Unismuh Makassar Bukan Universitas Kaleng-kaleng, Banggalah Jadi Alumninya

Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Mohammad Adam Jerusalem PhD, menyampaikan sambutan pada Wisuda ke-86 Unismuh Makassar di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 08 Oktober 2025. (Foto: Humas Unismuh Makassar)

 

------

Rabu, 08 Oktober 2025

 

Unismuh Makassar Bukan Universitas Kaleng-kaleng, Banggalah Jadi Alumninya

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar adalah universitas yang bagus, bukan universitas kaleng-kaleng. Maka banggalah menjadi alumni, banggalah jadi mahasiswa Unismuh Makassar.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mohammad Adam Jerusalem PhD, saat menyampaikan sambutan pada Wisuda ke-86 Unismuh Makassar di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makassar, Rabu, 08 Oktober 2025.

Acara wisuda sebanyak 1.566 lulusan yang dipimpin Rektor Unismuh Dr Abdul Rakhim Nanda, dihadiri Kepala LLDikti Wilayah IX Sultanbatara Dr Andi Lukman, Koordinator Kopertais Wilayah VIII Prof Hamdan Juhannis, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse, serta sejumlah undangan dan para wisudawan.

Adam menegaskan, keberadaan Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar menjadi bukti nyata bahwa kampus ini bukan sekadar universitas biasa.

“Membuat fakultas kedokteran itu bukanlah suatu hal yang mudah. Transformasi kelembagaannya luar biasa. Ibarat enam kali lipat lebih berat usahanya daripada proyek yang lain. Tidak semua perguruan tinggi bisa membuat itu,” ujarnya dengan penuh kebanggaan.

Ia kemudian menuturkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Unismuh Makassar merupakan anugerah besar yang harus dijaga.

“Kepercayaan bukan hal yang mudah untuk diraih maupun dipertahankan. Ada sekian ribu mahasiswa yang masuk ke Unismuh Makassar Muhammadiyah. Ini merupakan suatu kepercayaan yang luar biasa,” kata Adam.

“Oleh karenanya, kami haturkan kepada keluarga besar dan adik-adik mahasiswa atau wisudawan, kami aturkan terima kasih atas segala kepercayaan tersebut. Insya Allah kepercayaan-kepercayaan itu akan diteruskan di masa-masa yang akan datang dengan kinerja yang lebih baik oleh Unismuh Makassar,” tambahnya.

Menurut Adam, Unismuh Makassar kini telah menorehkan banyak prestasi membanggakan. Untuk di perguruan tinggi Muhammadiyah, Unismuh Makassar yang tertinggi di kawasan Indonesia Timur dan Tengah.

“Luar biasa. Unismuh Makassar bahkan sudah memiliki peringkat global, 1.300-an dunia,” ungkapnya.

Karena itu, ia menegaskan, tidak ada alasan untuk meragukan kualitas kampus ini.

“Tidaklah salah menyekolahkan, memuliahkan putra-putrinya di Universitas Muhammadiyah Makassar,” ujar Adam.

Ia juga mengharapkan agar berbagai capaian luar biasa tersebut terus ditingkatkan.

“Kami juga mengharapkan peningkatan kinerja-kinerja yang sudah baik untuk terus ditingkatkan oleh para manajemen, pimpinan Unismuh Makassar. Tentu bersama seluruh elemen PTMA yang ada — BPH, persyarikatan setempat, pimpinan wilayah Muhammadiyah, dan pimpinan wilayah Aisyiyah. Insya Allah, dengan sinergi dan harmonisasi antar elemen tadi, Unismuh Makassar akan semakin menjadi lebih baik,” ucapnya.

Kepada para wisudawan, Adam mengajak untuk menengok jejak sejarah dan kebesaran tanah kelahiran mereka.

“Tanah ini, di Sulawesi Selatan, banyak tokoh-tokoh Indonesia yang lahir. Sultan Hasanuddin, BJ Habibie, hingga banyak tokoh nasional lainnya. Setiap kabinet, setiap masa pemerintahan, selalu ada tokoh dari Sulawesi Selatan,” katanya.

Hal itu, lanjutnya, menandakan bahwa masyarakat Sulawesi Selatan memiliki gen pemimpin, intelektual, dan pejuang.

“Itu adalah modal yang sangat bagus untuk mengembangkan diri dan membangun masyarakat di sekitar Anda,” pesannya.

Adam kemudian menekankan, menjadi mahasiswa Unismuh berarti melanjutkan semangat dua tokoh besar Muhammadiyah.

“Pada hari pertama Anda menjadi mahasiswa Unismuh Makassar, sejatinya Anda menjadi Dahlan-Dahlan muda dan Walidah-Walidah muda,” ujarnya.

 

Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah

 

Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah, katanya, adalah teladan dalam berdakwah dengan perbuatan, bukan sekadar kata.

“Mereka berdakwah dengan amal perbuatannya — dakwah bil hal. Muhammadiyah mendirikan rumah sakit dan sekolah sejak sebelum Indonesia merdeka. Menyantuni anak yatim sejak sebelum Indonesia merdeka. Mereka mencerahkan bangsa sekaligus memberdayakan masyarakat,” ungkapnya.

Dua karakter kuat dari Kiai Dahlan dan Nyai Walidah itulah yang diharapkan hidup di setiap lulusan Unismuh.

“Kami harapkan para wisudawan juga menjadi pencerah dan pemberdaya masyarakat di lingkungannya masing-masing, mencerahkan di tempat kerjanya dengan ilmu yang sudah didapat. Unismuh dan alumninya memang beda dari yang lain,” katanya.

Keistimewaan itu, lanjutnya, karena selama kuliah mahasiswa Unismuh telah dicelupi pelajaran akhlakul karimah melalui Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

“Selepas nanti dari perkuliahan, akhlakul karimah itu tetap dibutuhkan dan harus terus dikuatkan. Di dunia kerja pun, kejujuran, integritas, disiplin, kesopansantunan — itu semua wujud akhlakul karimah yang universal,” terang Adam.

Ia pun mengingatkan agar profesionalisme dijunjung tinggi dalam pekerjaan. Di akhir sambutannya, Adam menyampaikan pesan Kiai Dahlan kepada para lulusan.

“Jadilah dokter, jadilah master, jadilah guru, kemudian kembalilah ke Muhammadiyah. Bisa menjadi kader, bisa menjadi simpatisan, bisa menjadi pendukung aktivitas Unismuh dan persyarikatan Muhammadiyah di tengah masyarakat,” katanya.

Sambutannya ditutup dengan doa penuh harapan dan kehangatan:

“Terakhir, doa kami untuk para wisudawan-wisudawati, semoga yang belum mendapatkan pekerjaan, segera mendapatkan pekerjaan. Semoga yang sudah mendapatkan pekerjaan, segera promosi jabatan. Dan semoga yang belum menikah, segera menikah,” pungkas Adam. (zak)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama