. Kafilah perlu organisasi yang baik,
biaya besar, dan keberanian yang cukup. Jika ada perampok, seluruh anggota
kafilah harus berani menyabung nyawa untuk mempertahankan harta yang
dibawanya)
Wanita Suci
Khadijah mempunyai seorang paman bernama
Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah sanak saudara Khadijah yang paling tua. Dia
sangat mengutuk kebiasaan bangsa Arab Jahiliah yang menyembah berhala, sehingga
menyimpang jauh dari apa yang diajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Waraqah sendiri adalah hamba Allah yang
setia dan lurus. Dia tidak pernah meminum minuman keras dan berjudi. Dia murah
hati terhadap orang-orang miskin yang membutuhkan pertolongannya.
Khadijah sangat terpengaruh pemikiran
Waraqah bin Naufal. Khadijah juga sangat membenci berhala dan patung-patung
sesembahan. Bersama beberapa keluarganya, Khadijah adalah pengikut setia ajaran
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Jika mendengar ada seorang anak perempuan
akan dikubur hidup-hidup, Waraqah dan Khadijah akan segera menemui sang ayah
dan mencegah perbuatannya. Jika kemiskinan yang menjadi alasan rencana
pembunuhan itu, Khadijah dan Waraqah akan membeli anak itu dan membesarkannya
seperti anak kandung sendiri.
Sering kali beberapa waktu setelah itu,
ayah si anak menyesali perbuatannya dan mengambil putrinya kembali. Waraqah dan
Khadijah akan memastikan dulu bahwa anak itu akan diasuh dengan benar dan
disayangi, setelah itu barulah dia mengizinkan sang ayah membawa pulang anaknya
kembali.
Budi pekerti Khadijah yang agung, santun,
lembut dan penuh keteladanan ini membuat semua orang menjulukinya juga sebagai
Khadijah At Thahirah atau Khadijah yang suci.
Pertama kalinya dalam bangsa Arab, seorang
wanita dijuluki demikian, padahal orang Arab pada masa jahiliah itu sangat
mengagungkan laki-laki dan merendahkan wanita.
(Catatan: Selain Khadijah, ada pula
beberapa saudagar wanita terkenal, di antaranya adalah: ~ Hindun, istri Abu
Sofyan, dan ~ Asma binti Mukharribah, ibu Abu Jahal).
Para saudagar wanita ini biasanya juga menjual keperluan wanita, seperti pakaian, parfum, perhiasan emas dan perak, permata dan obat-obatan. Barang-barang ini tidak memerlukan banyak ruang, ringan dan laku keras di mana-mana. (bersambung)
.....
Kisah sebelumnya:
