Dajjalan Bukan Pinokioan

Dari pada ambil pusing, ayo kita ngopi dulu deh agar lebih enjoy menikmati kebeningan pikiran yang bernurani Lillahi Ta'ala. Dan semoga dengan ngopian, itu akan lebih baik dan berguna daripada ngocehan tentang adu sakti bokong kedunguan yang bersalaman dengan kuburan Dajjalan tanpa berpinokioan berkalam.

 

-----

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 19 Juli 2025

 

Dajjalan Bukan Pinokioan

 

Oleh: Maman A. Majid Binfas

(Sastrawan, Akademisi, Budayawan)

 

Bila ditelusuri di dalam pasaran Google mengenai esensi dari yang diindikasikan Dajjal. Maka, pasar Google akan menunjukkan dengan pemaknaan, adalah sosok yang akan muncul menjelang hari kiamat.

Kemudian, di dalam eskatologi Islam dan Kristen, digambarkan Dajjal sebagai pembohong besar, pembawa fitnah, dan ujian terbesar bagi umat manusia. 

Dalam Islam, Dajjal juga dikenal sebagai Al-Masih ad-Dajjal atau “Mesias Palsu”. Bahkan mengakui dirinya sebagai tuhan. Dalam berbagai hadis, Dajjal digambarkan memiliki ciri-ciri fisik tertentu dan kemampuan menipu yang luar biasa, mungkin tidak terlalu identik dengan julukan kesuperan Pinocchio atau Pinokio di dalam dunia dongeng.

Bahkan jejak goresan tentang Pinokio, pernah saya gores, yakni tepatnya tanggal 23 September 2019.pkl.14.09, dengan topik “Jokowi Bukan Jongos”, sekalipun berbeda konteksnya.

Penggalan goresan itu, menyesalkan akan Cover Majalah Tempo yang memuat gambar foto Presiden Jokowi berhidung panjang ala Pinokio, dan di akhir goresan, yakni sbb.

“Tentu, mengharapkan pemimpinnya berwibawa kepada siapapun, dan tidak terkesan jongen / jongos, termasuk pada Jokowi.

Dan bagaimanapun juga, Jokowi masih Presiden Indonesia, soal suka atau tidak, itu soal lain, dan jangan pula dihina berlebihan, seperti pada cover Majalah Tempo ini.”

Goresan saya kutip kembali ini, tentu sebagai penghangat diksi saja sehingga berliteratur apa adanya, guna berjejak. Tidak dimaksukan untuk mengidentikkan Jokowi yang berjejak Pinokio sebagaimana esensi kesan di dalam goresan ini.

 

Jejak Pinocchio

 

Dongeng Pinocchio ini, jejak awalnya berasal dari seorang pengukir kayu yang sudah tua asal Italia bernama Geppetto mendapat sepotong kayu dari Tuan Cherry.

Geppetto, kemudian berpikir potongan kayu tersebut dapat dijadikan boneka tali. Boneka dibuat berupa anak laki laki yang panjang hidungnya, sebagai simbol kebohongan yang melekat di dalam dirinya, kemudian diberi nama Pinocchio atau di Indonesia disaduran bahasanya menjadi Pinokio.

Cerita Pinocchio merupakan karya fiksi yang paling terkenal dari pengarang Italia, Carlo Collodi. Cerita ini pertama kali diterbitkan di Italia pada tahun 1883. Kemudian. tahun 1940 dibuat menjadi film fantasi musikal klasikal yang berbentuk animasi gaya khas diksi Amerika Serikat. Namun, tak dikira, tentang cerita tentang hidung panjang ini ternyata juga ada di dunia nyata!

Bahkan tokoh yang sering disebut-sebut sebagai “Pinokio di kehidupan nyata” ini adalah Thomas Wedders, pria yang tercatat memiliki hidung terpanjang dalam sejarah.

Jejak sejarahnya, sesungguhnya awal dari pembuat mainan Gepetto menciptakan boneka Pinokio tidal sama dikesankan sebagai pembohong menjadi identiknya. Namun, pembuatnya, ia melakukan doa ala dia, yakni berdoa kepada bintang agar ia menjadi anak laki-laki sungguhan. Beridetik Peri Biru yang muncul akan baik hati dan mengabulkan permintaannya, sehingga Pinokio hidup kembali sebagaimana keinginan ayahnya untuk belajar dengan benar.

Tentu, belajar tidak menjadikan dirinya untuk menjadi Pinokio yang berkesan simbolik yang diidentikkan dengan panjang hidung sebagai pembohong dan berlogika Dajjalan yang dikesankan sebagai pembual kebejatan nan super kedunguan.

 

Rencana Dajjalan

 

Sebagai hamba yang beriman totalitas, maka sudah semestinya berhaqqul yakin dengan tulen kepada firman Allah, di antaranya QS Fathir ayat 43 yang berarti;

“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.”

Keyakinan atau dengan haqqul yakin secara tulen hanya kepada Tuhan, tentu yang sesuai dengan firman-Nya, maka kita tidak akan terkoyak oleh ulah dari para kebejatan yang selalu mempertuhankan kesesatan nyata.

Sekalipun, kita berhadapan mata dengan Dajjal. Apalagi, kalau hanya berhadapan dengan ampasan ceboan dari pasukan Dajjalan yang hanya berlogika dunguan yang otaknya hanya berisi jeroannya saja, tentu tak mempan.

Bila demikian keyakinan, maka sungguh sangat keliru, bila mau ambil pusing dengan kedajjalan akan kelakuan para otak berisi jeroan bokongan. Sekalipuan, mereka melakukan adu kesaktian dungu dengan ampas ceboan dari bokongannya. Berhingga mereka bersungkuran sendiri jadi debu kuburan di dalam beraduan ala kesaktian dungu, dan sungguh tela melampui kadar ke_asfala safilinnya.

 

Adu Kesaktian Bokongan

 

Ada saja durasi kebejatan nan berkedunguan, _ komentar teman yang lagi membersihkan tangannya pada wastafel di rumah makan semi restoran!

Sembari saya tersenyum, berkomentar singkat biarkan saja, untuk menikmati kepedihannya, dan mungkin dengan cara itu, mereka untuk menghalaunya_  yakni dengan gerak kerja apa saja yang tak karuan.

Lalu, teman membalas komentar saya dengan agak panjang, ya kalau kerja bakti benaran.

Tetapi, sialannya, mereka hanya terkesan kerja bakti dalam memperban klosetan sembari adu sakti jampian bokongan. Dasar dunguan dari ampas ceboan.

Bahkan ada juga yang bakar api unggun yang berbarengan dengan kelap kelipin lampu hologen bah kilatan orang nan lagi kekunang-kunangan sebagai pertanda akan dimulai untuk barengan berotasi kedunguan.

Termasuk, memegang dada dengan sebelah tangannya sebagai tanda kode dungunya juga!

Dasar dunguan dari ampas ceboan.

Lalu, saya memotong komentarnya, Sudahlah tak perlu ambil pusing, itu adalah hak mereka untuk berbakti di dalam membuktikan anak kalimatmu tu!

Serentak, Ha ..  ha .. ha....ha...

Dari pada ambil pusing, ayo kita ngopi dulu deh agar lebih enjoy menikmati kebeningan pikiran yang bernurani Lillahi Ta'ala. Dan semoga dengan ngopian, itu akan lebih baik dan berguna daripada ngocehan tentang adu sakti bokong kedunguan yang bersalaman dengan kuburan Dajjalan tanpa berpinokioan berkalam. __ Wallahu'alam


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama