Mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif (2-habis)


Pelantikan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tema “Aktualisasi Ideologi Gerakan dalam mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif”, merupakan upaya untuk menumbuhkan kembali kesadaran dakwah transformatif yang telah ditanamkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. (Kahar)



--------

PEDOMAN KARYA
Kamis, 22 Agustus 2019


Mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif (2-habis)


Oleh: Kahar
(Ketua IMM FE Bisnis Unismuh Makassar periode 2014/2015)

Kepemimpinan Profetik

Banyak literature yang dapat kita jadikan acuan untuk mendefinisikan arti kata profetik. Dari asal katanya profetik berasal dari “profhet” yang berarti nabi. Secara istilah profetik berarti An-nubuwwah/semangat kepemimpinan ala nabi dalam hal ini kita nisbahkan kepada kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW.

Kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan yang membebaskan penghambaan manusia kepada  manusia lainnya menjadi penghambaan hanya kepada Allah semata. Kuntowijoyo dalam tafsir kritisnya terhadap Alquran surah Al-Imran :110 mengatakan bahwa kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan yang membawa misi humanisasi, liberasi dan transendensi.

Kuntowijoyo menafsirkan kepemimpinan profetik yang pertama adalah “ta’muruna bil ma’ruf”, yang diartikan sebagai misi humanisasi yaitu misi yang memanusiakan manusia, mengangkat harkat hidup manusia, dan menjadikan manusia bertanggung jawab atas apa yang telah dikerjakannya.

Kepemimpinan profetik yang kedua adalah “tanhauna ’anil munkar” yang diartikan sebagai misi liberasi, yaitu misi membebaskan manusia dari belenggu keterpurukan dan ketertindasan.

Kepemimpinan profetik yang ketiga adalah “tu’minuna Billah” yang diartikan sebagai misi transendensi, yaitu manifestasi dari misi humanisasi dan liberasi yang diartikan sebagai kesadaran ilahiyah yang mampu menggerakkan hati dan  bersikap ikhlas terhadap segala yang telah dilakukan.

Menurut hemat penulis, kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan “ala kenabian”, yaitu fathonah, amanah, tabligh, dan siddiq. Mari kita kontekstualisasikan makna dari keempat sifat tersebut.

Pertama, sifat fathonah yaitu sifat mensyaratkan manusia yang menjadi pemimpin harus cerdas dalam segala hal.

Yang kedua adalah amanah, sifat ini mensyaratkan pemimpinnya tidak meninggalkan amanah di tempat yang semula lalu mengejar amanah ditempat lain yang kadar dan kualitasnya sama hanya karena sumber daya yang ada tidak memadai.

Contoh kasus adalah ketika ada seorang pimpinan IMM yang memiliki amanah dalam sebuah struktur lalu meninggalkan demi amanah yang sama dalam tempat yang berbeda. Dalam pandangan penulis itu merupakan sikap oportunis yang didasari dengan kerakusan dan pragmatisme.

Ketiga adalah sifat tabligh, merupakan instrumen kepemimpinan yang mensyaratkan bahwa apa yang baik harus disampaikan dengan hikmah (baca: tegas dan konsisten), lalu menjadi pertanyaan adalah kebaikan apa yang harus disampaikan kalau pemimpinnya mengabaikan amanah (kebaikan)?

Keempat adalah siddiq, yaitu sikap jujur terhadap diri sendiri, orang lain dan terhadap amanah itu sendiri. Jujur adalah perilaku Nabi yang mengantarkan beliau mendapat gelar Al Amin atau terpercaya. Lalu bagaimana cara mempercayai seorang pemimpin yang lari dari amanah?

Gerakan Transformatif IMM

Istilah transformasi bisa ditemukan dalam buku Kuntowijoyo, “Identitas Politik Umat Islam”. Dalam buku tersebut terdapat beragam istilah di antaranya Transformasi Politik, dan Transformasi Budaya.

Istilah ini juga muncul pada trend pemikiran Islam yaitu “Teologi Transformatif” (Sosialisme Demokrasi Islam), tetapi pandangan yang hendak disampaikan pada tulisan ini bukan pemikiran teologi transformatif, melainkan gerakan dakwah yang didasari semangat transformasi melalui tatanan masyarakat secara utuh dan menyeluruh.

Gerak langkah transformatif bagi level pimpinan komisariat, pimpinan cabang, dewan pimpinan daerah, serta dewan pimpinan pusat IMM adalah mewarisi semangat dakwah transformatif dari Rasulullah Muhammad SAW.

Beliau berhasil membuat tatanan masyarakat dari segala aspek baik itu aspek ideologi, politik, social, budaya, ekonomi, pendidikan bahkan system keamanan negara dan struktur negara. Semangat itulah yang mesti dirawat kembali oleh kader IMM sebagai bentuk penegasan atas kenabian Rasulullah Muhammad SAW.

Pelantikan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tema “Aktualisasi Ideologi Gerakan dalam mengkonstruk Kepemimpinan Profetik Menuju IMM FEB yang Transformatif”, merupakan upaya untuk menumbuhkan kembali kesadaran dakwah transformatif yang telah ditanamkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Tema tersebut sangat seksi menurut penulis, mengingat kondisi gerakan mahasiswa, khususnya IMM itu sendiri yang mengalami kegamangan dan kelatahan dalam bergerak, sehingga muncullah pertanyaan bahwa bentuk transformasi seperti apa yang hendak dilaksanakan oleh Pimpinan Komisariat FEB Unismuh Makassar satu periode ke depan?

Langkah dan strategi apa yang hendak dicetuskan oleh pimpinan periode ini untuk menanamkan kembali semangat dakwah transformasi di tengah-tengah masyarakat kampus yang pragmatis, oportunis, dan terkesan hedon dalam era Industri 4.0 ini?

Sikap optimisme dan harapan itu kita serahkan sepenuhnya kepada para pimpinan yang dilantik semoga betul akan membawa IMM FEB menuju transformasi yang bias melahirkan tatanan yang lebih di Fakultas Ekonomi.

Tulisan ini saya nisbahkan sebagai nalar kritis dan kesadaran atas nama kader menjelang pelantikan Pikom IMM FEB Unismuh Makassar. Kalaupun tulisan ini pada akhirnya hanya dianggap sebagai angin lalu yang tak perlu digubris, maka saya serahkan sepenuhnya kepada sang pemilik alam semesta. Wallahu a’lam bissawab. ***

Penulis, Kahar, adalah Ketua Bidang Organisasi Pikom IMM Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar periode 2013/2014, Sekretaris Umum PC IMM Kabupaten Takalar 2014-2015,
Ketua Umum Pikom IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar periode 2014/2015, Ketua Umum PC IMM Kabupaten Takalar periode 2015-2016, Ketua Bidang Organisasi DPD IMM Sulsel 2016-2018, serta Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel 2016-2018.

------

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama