Khutbah Terakhir Rasulullah di Arafah

KHUTBAH DI ARAFAH. Sampai di Arafah di kawasan Namirah, Rasulullah ﷺ melihat sebuah kemah yang sudah didirikan untuk beliau. Rasulullah pun singgah sampai matahari terbenam di ufuk barat. Rasulullah ﷺ minta agar unta Quswa' dibawa ke tempatnya, dari situ Rasulullah pun bergerak menuju ke Batan Wadi. Di sana sudah banyak orang berkumpul kurang lebih seratus ribu empat puluh empat orang. Rasulullah ﷺ berdiri di depan mereka, kemudian menyampaikan khutbahnya: (int)



-----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 01 Februari 2023

 

 

Kisah Nabi Muhammad SAW (154):

 

 

Khutbah Terakhir Rasulullah di Arafah

 

 

Penulis: Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi

 

Sampai di Arafah di kawasan Namirah, Rasulullah ﷺ melihat sebuah kemah yang sudah didirikan untuk beliau. Rasulullah pun singgah sampai matahari terbenam di ufuk barat.

Rasulullah ﷺ minta agar unta Quswa' dibawa ke tempatnya, dari situ Rasulullah pun bergerak menuju ke Batan Wadi. Di sana sudah banyak orang berkumpul kurang lebih seratus ribu empat puluh empat orang.

Rasulullah ﷺ berdiri di depan mereka, kemudian menyampaikan khutbahnya:

“Wahai umatku sekalian, dengarlah kata-kataku ini, sebenarnya aku tidak tahu apakah aku masih bisa menemui kalian setelah tahun ini. Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram seperti haramnya hari ini, bulan ini, dan tanah ini.”

“Ketahuilah bahwa semua urusan jahiliah sudah tertanam di bawah kakiku ini, darah-darah jahiliah telah tertanam. Darah jahiliah yang pertama kali aku hapuskan adalah darah Ibn Rabiah bin Harith, kejadiannya dia ini dibunuh, ketika sedang mengambil susuan dari ibu susuannya Bani Saad.”

“Riba jahiliah juga sudah dihapuskan, dan riba pertama yang aku hapuskan adalah riba Abbas bin Abdul Mutalib, bahkan semuanya telah dihapuskan sama sekali.”

“Bertaqwalah kamu kepada Allah SWT demi untuk melaksanakan hak kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka sebagai isteri dalam bentuk amanah Allah, kamu halal jima’ dengan mereka dengan menyebut nama Allah, dan kaum wanita juga berkewajiban menjaga agar tidak ada seorang pun masuk ke kamarmu.”

“Sekiranya mereka berbuat demikian maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak parah kepada mereka. Kamu berkewajipan memberi rezeki dan pakaian dengan baik. Sesungguhnya telah aku tinggalkan kepadamu agar kamu tidak sesat setelah ini, berpeganglah kamu dengannya, yaitu kitab Allah.”

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak ada nabi setelah aku, dan tidak ada umat lain selain kamu. Ingatlah agar kamu menyembah Tuhanmu, tunaikanlah fardu shalat lima waktu, berpuasalah kamu di bulan Ramadhan, tunaikan zakat hartamu dengan ikhlas, tunaikan haji ke Baitullah, dan taatilah pemerintahmu niscaya kamu masuk ke dalam surga Rabb-mu. Besok kamu semua akan ditanya mengenai diriku, apa yang akan kamu katakan?” tanya Rasulullah.

Maka kata mereka semua: “Kami menyaksikan bahwa engkau telah menyampaikan, menunaikan dan menasihati kami.”

Dengan mengangkat jari telunjuknya ke arah langit kemudian berkata lagi: “Ya Allah, Ya Tuhanku, saksikanlah.” (sebanyak tiga kali).

Adapun orang yang berteriak (sebagaiman pengeras suara) meneruskan ucapan Rasulullah kepada orang banyak di padang Arafah adalah Rabi'ah bin Umaiyah bin Khalaf.

Setelah selesai menyampaikan khotbah, turunlah firman Allah:

 

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.

Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ma'idah 5:3)

 

Ketika Umar mendengar firman Allah itu dia kemudian menangis dan ketika ditanya, mengapa dia menangis?

Jawab dia: “Karena setelah kesempurnaan akan menyusul pula kekurangan.”

Setelah khutbah Rasulullah itu Bilal pun melantunkan adzan dan iqamah untuk shalat dzuhur. Kemudian dia iqamah pula untuk shalat Ashar tanpa melakukan shalat lain di antara kedua-duanya.

Sesudah itu Rasulullah ﷺ menaiki untanya dan bergerak hingga sampai ke suatu tempat perhentian dengan membiarkan perut untanya Quswa' menyentuh bongkahan batu di situ, sedang barisan pejalan-pejalan kaki berjalan tidak melebihi sejauh pandangan ke depan. Di situ Rasulullah ﷺ menghadap ke arah qiblat,

Rasulullah ﷺ kemudian berdiri sampai matahari terbenam di ufuk langit sebelah barat dan cahaya kuning berangsur-angsur hilang. Usamah pun mengendalikan unta Rasulullah ﷺ sampai ke Muzdalifah, di sana Rasulullah menunaikan shalat Maghrib dan shalat Isya' dengan satu adzan dan dua iqamah tanpa membaca apa-apa, tasbih sekali pun di antara kedua shalat itu.

Rasulullah ﷺ beristirahat, dan tidur hingga subuh. Rasulullah pun menunaikan shalat subuh, kemudian Rasulullah menaiki unta Quswa' dan berjalan sampai ke kawasan Haram (masyh'ar Haram), muka Rasulullah menghadap ke arah kiblat sambil berdoa, bertakbir, bertahlil dan bertahmid. Rasulullah berdiri di situ sampai waktu pagi.

Kemudian Rasulullah ﷺ bergerak lagi dari Muzdalifah ke Mina sebelum matahari naik. Di sini Fadhil bin Abbas mengikuti dari belakang unta Rasulullah sampai ke Batan Mahsar, dengan melalui jalan tengah yang menuju ke Jumrah Kubra.

Sampai di sana ada sebuah pohon yang dikenal dengan nama Jumrah Aqabah. Kemudian Rasulullah ﷺ melontar tujuh batu sambil bertakbir di setiap lontarannya dari Batan Wadi.

Setelah itu Rasulullah ﷺ menuju ke tempat pemotongan hewan. Sebanyak enam puluh tiga (63) ekor unta Rasulullah ﷺ berkurban, kemudian diserahkannya kepada Ali bin Abi Talib tiga puluh tujuh (37) ekor unta untuk dipotong dan membagikannya, jadi jumlah semuanya ada sebanyak seratus ekor unta.

Setelah selesai penyembelihan Rasulullah ﷺ menyuruh agar mengambil sebagian daging dari setiap sembelihan dan dimasaknya. Setelah masak Rasulullah dan Ali pun memakan sedikit dari masakan daging itu dan mencicipi kuahnya.

Kemudian Rasululah ﷺ mengendarai untanya dan bergerak sampai ke Ka’bah, di sana Rasulullah shalat dzuhur, setelah itu mengunjungi orang-orang Bani Abdul Muttalib yang menjaga air zam-zam dan memberi minum kepada para pengunjung.

Melihat situasi itu Rasulullah berkata: “Ayo! Rebut Bani Abdul Muttalib, kalau tidak mengganggu orang banyak, pasti aku ikut serta merebutnya bersama-sama dengan kamu, hadirin pun mengulurkan air kepada Rasulullah dan Rasulullah ﷺ pun meminumnya dengan senang hati.” (bersambung)


-----

Kisah sebelumnya:

Rasulullah Melaksanakan Haji Tahun ke-10 Hijriyah

Pasukan Muslim Kejar Musuh ke Thaif dan Nakhlah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama