-------
Senin, 01 September 2025
Muhammadiyah Ketuk
Hati Masyarakat Sulsel Jaga Persaudaraan dan Perkuat Keadaban
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Sulsel mengetuk hati seluruh masyarakat Sulsel untuk
kembali merapatkan barisan kebangsaan dan memperkuat keadaban publik.
“Kami mengetuk hati seluruh warga Sulawesi
Selatan untuk kembali merapatkan barisan kebangsaan,menjaga persaudaraan,
memperkuat keadaban publik, dan menyelesaikan perbedaan melalui dialog yang
jernih. Semoga Allah SWT menjaga daerah ini dalam kedamaian dan keselamatan,”
kata Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse.
Hal itu ia sampaikan dalam Pernyataan
Sikap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan terkait peristiwa pembakaran
Gedung DPRD Sulsel pada Sabtu dini hari 30 Agustus 2025, dan Gedung DPRD Kota
Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.
Ambo Asse mengatakan, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Sulawesi Selatan menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa
pembakaran gedung DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan DPRD Kota Makassar.
“Peristiwa tragis ini tidak hanya
menghanguskan simbol rumah rakyat, tetapi juga merenggut empat korban jiwa dan
menimbulkan luka mendalam bagi keluarga serta masyarakat. Doa dan empati kami
untuk keluarga para korban, serta penghargaan kepada semua pihak yang berupaya
menenangkan keadaan dan melakukan penanganan darurat,” kata Ambo Asse.
Sehubungan dengan peristiwa itu, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Sulawesi Selatan menyatakan mengajak seluruh elemen masyarakat
menahan diri.
“Jaga keteduhan sosial, hindari tindakan
yang memperluas kerusakan dan jatuhnya korban baru. Nilai kearifan lokal sipakatau,
sipakainge’, sipakalebbi, serta siri’ na pacce, menuntun kita untuk
saling memuliakan dan mencegah mudarat,” kata Ambo Asse.
Muhammadiyah Sulsel juga mendorong
pembukaan ruang dialog dan musyawarah, serta menyatakan siap memfasilitasi
forum yang mempertemukan unsur pemerintah provinsi/kota, DPRD, kepolisian/TNI,
perguruan tinggi, organisasi kemahasiswaan, ormas, tokoh agama dan adat, agar
aspirasi tersalur melalui kanal yang konstruktif.
Hal lain yaitu menangkal provokasi dan
disinformasi. Warga diminta merujuk pada sumber resmi dan tidak menyebarkan
konten yang memanaskan situasi. Insan pers diharapkan mengedepankan verifikasi,
akurasi, dan etika pemberitaan.
“Kami mengajak para khatib dan muballigh
menguatkan pesan damai dalam khutbah dan tausiyah, menjaga jiwa (hifz an-nafs)
dan harta (hifz al-mal) adalah tujuan mulia syariat. Allah tidak menyukai
kerusakan di bumi,” kata Ambo Asse mengutip QS Al-Baqarah ayat 205. (win)
