-----
Rabu, 05 November 2025
Mahasiswa Penerima
Beasiswa Unismuh Makassar Dilatih Jurnalistik Digital
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melalui Lembaga Pengembangan
Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik bagi
Mahasiswa Penerima Beasiswa Berdampak.
Pelatihan bertajuk “Citizen Journalism:
Membangun Personal Branding dan Reputasi Institusi di Era Digital”, digelar di
Aula Theatre I-Gift Unismuh Makassar, Selasa, 04 November 2025.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua LPKA, Dr. Nenny, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya menulis bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi sebagai sarana membangun inspirasi dan perubahan sosial.
Menurutnya, mahasiswa penerima beasiswa memiliki tanggung
jawab moral untuk menulis jejak kebaikan dan membagikan dampak positif dari
program yang mereka jalani.
“Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan
menulis. Lebih dari itu, ini adalah pelatihan untuk menulis jejak kebaikan,
perubahan, dan inspirasi. Melalui tulisan, kalian akan belajar bagaimana
mengubah pengalaman menjadi pesan yang menggerakkan,” ujar Nenny.
Ia menambahkan bahwa tulisan-tulisan para peserta nantinya akan diterbitkan di media daring seperti Kompasiana.com dan kanal berita Unismuh, sebagai bentuk kontribusi mahasiswa terhadap reputasi institusi dan promosi nilai-nilai kemanusiaan melalui media digital.
Menulis
dengan hati, kata Nenny, menjadi kunci untuk melahirkan karya yang
menginspirasi dan bertahan lama di ruang publik digital.
“Tulisan-tulisan kalian akan membuktikan
bahwa investasi pendidikan adalah langkah paling tepat untuk membangun masa
depan bangsa,” lanjutnya.
Kegiatan pelatihan ini menghadirkan dua
narasumber yakni Dr. Hadisaputra (Kepala Subdirektorat Humas Unismuh
Makassar), dan Sulaeman MM (Staf Humas Unismuh Makassar). Keduanya membawakan
materi bertema Menulis dan Mengedit Berita Berbasis AI serta Publikasi Tulisan
di Kompasiana.com.
Dalam pemaparannya, Hadisaputra
menekankan bahwa kemampuan jurnalistik mahasiswa harus beradaptasi dengan
perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, AI dapat
menjadi alat bantu untuk mempercepat proses penulisan, namun tanggung jawab
utama tetap berada pada jurnalis manusia dalam hal verifikasi dan analisis.
“AI tidak boleh menggantikan peran
jurnalis. Ia harus menjadi mitra dalam proses kreatif, bukan pengganti dalam
peliputan dan verifikasi informasi,” jelas Hadisaputra.
Ia juga mencontohkan bagaimana mahasiswa
dapat menggunakan teknologi untuk menulis berita kampus dengan gaya straight
news seperti koran Kompas, yang menekankan kejelasan, data konkret, dan bahasa
jurnalistik yang lugas.
Sementara itu, Sulaeman, memberikan
panduan teknis kepada peserta tentang cara membuat akun dan mempublikasikan
tulisan di platform Kompasiana.com. Ia menekankan pentingnya personal branding
bagi mahasiswa di era digital, dengan memanfaatkan platform media sosial dan
portal publikasi untuk memperluas dampak tulisan.
Dalam penjelasannya, Sulaeman menuturkan
bahwa mahasiswa perlu memahami etika publikasi digital, termasuk orisinalitas
konten dan penggunaan backlink untuk memperkuat jaringan informasi
antarplatform.
“Menulis di platform publik bukan hanya
soal berbagi informasi, tetapi juga tentang membangun reputasi akademik dan
institusional. Gunakan setiap tulisan untuk memperlihatkan identitas dan
nilai-nilai Unismuh,” ujar Sulaeman yang akrab disapa Pak Dede.
Kegiatan berlangsung interaktif, dengan
sesi tanya jawab dan praktik langsung pembuatan akun serta publikasi artikel.
Mahasiswa antusias mengikuti simulasi menulis dan mengedit berita, serta
menerima umpan balik langsung dari pemateri.
Melalui pelatihan ini, LPKA Unismuh
Makassar berharap mahasiswa penerima Beasiswa Berdampak dapat menjadi duta
literasi digital yang mampu menulis dengan etika, integritas, dan keberpihakan
pada nilai-nilai kemanusiaan. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi
Unismuh dalam memperkuat reputasi institusi melalui narasi positif dan karya
jurnalistik berbasis pengalaman mahasiswa.
“Jadikan pelatihan ini sebagai awal dari
perjalanan menulis kisah inspiratif yang akan berdampak luas bagi masyarakat,”
tutup Nenny. (zak)
