![]() |
“Pak Prof bilang, ijazah itu bukan aib, jadi tidak perlu disembunyikan,” kata Daeng Nappa’. |
------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 09 Agustus 2025
Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:
Ijazah Bukan Aib,
Tak Perlu Disembunyikan
“Cocok juga nabilang Pak Prof,” kata Daeng
Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop batas kota.
“Prof siapa?” tanya Daeng Tompo’.
“Prof Ryass Rasyid, mantan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan mantan Rektor Institut Ilmu Pemerintahan,” jawab
Daeng Nappa’.
“Apa nabilang?” tanya Daeng Tompo’.
“Pak Prof bilang, ijazah itu bukan aib,
jadi tidak perlu disembunyikan,” kata Daeng Nappa’.
“Jadi kalau ada orang, pejabat negara misalnya,
tidak mau memperlihatkan ijazah aslinya dan hanya memperlihatkan fotokopi
ijazahnya, bagaimana itu?” tanya Daeng Tompo’.
“Prof bilang, kalau ijazah disembunyikan
berarti ada masalah dengan ijazah itu,” jawab Daeng Nappa’.
“Cocok juga,” ujar Daeng Tompo’.
“Pak Prof juga heran ketika dikatakan berkas
ijazah Pak Jokowi hilang di KPU, baik di KPU Solo ketika ia maju sebagai Calon
Walikota Solo, maupun di KPU DKI Jakarta ketika maju sebagai Calon Walikoka,
dan di KPU Pusat ketika maju sebagai Calon Presiden RI,” tutur Daeng Nappa’.
“Heran kenapa?” tanya Daeng Tompo’.
“Pak Prof bilang, ketika dikatakan hilang,
seharusnya Jokowi protes dan menuntut KPU dengan hilangnya berkas ijazahnya,
tapi itu tidak dilakukan. Sebaliknya, KPU juga mustinya melaporkan kehilangan
berkas itu ke polisi, tapi itu tidak dilakukan oleh KPU, padahal yang hilang
ini adalah dokumen negara,” papar Daeng Nappa’.
“Berarti aneh memang,” timpal Daeng Tompo’.
“Dari situ, Pak Prof berkesimpulan bahwa Jokowi
tidak punya ijazah sarjana dari Fakultas Kehutanan UGM dan kalau pun ada maka
ijazah itu palsu,” tambah Daeng Nappa’.
“Masuk akal analisanya,” ujar Daeng Tompo’.
“Karena kalau ijazahnya memang ada dan
asli, kenapa tidak ditunjukkan,” kata Daeng Nappa’.
“Itumi juga,” ujar Daeng Tompo’. (asnawin)
Sabtu, 09 Agustus 2025
------
Obrolan sebelumnya: