------
Jumat, 19 September 2025
Menelisik Publikasi
Internasional Balon Rektor Unhas
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas)
Periode 2026-2030 akan memasuki periode penyaringan di Senat Akademik. Sebanyak
93 anggota Senat Akademik Unhas akan menentukan pilihan pada awal bulan
November 2025. Nama-nama Bakal Calon Rektor akan diserahkan oleh Majelis Wali
Amanat kepada Senat Akademik pada 01 Oktober 2025.
Saat ini terdapat
enam bakal calon Rektor Unhas yaitu Prof Jamaluddin Jompa (petahana), Prof Budu,
dr. Marhaen Hardjo PhD, Prof Sukardi Weda, Prof Muhammad Iqbal Djawad, dan Dr Zulfajri
Basri Hasanuddin.
Sebagai calon
pimpinan di lembaga pendidikan tinggi, para figur yang saat ini berstatus bakal
calon Rektor tentu saja harus memiliki kemampuan manajerial. Namun yang tidak
kalah penting adalah status dan reputasi akademik individual.
Dalam melaksanakan
tugas pimpinan perguruan tinggi, maka tanggung jawab yang penting adalah
mencapai tujuan-tujuan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Pemimpin akademik
seharusnya menjadi contoh dalam pencapaian akademik yang terukur, yang diakui
secara umum dalam dunia akademik.
Penelusuran pada
platform yang direkognisi luas, yaitu Scopus Database, Scival, SINTA, dan
Google Scholar, rektor petahana Prof Jamaluddin Jompa tampak memiliki
keunggulan.
Dilihat dari
indikator jumlah publikasi internasional bereputasi (sebagaimana tercatat pada
Scopus), Prof Jamaluddin Jompa memiliki 176 publikasi. Di urutan kedua, Prof.
Budu dengan capaian 59 publikasi internasional.
Selanjutnya berturut-turut
adalah Prof Sukardi Weda (34 publikasi), Marhaen Hardjo PhD (22 publikasi), Dr
Zulfajri Basri Hasanuddin (14 publikasi), dan Prof. Muhammad Iqbal Djawad (13
publikasi), sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut:
Jika dikaitkan
dengan H-indeks Scopus masing-masing bakal calon Rektor Unhas, maka angka ini
relevan dengan posisi Prof Jamaluddin Jompa dibandingkan dengan para figur
lainnya.
H-indeks merupakan
metrik untuk mengukur produktivitas dan dampak seorang ilmuwan berdasarkan
jumlah publikasi ilmiahnya, serta seberapa sering publikasi tersebut dikutip
oleh peneliti lain.
Dalam H-Indeks,
Prof Jamaluddin Jompa telah mencapai angka 35, sementara para bakal calon
Rektor Unhas lainnya belum ada yang mencapai angka 10. Prof Budu dan Prof
Sukardi Weda masing-masing mencatat H-indeks 9, Marhaen Hardjo PhD mencatat
H-indeks 7, sementara Prof. Iqbal Djawad dan Dr. Zulfajri masing-masing
memiliki H-indeks 4.
Hal ini dapat
dilihat pada grafik berikut:
Selanjutnya jika dilihat dari aspek Jumlah Sitasi masing-masing bakal calon Rektor Unhas, baik versi Scopus maupun versi Google Scholar, capaian Prof Jamaluddin Jompa juga tidak tertandingi.
Untuk catatan
angka sitasi di Scopus, Prof Jamaluddin Jompa mencapai angka 6.039, sementara
figur lain bahkan tidak ada yang mencapai angka 300, sebagaimana dapat dilihat
pada grafik berikut:
Begitu juga capaian sitasi sebagai dicatat oleh Google Scholar. Prof Jamaluddin Jompa mencapai angka 9.651, sementara di peringkat kedua yaitu Prof Sukardi Weda yang berada di angka 1.541. Figur-figur lainnya berada di bawah angka 500, sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut:
Sitasi merupakan kutipan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap karya ilmiah peneliti lain. Angka sitasi yang dicapai oleh seorang peneliti menunjukkan pengakuan terhadap validitas, kredibilitas, dan kualitas gagasan ilmiah yang ia miliki, sebagaimana yang telah ia sajikan pada karya-karyanya.
Tingginya sitasi
memiliki hubungan timbal balik dengan kolaborasi internasional yang dimiliki
oleh seorang akademisi dan peneliti. Jika seorang peneliti mempunyai mitra
peneliti internasional yang banyak, biasanya akan berdampak pada peningkatan
sitasi dari karya ilmiahnya. Dan begitu juga sebaliknya, jika seorang peneliti
telah memiliki angka sitasi yang tinggi, maka akan semakin menarik dirinya bagi
mitra-mitra peneliti asing untuk berkolaborasi.
Dengan capaian
pada metriks akademik di level internasional, maka di tingkat nasional juga
dapat dipastikan reputasi akademik Prof Jamaluddin Jompa tidak tertandingi.
Alat pengukur yang
saat diterima luas dalam dunia akademik Indonesia adalah Science and Technology
Index (SINTA) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan
Teknologi, dengan dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Data SINTA Score
keseluruhan menunjukkan bahwa Prof Jamaluddin Jmopa mencatat angka 7.242,
lagi-lagi tertinggi di antara para bakal calon Rektor lain.
Data di atas
menunjukkan bahwa secara akademik, Prof Jamaluddin Jompa memiliki basis yang
kuat untuk melanjutkan kepemimpinan di Universitas Hasanuddin. Ia memahami
strategi dan langkah aktual yang dibutuhkan oleh institusi yang diwujudkan
dalam rencana strategis, program, dan kegiatan terstruktur untuk mewujudkan
kampus sebagai perguruan tinggi berkelas dunia, yang diisi oleh para dosen dan
peneliti dengan reputasi tinggi. (kia)






Sangat rasional Prof JJ melanjutkan posisi Rektor
BalasHapusProf JJ lanjutkan
BalasHapus