Ketua DPRD Sulsel: Aksara Lontaraq Bisa Masuk Prolegda


AUDIENSI. Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika (kedua dari kanan) foto bersama Ketua Panitia Festival Aksara Lontaraq 2020, Upi Asmaradhana (ketiga dari kiri), Syahruddin Umar (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, kedua dari kiri), Rusdin Tompo (paling kiri), dan Idwar Anwar (keduanya penulis dan penggiat literasi). (ist)





------

Selasa, 23 Juni 2020


Ketua DPRD Sulsel: Aksara Lontaraq Bisa Masuk Prolegda



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Aksara lontaraq yang merupakan aksara khas masyarakat Sulawesi Selatan, bisa diusulkan untuk jadi Program Legislasi Daerah (Prolegda). Dengan catatan, perlu pengkajian mendalam dan melibatkan berbagai kalangan supaya naskah akademik yang dihasilkan layak dibahas menjadi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).

“Perlu dibuatkan naskah akademik yang bagus, jangan sekadarnya saja, sehingga jika menjadi Perda akan efektif diterapkan,” kata Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika, kepada Panitia Festival Aksara Lontaraq 2020 yang melakukan audiensi, di ruang kerjanya, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin, 22 Juni 2020.

Bahkan, menurut perempuan pertama yang jadi Ketua DPRD Sulsel itu, aksara lontaraq ini bisa jadi Ranperda inisiatif DPRD melalui Komisi E yang membidangi kesejahteraan rakyat.

Dia menyebutkan, mitra kerja Komisi E antara lain Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, serta Dinas Pendidikan.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin itu menaruh perhatian terhadap lontaraq karena banyak arsip lontaraq kita justru berada di Belanda. Ia juga prihatin ketika mengetahui bahwa pengajaran lontaraq di sekolah-sekolah bukan merupakan pembelajaran wajib dengan berbagai alasan.

“Perlu ada kebijakan sebagai dasar hukun yang nanti bisa jadi rujukan pembelajaran dan penerapan aksara lontaraq,” imbuh Ina.

Ketua Panitia Festival Aksara Lontaraq 2020, Upi Asmaradhana, menyampaikan bahwa festival ini merupakan sebuah gerakan bersama dengan leading sector Dinas Pendidikan, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel.

Bersama kedua dinas tersebut, kata Upi, ada banyak pihak bisa terlibat, mulai dari seniman, budayawan, akademisi, penggiat literasi, dan mereka yang peduli terhadap pentingnya menyelamatkan dan mengaktualisasikan aksara lontaraq agar tidak punah.

Upi juga mengemukakan bahwa Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Mohammad Hasan Sijaya, bertekad menjadikan Festival Aksara Lontaraq ini sebagai agenda tahunan yang ikonik.

“Festival ini merupakan gotong royong kebudayaan bagi kemajuan peradaban Sulsel dan Indonesia,” jelas Upi yang melakukan audiensi bersama Syahruddin Umar (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel), Rusdin Tompo, dan Idwar Anwar (keduanya penulis dan penggiat literasi). (din)

-------
Berita terkait:

Festival Aksara Lontaraq 2020 Digelar Selama Dua Bulan 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama