Banyak yang Tidak Percaya Mendengar Berita Meninggalnya Irianto Sulaiman


PEMAKAMAN. Ketua Pimpinan Wilayah Hizbul Wathan Sulsel, Syahrir Rajab memimpin penghormatan dan doa bersama di pusara almarhum Irianto Sulaiman, di Desa Teamate, Kecamatan Pattallasssang, Kabupaten Gowa, Kamis, 11 Juli 2019. Inzet: Irianto Sulaiman. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)






--------
PEDOMAN KARYA
Senin, 15 Juli 2019


In Memoriam Irianto Sulaiman (2):


Banyak yang Tidak Percaya Mendengar Berita Meninggalnya Irianto Sulaiman


Oleh : Asnawin Aminuddin
(Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muhammadiyah Sulsel)


Berita tentang meninggalnya Irianto Sulaiman yang sangat tiba-tiba karena tidak disangka-sangka, langsung menyebar beberapa menit setelah Ramli Haba memposting kabar tersebut di grup-grup WhatsApp (WA).

Tentu saja banyak orang yang tidak percaya karena pada Rabu siang, 10 Juli 2019, almarhum masih sempat beredar di Makassar dan berinteraksi dengan sejumlah orang, baik dengan pengurus dan kader Muhammadiyah, maupun dengan pegawai Kemenag Sulsel.

Karena tidak percaya, mereka pun berupaya mencari tahu kebenaran informasi tentang meninggalnya Irianto Sulaiman. Saya pun langsung menelpon Pak Ramli Haba untuk memastikan kabar tersebut.

“Betul. Pak Anto meninggal beberapa saat yang lalu. Isterinya yang menelpon saya lima menit setelah suaminya meninggal,” kata Ramli Haba dari balik telpon.

Saya kemudian mengajak isteri mendatangi rumah almarhum Irianto Sulaiman di Kompleks Perumahan Bumi Jenetallasa Permai, Blok C3 Nomor 12, Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, karena kebetulan rumah kami hanya berjarak kurang lebih 200 meter.

Tiba di rumahnya, ternyata jenazah almarhum baru saja tiba kembali setelah dibawa ke Puskesmas Pallangga dan telah dibaringkan di atas kasur di ruang tamu.

Saya langsung menyampaikan ucapan turut berduka-cita kepada isteri (Sitti Maryam Bachtiar, dosen Akper Muhammadiyah Makassar), dan kedua anak almarhum (Ahmad Firdaus Irianto, dan Ahmad Furqan Irianto).

Setelah itu saya duduk bersila di samping jenazah almarhum, lalu meminta isteri saya mengabadikan momen tersebut, saat saya sedang membuka kain penutup wajah almarhum dan memegang dahi almarhum sambil mendoakannya.

Foto itulah yang saya sebar melalui grup-grup WA dan setelah itu barulah orang yakin bahwa Irianto Sulaiman memang sudah meninggal dunia. Saya melihat jam di hape dan ternyata sudah hampir jam 10 malam (pukul 22.00 Wita).

Malam itu juga berdatanganlah teman-teman dan handai taulan, serta keluarga almarhum, baik dari pihak dirinya maupun dari pihak isterinya. Para tetangga almarhum juga berdatangan memberikan bantuan untuk mencari kursi bagi para pelayat.

Jumlah pelayat mungkin sekitar 200 orang pada malam itu, termasuk Ramli Haba (Ketua Pimpinan Wilayah V Tapak Suci Putra Muhammadiyah Sulsel), Mahmud Nuhung (Direktur Humas dan Protokol Unismuh Makassar), Ketua Pimpinan Wilayah Hizbul Wathan Sulsel Sharir Rajab, serta Nurhayati Azis (Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel) dan suaminya Achmad AC.

Mereka semua tak menyangka bahwa almarhum Irianto Sulaiman akan pergi selama-lamanya pada malam itu, karena sebagian dari mereka masih sempat bertemu dan bercanda dengan almarhum, termasuk bercanda lewat WA.

Dimakamkan di Pekuburan Muhammadiyah

Malam itu disepakati bahwa jenazah almarhum akan dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah Kota Makassar, di Desa Teamate, Kecamatan Pattallasssang, Kabupaten Gowa, keesokan harinya (Kamis, 11 Juli 2019).

Keesokan harinya, semakin banyak orang yang datang melayat ke rumah duka, termasuk mantan Gubernur Sulsel HM Amin Syam yang kini mendapat amanah sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel. Karangan bunga juga berdatangan, termasuk dari Pj Walikota Makassar Iqbal Samad Suhaeb.

Juga berdatangan kerabat dan teman-teman almarhum dari Tana Toraja, karena almarhum adalah Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tana Toraja yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.

Jenazah almarhum Irianto Sulaiman kemudian dishalati di Masjid Rafi Nurjannah, Borong Untia, yang berbatasan dengan Kompleks Perumahan Bumi Jenetallasa Permai.

Sebelum dishalati, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel HM Saleh Molla yang juga Wakil Rektor IV Unismuh Makassar, terlebih dahulu memberikan ceramah dan dilanjutkan oleh Kepala MAN Tana Toraja, kemudian ditutup oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse, yang sekaligus memimpin shalat jenazah.

Juga hadir di antara jamaah antara lain mantan Ketua BKPRMI Pusat yang kini staf Khusus Presiden RI, Ali Muchtar Ngabalin, Ketua BKPRMI Sulsel Dr Hasid Hasan, Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel / Ketua BPH Unismuh Makassar HM Syaiful Saleh, Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / mantan Rektor Unismuh Makassar Prof Irwan Akib, serta Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gowa Muslin Dg Kila.

Jamaah yang menshalati meluber hingga ke teras masjid bahkan banyak di antara mereka yang tidak mendapat tempat untuk shalat lohor berjamaah, termasuk tidak sempat menshalati jenazah almarhum.

Setelah dishalati, jenazah kemudian dibawa ke Pemakaman Muhammadiyah Kota Makassar, di Desa Teamate, Kecamatan Pattallasssang, Kabupaten Gowa, dan di sana telah menunggu Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Makassar, Subani Martonadi (Daeng Bani). 

Setelah dimakamkan dilakukan penghormatan dan doa bersama yang dipimpin Ketua Pimpinan Wilayah Hizbul Wathan Sulsel, Syahrir Rajab. (bersambung)

------
Artikel terkait:

Siapakah Ini Pak Irianto Sulaiman?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama