Dipaksai Bapaka Pakai Baju Perempuan Kodong

“Dipaksai bapaka pakai baju perempuan kodong,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.

“Eh, bisana itu,” kata Daeng Nappa’.

“Bisa memang. Malahan dipaksai lagi berdiri di pinggir jalan raya dalam keadaan memakai daster,” kata Daeng Tompo’.

“Kenapa bisa?” tanya Daeng Nappa’.


-------

PEDOMAN KARYA

Kamis, 05 Agustus 2021

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Dipaksai Bapaka Pakai Baju Perempuan Kodong

 

 

“Dipaksai bapaka pakai baju perempuan kodong,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh berjamaah di masjid.

“Eh, bisana itu,” kata Daeng Nappa’.

“Bisa memang. Malahan dipaksai lagi berdiri di pinggir jalan raya dalam keadaan memakai daster,” kata Daeng Tompo’.

“Kenapa bisa?” tanya Daeng Nappa’.

“Karena terlalu banyak janji-janjina bapaka waktu kampanye dulu yang tidak bisa natunaikan setelah dudukmi di kursi empuk. Orang Bugis bilang janci mutaroe,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Kodong, kasianna itu,” ujar Daeng Nappa’.

“Janganmaki’ kasihani, karena memang wajar memangtongji dikasi begitu kalau pemimpin pembohong dan suka umbar janji,” kata Daeng Tompo’.

“Kapan kejadianna?” tanya Daeng Nappa’.

“Baru-baru,” jawab Daeng Tompo’.

“Dimana?” tanya Daeng Nappa’ penasaran.

“Di Benua Amerika sana,” jawab Daeng Tompo’ sambil tertawa.

“Ah, kita’ itu, kukiratongmi di negarata’,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum. (asnawin)

 

Kamis, 05 Agustus 2021

#TettaTompo

-------

Obrolan sebelumnya:

Lupakanmi Itu Virus-virus ka, Ayo’mi Kita Hidup Normal Kembali

Kencangna Ini Desakan kepada Bapaka untuk Mundur

PPKM Level IV, Pelan-pelanmaki’ Pak Wali!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama