![]() |
| Direktur PUTM Unismuh Makassar Dr. KH Abbas Baco Miro, mengisi kultum lohor di Masjid Subulussalam Al-Khoory Kampus Unismuh Makassar, Senin, 06 Oktober 2025. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA) |
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 06 Oktober 2025
Ketika Rasulullah
Ditinggalkan Saat Sedang Berkhutbah
Suatu hari, Rasulullah sedang khutbah Jumat.
Ketika itu, khutbah Jumat masih diakhirkan. Khutbah Jumat baru dilakukan setelah
shalat. Para sahabat duduk tenang, fokus mendengarkan khutbah yang dibawakan
Rasulullah.
Saat sedang berlangsung khutbah, datanglah
kafilah dagang milik Dihyah bin Khalifah dari Syam. Ketenangan para sahabat
mulai buyar.
Kejadian itu diceritakan oleh Jabir bin
Abdillah; “Saat itu kita sedang shalat bersama Nabi Muhammad SAW. Kemudian
ketika datang rombongan dagang yang membawa makanan, maka mereka (para sahabat)
berpaling menuju rombongan dagang tersebut, sehingga hanya tersisa dua belas
sahabat.” (HR Bukhari)
Para sahabat mulai gelisah saat genderang
ditabuh sebagai tanda perniagaan sudah dimulai. Namun, masih belum ada yang
beranjak dari tempat duduknya. Masih fokus mendengarkan khutbah yang
disampaikan Rasulullah, padahal hati kecil mereka ingin segera keluar dari
masjid untuk berburu barang dagangan sebelum kehabisan.
Barang dagangan yang dibawa Dihyah berupa
makanan favorit masyarakat Madinah. Dalam riwayat lain, dagangannya tak hanya
makanan saja, tapi juga barang lain dari Syam yang tidak ada di Madinah.
Sungguh sayang untuk dilewatkan. Terlebih, kafilah Dihyah ini belum tentu
datang dalam waktu sebulan.
Namun, tiba-tiba datang seseorang dari
rombongan Dihyah masuk ke masjid, menyampaikan kalau jual-beli sudah siap
dimulai. Maka berhamburlah para sahabat, hingga hanya tersisa dua belas orang,
antara lain Jabir bin Abdillah (perawi hadits), Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan
sahabat lain yang ketabahannya patut diacungi jempol.
Para sahabat tidak fokus lagi pada pesan
langit yang begitu teduh. Pancaran wajah cerah Nabi mereka tinggalkan dan lebih
memilih urusan duniawi. Mungkin mereka berpikir, kalau tidak buru-buru nanti
akan kehabisan barang; bukankah shalat Jumat telah usai, mungkin boleh
ditinggalkan; atau mungkin Nabi Muhammad akan memaafkan karena beliau adalah
pemaaf.
Ketika itu turunlah Qur’an Surah Al-Jumu’ah,
ayat 11, “Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera
menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri
(berkhotbah). Katakanlah, ‘Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada
permainan dan perdagangan’, dan Allah Pemberi Rezeki yang terbaik.”
Demikian dikisahkan Direktur PUTM Unismuh
Makassar Dr. KH Abbas Baco Miro, saat mengisi kultum lohor di Masjid
Subulussalam Al-Khoory Kampus Unismuh Makassar, Senin, 06 Oktober 2025. (asnawin)
