Ulang Tahun Bukan Sekadar Angka


Ulang tahun adalah saat yang sangat istimewa bukan karena perayaan, tetapi karena ia menjadi pengingat yang dalam: bahwa usia terus bertambah, sementara jatah hidup terus berkurang.


-----

PEDOMAN KARYA 

Selasa, 05 Agustus 2025


Ulang Tahun Bukan Sekadar Angka


Hari ulang tahun bagi sebagian orang adalah momen bahagia untuk berpesta, menerima ucapan selamat, dan menikmati kado dari orang-orang terdekat. Namun bagi saya, ulang tahun — khususnya hari ini ketika saya genap berusia 58 tahun — adalah saat yang sangat istimewa bukan karena perayaan, tetapi karena ia menjadi pengingat yang dalam: bahwa usia terus bertambah, sementara jatah hidup terus berkurang.

Ulang tahun adalah momen kontemplatif. Ia membawa ingatan kembali ke masa kecil yang penuh warna dan keceriaan, masa polos tanpa beban, saat dunia seolah hanya berisi tawa, mimpi, dan kasih sayang keluarga. Tapi seiring bertambahnya usia, kita mulai menyadari bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju akhir, dan setiap ulang tahun adalah penanda bahwa kita semakin dekat dengan titik akhir kehidupan di dunia ini.

Di usia ke-58 ini, saya menjadikan ulang tahun bukan hanya sebagai pengingat masa lalu, tetapi juga ajang evaluasi diri. Apa yang telah saya lakukan selama ini? Sejauh mana amal kebaikan telah ditunaikan? Seberapa banyak dosa dan kelalaian yang belum ditebus? Sudahkah saya berbuat cukup untuk sesama? Sudahkah saya cukup bersyukur dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Saya teringat akan momen-momen ketika dalam kesendirian malam, saat dunia tertidur lelap, saya mencoba bangkit dari pembaringan. Dengan tubuh yang mulai renta, saya berwudhu di tengah dingin, lalu berdiri dalam sunyi untuk menunaikan shalat lail. Saat itulah saya berdoa sepenuh jiwa, memohon ampun atas segala dosa dan kekhilafan yang tak terhitung jumlahnya. Saat itulah saya merasakan betapa lemahnya manusia di hadapan Rabb-nya.

Ulang tahun juga mengingatkan saya akan kematian, sesuatu yang pasti, namun seringkali dilupakan. Saya mencoba mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan setelah mati — alam barzakh yang gelap dan sunyi, hari kebangkitan yang penuh penderitaan, saat manusia bagaikan laron yang beterbangan tanpa arah, menuju Padang Mahsyar yang panas dan mencekam. Hari itu, tak ada lagi pangkat, jabatan, dan pujian. Yang ada hanyalah amal dan dosa, dan penantian yang menegangkan: masuk surga ataukah terjerumus ke neraka.

Oleh karena itu, saya tidak ingin ulang tahun ini berlalu begitu saja. Saya ingin menjadikannya sebagai titik tolak untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mendekatkan diri kepada Allah, lebih banyak berbuat baik, lebih giat beribadah, lebih khusyuk dalam doa, dan lebih sabar dalam menghadapi ujian hidup.

Ulang tahun ke-58 ini bukan sekadar angka. Ia adalah peringatan kasih dari Allah, agar saya tidak terlena oleh dunia, agar saya lebih siap menghadapi kehidupan yang abadi di akhirat.

Ya Allah, panjangkan umurku dalam ketaatan kepada-Mu. Jadikan sisa umurku penuh berkah, dan wafatkan aku dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama