Bupati Takalar Berkunjung ke China untuk Pengembangan Kawasan Industri di Mangara’bombang


BERKUNJUNG KE CHINA. Bupati Takalar Syamsari Kitta’ (baju biru, ketiga.dari kiri) bersama Direktur Pengembangan Kawasan PT KBN Persero, R Ahmad Juanedi, Business Development PT KBN Lussi Erniawati dan Ulfa Febrianti Zain, serta perwakilan dari Kementrian BUMN, Amirur Royanata Mardjoko, melakukan kunjungan ke kawasan industri di China, Senin, 02 Juli 2019. (ist)





-----
Kamis, 04 Juli 2019


Bupati Takalar Berkunjung ke China untuk Pengembangan Kawasan Industri di Mangara’bombang



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Bupati Takalar Syamsari Kitta’ bersama Direktur Pengembangan Kawasan PT KBN (Kawasan Berikat Nusantara) Persero, R Ahmad Juanedi, Business Development PT KBN Lussi Erniawati dan Ulfa Febrianti Zain, serta perwakilan dari Kementrian BUMN, Amirur Royanata Mardjoko, melakukan kunjungan ke kawasan industri di China, Senin, 02 Juli 2019.

“Saya bersama tim dari PT KBN mengunjungi dua lokasi kawasan industri, yaitu Zhaoqing untuk melihat tempat pengumpulan dan sortir limbah logam besi, aluminium, dan yang lainnya, sedangkan  lokasi kedua yaitu di Wuzhou, untuk melihat pabrik pengolahan limbah logam menjadi mesin dan peralatan lainnya,” kata Syamsari kepada wartawan, di Takalar, Kamis, 04 Juli 2019.

Dalam kunjungan tersebut, katanya, mereka disambut oleh Owner Winmex Mr Lou, dan dari pihak pemerintah setempat yakni Mr Wang.

Luas kawasan industri yang dikunjungi yakni 2.000 hektar dengan  masing-masing 100 perusahaan di setiap kawasan.

“Ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama dengan PT KBN, lalu dari pihak PT KBN membuat tim untuk mengunjungi kawasan industri yaitu industri daur ulang logam,” jelas Syamsari.

Rencananya, industri daur ulang logam ini menjadi salah satu industri yang akan dibangundi Kawasan Industri Terpadu Takalar oleh pengusaha dari China yang tergabung dalam CRMA.

Industri daur ulang logam ini nantinya akan mengolah bahan baku seperti mobil-mobil bekas dan peralatan berbahan logam lainnya seperti besi, aluminium, dan kuningan.

Di kawasan tersebut juga nantinya akan mengolah logam hasil daur ulang menjadi barang layak pakai seperti mesin dan peralatan mobil, sebagaimana yang dilakukan di Kawasan Industri China dan berhasil berkembang pesat dalam kurun waktu 11 tahun.

“Pemerintah Kabupaten Takalar bersama PT KBN menyiapkan lahan sampai layak untuk menjadi kawasan industri, lalu kelompok pengusaha akan menjadi penyewa di lahan tersebut. Salah satunya yang bersedia adalah kelompok pengusaha Cina yang tergabung dalam CRMA,"l” tutur Syamsari.  

Pembangunan kawasan industri terpadu di Takalar, tambah mantan Anggota DPRD Sulsel dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), nantinya diharapkan akan membuka lapangan kerja baru dan mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal dan regional. (Hasdar Sikki)

------
Artikel terkait:

Impian tentang Kawasan Ekonomi Khusus di Takalar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama